31 Januari, 2009

Moral pun ada ukurannya

"... Dalam pusat kota Rhodos, ibu kota pulau Yunani dengan nama sama, sekarang beridiri sebuah patung untuk menghormati warga pulaunya dari zaman kuno itu. Di bawah patung itu terukir kata-kata Yunani metron ariston yang berarti 'ukuran adalah yang terbaik'. (Boleh dicatat, kata meter kita berasal dari kata Yunani metron ini.)

Peribahasa ini diwarisi kepada kita sebagai pandangan Kleobulos yang membuat dia tergolong orang bijak. Tetapi yang menarik, kata-kata ini tidak menyuarakan suatu pendapat pribadi orang Rhodos ini. Serentak juga kata mutiara ini merumuskan suatu ciri khas kebudayaan Yunani kuno pada umumnya. Dan sukses semboyan ini dalam kalangan Yunani di kemudian hari hanya dimengerti, karena mereka mengakui di sini suatu kunci identitas kebudayaan Yunani.

Berpegang pda ukuran tidak saja merupakan norma atau cita-cita yang diharapkan menandai perilaku manusia, tetapi sudah merupakan kenyataan yang berhasil diwujudkan dalam dunia jasmani...

Secara khusus kriteria ukuran itu berlaku untuk tingkah laku moral. Dalam segalanya yang kita lakukan harus kita berpegang pada ukuran. Barangkali semboyan Kleobulos tadi terutama dimengerti oleh masyarakat Yunani dalam konteks tingkah laku moral ini....

Bangsa Yunani kuno memberi kontribusi besar kepada peradaban dunia di kemudian hari. Dalam hal tahu ukuran pun kita masih dapat belajar dari mereka, khususnya dalam konteks perilaku moral. Tidak perlu kita menganut suatu radikalisme, untuk menjalani kehidupan moral yang baik. Tidak perlu kita menghindari semua perbuatan berisiko. Kita boleh saja terjun dalam lalu lintas kendaraan, asal tahu ukuran dan tidak ngebut. Kita boleh saja menikmati makanan, minuman, rekreasi asal berpegang pada ukuran. Dalam semua situasi ini dan dalam banyak hal lain lagi berlaku kearifan Kleobulos 'ukuran adalah yang terbaik'...

(K. Bertens, Sketsa-sketsa Moral, Yogyakarta, Kanisius, hlm 181-183)

37 komentar:

alberthutama mengatakan...

'Ukuran' memang perlu diperhatikan saat ini terutama dalam masalah moral dan perbuatan rasional yang kita lakukan. Bisa dikatakan, moral adalah syarat utama kita hidup layak di dunia. Kita harus tahu ukuran moral tersebut, jangan sampai kelewatan. Sebagaimana yang dicontohkan, kita boleh saja terjun ke lalu lintas asal tahu ukuran. Dan, menurut saya, contoh yang lebih mudah untuk dimengerti kaum remaja terutama kebanyakan siswa Kanisius, kita boleh saja berpacaran asal tahu ukuran, tidak menjurus ke hal yang aneh-aneh, dan tahu ukuran waktu.

Andre mengatakan...

Ukuran atau lebih tepat disebut Batas memang perlu diperhatikan, terutama di zaman sekarang di mana warga masyarakat cenderung bersifat individualis yang berdampak tindakan semena-mena tanpa 'ukuran' yang semestinya.
'Ukuran' yang sangat jelas berlaku sekarang adalah moral. Tanpa batas moral yang jelas, kita tidak tahu apakah tindakan kita memberi dampak kepada orang lain atau tidak. Seperti ketika memberi sedekah kepada saudara kita yang kurang mampu atau pengemis. Kita bisa saja memberi mereka uang. Pada mulanya memang berdampak baik. Namun, ketika kita terlalu sering memberi kepada mereka, malah akan memberi dampak sebaliknya. Oleh karena, 'ukuran' atau batas dari tindakan moral yang kita lakukan harus diperhatikan agar kita dapat menyampaikan cinta kasih Allah kepada sesama.

Ten No Michi mengatakan...

Leo Nugraha / XI B / 29

"Ukuran" memang diperlukan khususnya dalam masalah moral di kehidupan manusia sebagai masyarakat. Hal ini disebabkan karena moral memiliki sifat yang relatif dan tidak selalu sama, dan selain itu moral sendiri faktanya diperlukan untuk zaman serba cepat seperti ini karena ukuran yang berwujud moral, dewasa ini lebih dikenal sebagai aturan dibuat dengan tujuan lebih dari sekadar mengisi kekosongan. Namun lebih diprioritaskan untuk mengatur perilaku manusia supaya ukuran tersebut dapat mencegah manusia menyalahgunakan hak dan kesempatan yang dimilikinya. Di samping itu dengan adanya ukuran ini, kehidupan manusia pun akan terasa lebih terarah dan fokus, karena umumnya ukuran dalam wujud aturan ini dibuat untuk kemudahan pencapaian tujuan.
Karena itu, pendapat yang menyatakan tentang ukuran sebagai pedoman hidup seakan memberi kita nasihat bahwa ukuran memang diperlukan bagi manusia untuk menciptakan kehidupan bersama yang lebih baik karena memang ukuran diprioritaskan untuk pencapaian tujuan bersama.

Unknown mengatakan...

Menurut saya, memberi batas yang benar-benar pasti pada moral seperti meluruskan benang basah. Sangat sulitlah bagi kita untuk benar-benar menentukan ukuran dan batas-batas pasti dalam moral. Apa yang menjadi batasan pada moral bahkan bisa dikatakan berbeda untuk tiap-tiap individu. Misalnya saja pada kasus kita dapat menyetir dengan cepat asalkan tidak ngebut. Sekarang, berapakah batas 'ngebut' dalam tiap individu? Tentu akan berbeda tiap-tiap individu. Tetapi, kecepatan masih dapat diukur sehingga masih mungkin bagi kita untuk menetapkan batasan universal.
Sekarang, untuk moral. Misalkan saja masalah RUU APP di Indonesia. Karena batasan moral yang berbeda-beda, sulitlah bagi kita untuk benar-benar memberikan batasan yang benar-benar dapat diakui secara universal tanpa terkecuali.
Walaupun begitu, kita sebagai individu tetap harus tahu garis besar dari suatu aturan moral. Misalnya tentang RUU APP.Di Ancol tentu wanita tidak dapat berjalan dengan bikini tetapi di Kuta, mungkin mereka dapat melakukannya.
Jadi menurut saya ukuran dalam moral adalah sebuah ukuran yang rumit yang harus ketat sekaligus fleksibel di setiap keadaan,waktu,atau tempat yang berbeda.
Dhani P XIC/13

candidate cxx- persevere mengatakan...

Ukuran adalah sesuatu yang relatif menurut pandangan orang, sebut saja semut berkata bahwa nyamuk itu besar dan sebaliknya manusia berkata bahwa nyamuk itu kecil..
Artinya perlu ada batasan yang jelas antar ukuran tersebut.
Moral membutuhkan ukuran, besar atau kecilkah yang diperlukan.
Sebenarnya semua adalah sama saja asal kita tahu untuk tidak melakukan segala sesuatu dengan berlebihan, karena bila kita melakukan segala sesuatu bverlebihan hasil tidak akan maksimal.

Moral yang berlebih ada baiknya disalurkan ke orang lain yang dirasa bermoral kecil.
Adapun ukuran bukanlah hal yang dipermasalahkan....

sekali, lagi kembali pada adanya fakta bahwa ukuran itu relatif

que sara sara

Febrian mengatakan...

Febrian Sidharta XI C/18
Ukuran moral adalah suatu hal mendasar yang diperlukan oleh manusia untuk dapat menjalani hidup secara penuh dan bertujuan.

Ukuran moral, dapat disebut juga prinsip, adalah ukuran yang mengukur tindakan dan kata - kata kita. Setiap orang tidak ada yang memiliki ukuran moral yang sama.

Prinsip setiap orang berbeda dikarenakan pengaruh lingkungan dan prioritas dalam hidup. Orang yang hidup di keluarga pencuri dengan orang yang hidup di keluarga sederhana akan memiliki prinsip yang berbeda. Orang yang mendahulukan keberhasilan akan memiliki prinsip yang berbeda dengan orang yang mendahulukan kejujuran.

Prinsip tersebut akan tercermin di dalam hidup keseharian. Prinsip yang kuat diperlukan di dunia saat ini, terutama bagi kaum muda, karena begitu banyak hal yang dapat menggoyahkan prinsip seseorang dan membuatnya menjadi pribadi yang bukan dirinya yang sebenarnya. Menjadi pribadi yang bukan dirinya akan menghasilkan krisis identitas yang mungkin akan bermuara di kehidupan malam, pergaulan bebas, miras, penyalahgunaan narkoba, hingga menempuh pendidikan dan memiliki pekerjaan yang bukan keahliannya.

Orang yang berprinsip akan sangat sulit ikut - ikutan dengan orang lain sehingga ia akan lebih cenderung menjadi orang yang menonjol, baik secara positif atau pun negatif, terutama dalam hal kepemimpinan.Bila kita tidak memiliki prinsip, tidak mungkin kita dapat mempengaruhi orang lain, sehingga prinsip dapat dikatakan sebagai dasar dari kepemimpinan.

Yohanes Wirawan Putranto mengatakan...

Akhir-akhir ini, ukuran selalu menjadi patokan. Mulai dari nilai pelajaran, pendapatan, sampai dengan tindakan kita, semuanya ada ukuran.
Apa fungsi ukuran???
Ukuran berfungsi untuk menunjukan nilai atau prestasi kita terhadap perbuatan yang kita lakukan.

Seperti halnya moral, moral juga ada ukurannya. Semakin kita benar, ukuran kita semakin tinggi. Dan sebaliknya, semakin kita tidak bermoral, semakin rendah pula ukurannya. Semuanya itu tergantung pada diri kita sendiri.

Yohanes Wirawan Putranto
XI C / 40

Daniel Christian mengatakan...

Ukuran memang hal yang lazim dalam ilmu ilmu pasti, apalagi jika berhubungan dengan ilmu ukur. Namun, tidak hanya ilmu pasti saja yang berhubungan dengan ukura. Kehidupan manusia (dalam kaitannya tindakan dan moral) memerlukan suatu ukuran yang jelas. Artinya, semua hal memiliki batasan-batasan tertentu yang jika dilanggar akan merugikan diri sendiri juga orang lain.
Ukuran atau batas juga dibuat bagi manusia untuk dapat berjalan sesuai dengan hati nurani mereka, khususnya untuk mencapai tujuan mereka, misal menjadi sukses atau menjadi kaya.

Singkatnya, ukuran akan membuat manusia dapat menghargai dan menghormati apapun yang ada di sekitarnya, khususnya sesama manusia dan lingkungan.

dito mengatakan...

Menurut saya posting ini dengan posting "SECUKUPNYA SAJA" hampir memiliki kesaman.Saya melihat kesaman ini dalam hal batasan.Dalam kehidupan kita selalu ada batasan-batasan dalam segala perbuatan kita.Saya kurang setuju dengan salah satu semboyan yang menjadi kehidupan masyarakat Yunani yang tersirat dalam posting ini,karena menurut saya semua hal di dunia ini tidak bisa lah diukur dalam matematika atau apapun itu.Karena itu lah kita harus bisa memaknai hidup dengan baik.Tidak perlu lah segalanya berlebihan,asalkan kita cukup dan lebih mensyukurinya maka kita akan bisa lebih bahagia di kehidupan

G.A.B.E mengatakan...

Ukuran adalah sesuatu yang subjektif dan relatif. Ukuran tiap seseorang tidak sama satu sama lain, yang dipengaruhi oleh latar belakang mereka. Kita mengetahui bahwa ada berbagai kebudayaan yang unik dengan adat istiadat yang unik di dunia ini, bagaimana mereka menjalankan kehidupan mereka sehari-hari, semua didasarkan akan ukuran.

Peraturan baik tertulis maupun non tertulis pun juga suatu bentuk ukuran. Hanya saja itu merupakan "ukuran" yang dibuat oleh berbagai pihak yang memiliki "ukuran" yang berbeda menjadi suatu "ukuran" yang disetujui bersama.

Tetapi kebanyakan orang kurang memahami batasan ukuran itu sendiri. Sehingga kadang-kadang orang melakukan sesuatu di luar batas. Kita pernah mendengar perkataan seperti "Bercanda ada batasnya" atau "Ada waktu untuk mengobrol dan ada waktu untuk memperhatikan". Moral pun menjadi tidak berlaku apabila orang tidak memahami batasan moral tersendiri.

Tetapi selama perkembangan diri kita, kita sudah diberi beberapa petunjuk mengenai batasan moral itu sendiri. Seperti kita diajarkan untuk tidak mencuri atau dimarahi ketika berbuat sesuatu yang salah. Setiap larangan yang diberikan bertindak sebagai satu garis pembatas tindakan kita.

Bayangkan jika ada seseorang yang sejak lahir dibiarkan untuk melakukan sesuai dengan keinginannya tanpa ada batasan. Sejahat-jahatnya perbuatannya akan dibiarkan dan segila-gilanya permintaannya akan dikabulkan. Apabila ada satu orang seperti itu di dunia ini maka dunia akan kacau. Bayangkan apabila semua orang di dunia seperti itu.

Jadi peribahasa "ukuran adalah yang terbaik" memang berlaku bagi tiap aspek kehidupan. Mengesankan bagaimana orang Yunani zaman dulu bisa memahami konsep-konsep seperti ini.

By :
Gabriel Alexander XIE 21

Alfred mengatakan...

Mengukur sama artinya dengan membandingkan. Maka, memang benar bahwa moral memiliki sebuah ukuran. Moral adalah sebuah nilai yang dianut oleh masyarakat pada umumnya dengan demikian pastilah memiliki ketentuan-ketentuan. Setiap perbuatan individu akan dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan tersebut. Jika perilaku individu terlalu menyimpang dari ketentuan maka individu telah melanggar nilai atau dalam hal ini adalah moral.

Pembanding mengartikan bahwa kita memiliki sebuah tujuan. Tujuan tersebut adalah titik acuan yang kita jadikan pembanding. Misalnya sebuah benda berukuran kurang dari satu meter. Titik acuan kita adalah satu meter dan ternyata benda tidak mencapai satu meter.

Maka, jika moral sebagai sebuah nilai memiliki sebuah ukuran, moral pastilah memiliki tujuan. Karena moral dianut oleh sebagian besar masyarakat maka tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan kelompok luas atau tujuan bersama. Tindakan sewenang-wenang yang tidak sesuai dengan moral adalah tindakan egois. Walaupun manusia adalah makhluk yang memiliki ego, namun sikap egois tidaklah mulia terlebih dalam hidup bermasyarakat. Tidak selamanya kita mempunyai hak mutlak dan tidak selamanya kita dapat berbuat sesuai dengan yang kita kehendaki. Hak kita pastilah sering mengalami bentrok dengan hak orang lain. Karena itu, ada kalanya kita perlu menghormati hak orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagai tambahan orang lain akan menghormati kita sebagai seorang manusia jika kita tidak bertindak sewenang-wenang. Contohnya adalah jika kita merampok, kita akan dihukum oleh pihak yang berwenang. Dalam menghukum mungkin hak kita terkadang terampas yakni hak untuk hidup bebas sebab kita berada dalam sebuah tempat tertutup. Lain halnya jika kita tidak mencuri sebab kita akan tetap dapat hidup bebas di dalam masyarakat. Dengan demikian, keberadaan kita akan diakui dan kita akan dapat hidup dengan tenang karenannya.

Bertindak diluar ukuran moral akan merusak sistem moral itu sendiri. Terlebih jika semakin banyak individu yang bertindak di luar ukuran moral. Sebab, keberadaan moral akan dipertanyakan karena ada individu yang melanggar ukuran moral yang merupakan jaminan kehidupan individu pada umumnya. Maka, keberadaan moral akan terus berkurang hingga akhirnya musnah. Di lain pihak, moral perlu untuk dipertahankan sebab mendukung kehidupan masyarakat banyak. Kehancuran sebuah moral akan menghancurkan kehidupan dan kehidupan moral adalah kehidupan manusia. Maka, kita perlu menjaga moral dengan mengikuti ukuran-ukurannya.

Oleh karenanya, kita perlu mengetahui ukuran moral yang ada di dalam masyarakat. Mengetahui ukuran moral akan mempermudah kita dalam menjalani kehidupan di dunia yang sifatnya sementara ini. Sebab, kehidupan ini hendaknya tidak dihabiskan dengan kehidupan yang tidak menyenangkan seperti menyendiri dan dikucilkan. Karena manusia adalah makhluk sosial, hidup bersama adalah hal yang terbaik terlebih jika kita hidup dalam kedamaian karena moral dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal.

Alfred Susilodinata XIE/3

WaroengLordz mengatakan...

Memang dibutuhkan suatu ukuran yang mengatur hidup manusia terutama jaman sekarang. Ukuran itu berperan penting dan memang dibutuhkan dalam mengatur hidup setiap manusia sehingga setiap orang bisa mengatur sendiri kewajiban dan haknya.

ukuran yang diperlakukan harus sesuai dengan tata norma dan aturan yang sepantasnya yang menjunjung HAM sehingga tak ada yang dirugikan.

Namun sebaiknya ukuran ini tidak hanya ada dalam sebuah kertas dan hanya omong-omong saja yang menyebabkan ukuran kosong belaka. Harus ada yang mengatur agar ukuran ini terlaksana dan berjalan dengan baik sehingga tertiblah dunia ini.

Gradiyanto XI-D/ 18

Unknown mengatakan...

Ukuran memang sangat penting di dalam hidup kita. Kita harus menjalani berbagai hal di dunia ini sesuai dengan ukurannya, jangan terlalu kurang dan jangan terlalu berlebihan. Ukuran ini sangat menentukan moral. Dalam bermoral, kita harus memperhatikan ukurannya sehingga tidak terjadi hal-hal negatif yang tidak diinginkan.

Jovian J. / XI-D / 22

kevinepe mengatakan...

Moral.....
Saya kira tak hanya moral, tapi segala hal pun ada ukurannya. Bahkan, kesabaran juga ada ukurannya. Adakalanya, kesabaran pun dapat habis karena telah melewati ukuran "batas" kesabaran.
Jadi, ukuran memang penting. Dengan begitu kita bisa menakar esensinya suatu tindakan kita.

Kevin Eka Putra
XI F / 28

Fransiskus Raymond mengatakan...

Kita hidup di dunia yang penuh dengan peraturan supaya hidup kita lebih teratur, setiap orang menjalankan kewajiban dan menerima haknya dengan tidak diganggu secara bebas oleh orang lain. Batasan-batasan inilah yang menjadi ukuran dalam kehidupan kita sehari-hari.
Segala sesuatu memiliki ukuran yang sangat jelas, termasuk moral, yang mendasari kita dalam berpikir dan berperilaku (2 hal dasar dalam kehidupan). Jika kita sudah jelas dibatasi dalam berbagai perilaku-perilaku kita maka tentunya akan lebih mudah untuk menjembataninya melalui pembatasan moral. Pembatasan ini diwujudkan dalam pendefinisian nilai-nilai moral di lingkungan hidup kita. Definisi berarti batasan, dan batasan tentunya diperoleh dari suatu ukuran yang jelas awal dan akhirnya. Itulah moral, sesuatu yang sangat definitif, sesuatu yang mengatur, namun semuanya demi kebaikan kita semua.

Fransiskus Raymond XIE/20

janitra mengatakan...

Ukuran merupakan limit dari apa yang kita lakukan dari segala perbuatan kita, dengan kata lain, merupakan suatu batasan. Dalam hidup, selalu ada batasan, karena itulah hidup dapat menjadi teratur,sedangkan bagi yang melewati batasan itu, sebagai contoh mencuri, atau membunuh, yang telah melewati batasan yang tampak berupa hukum, juga melewati batas tak tampak berupa moral, tentunya menganggu keteraturan yang telah terbentuk

Ivanzz mengatakan...

saya rasa daripada ukuran, lebih baik kita memperkarakan diri kita sendiri, kesadaran kita dalam bertindak agar tidak keluar dari batas-batas moral yang wajar, percuma kita membatasi diri kita dengan ukuran-ukuran moral tapi seringkali ukuran tersebut malah kita terobos begitu saja tanpa dihiraukan

A.D.K mengatakan...

mungkin sebagian orang belum begitu mengenal mengenai ukuran moral karena sangat jarang didiengar. namun smuan itu haruslah dipikirkan karena ukuran moral sangatlah penting sehingga orang mampu mengendalikan dirinya. dengan itu semua kita berharap generasi-generasi muda kita harus mengetahui tata cara berperilaku dengan ukuram moral.

davine XIE/12

diego mengatakan...

Moralitas telah menjadi perdebatan sejak lama. Ada yang beranggapan moralitas perlu ada ukurannya, namun ada juga yang berpendapat sebaliknya.Kedua argumen itu juga dibangun di atas fakta dan data yang valid.Yang setuju mengatakan,kalau ukuran itu diperlukan agar tidak terjadi hal yang buruk. Namun, yang tidak setuju berkata bahwa moralitas itu tidak seperti ilmu eksak yang dapat dihitung..Namun, daripada memikirkan yang mana yang menang di dalam perbedaan ini, lebih baik memikirkan dampak ke depan.Yaitu memakai ukuran dalam moral agar tidak terjadi perbuatan amoral yang lebih parah.Mencegah, lebih baik daripada menanggulangi, bukan?

Melvin mengatakan...

Ya, memang pantas apabila Yunani disebut Negeri Orang Bijak. Berbagai nilai ditemukan orang Yunani termasuk mengenai ukuran ini.

Ukuran ini, bisa juga menjadi patokan dan batas- batas. Dan ini berarti ukuran mempunyai batas- batas yang jelas. Ukuran ini daoat diterapkan diberbagai hal, yang dibahas di sini adalah ukuran moral.

Setiap perbuatan kita akan dibatasi oleh batas- batas yang jelas namun tidak kelihatan. Diharapkan, kita tidak perlu diingatkan akan batas- batas tersebut namun kita harus menyadarinya sendiri. Memang, kita dituntut memiliki hati nurani yang tajam untuk kita bisa tidak merugikan orang lain dengan tindakan kita.

Contohnya, A dapat libur. Lalu A menonton TV sepanjang hari. Tidak memperdulikan orang lain. Akibatnya, A dimarahi orang tuanya yang ingin menonton pula. Ini hanya contoh, karena di jaman sekarang, di Jakarta, jarang sekali setiap rumah memiliki TV hanya 1 buah.

Ya, ini semua tergantung hati nurani kita...

Melvin
XIA / 16

Ricky Kristanda mengatakan...

Ukuran memang sesuatu yang mampu menjadi sesuatu itu indah. Dengan adanya ukuran, kita melakukan sesuatu ada batasnya. Tidak berlebihan. Sesuatu yang berlebihan ataupun kurang tidak baik. Yang terbaik adalah yang pas. Oleh karena itu dengan adanya ukuran, kita tahu bahwa sesuatu itu sudah cukup atau belum. Hal ini tentu saja berlaku baik dalam kehidupan rohani maupun jasmani kita.
Dalam hal kehidupan jasmani, sebagai contoh makan. Kita makan harus memiliki ukuran dan ukuran itu akan menjadi batas banyaknya kita makan. Bila kurang ataupun terlalu berlebihan, tentu tidak baik, bagi kesehatan ataupun perasaan. Tetapi bila pas sesuai dengan ukuran (kebutuhan), akan menimbulkan suatu rasa nyaman. Sementara dalam kehidupan rohani, ukuran dapat juga kita jadikan sebagai alat untuk kita merefleksikan sudahkah kita berelasi dengan Tuhan sesuai dengan ukuran yang Tuhan tetapkan? Yaitu bahwa Tuhan ingin kita berelasi intim denganNya.
RICKY KRISTANDA XI D/33

K mengatakan...

Ukuran selain sebagai sebuah seni, juga merupakan sesuatu yang dijadikan takaran untuk menilai sesuatu. Namun, ukuran itu pun berbeda-beda. Untuk panjang ada satuan sentimeter, inci, dan sebagainya. Untuk moral pun demikian, ukurannya bermacam-macam, tergantung masyarakat di mana moral itu berkembang. Yang saya ingin tunjukkan di sini adalah bahwa benar bahwa moral memiliki ukuran, dan ukuran itu tidak dapat disamakan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

kiel mengatakan...

Hal ukuran memang seharusnya diperhatikan terutama dalam masalah moral yang kita lakukan. Bisa dikatakan, moral adalah syarat utama kita hidup layak di dunia. Kita harus tahu ukuran moral tersebut, jangan sampai kelewatan. Sebagaimana yang dicontohkan, kita boleh saja berpacaran asal tahu ukuran dan batasan dalam berpacaran.
Ukuran seharusnya menjadi pedoman setiap manusia dalam berperilaku sehingga hubungan antar manusia dapat berjalan dengan baik.

Yehezkiel XI D / 39

Ry0_W4t4n4b3 mengatakan...

ukuran yang terbaik sebenarnya harus ditinjau lebih dalam lagi. Ukuran yang mengarah pada hal-hal positif atau negatif? duniawi atau rohani? Bila ukuran-ukuran yang bersifat negatif adalah semakin besar semakin buruk dan terburuk. Sebaliknya jika bersifat positif akan bersifat terbaik seperti dikatakan oleh Metron. Ukuran-ukuran bersfat duniawi semakin besar mungkin akan terlihat semakin baik, contohnya uang. Akan tetapi, itu tidak bersifat kekal dan segala-galanya, sebab apa yang ada di bumi ini tidak akan kekal. Jika kita mati, kita tidak akan pergi ke surga dengan uang. Jika kita sudah tua, kita tidak lagi menawan. Jika kita terkenal, pada hari kiamat semua orang yang mengingat nama kita akan pergi ke hadapan-Nya dan tiada di bumi yang mengenal kita. Yang lebih penting adalah yang bersifat rohani. Semakin kita berbuat baik dan melaksanakan firman-Nya, semakin banyak upah kita di surga. Dengan melaksanakan perintah-Nya, kita dapat ke surga dan tidak ke neraka. Sebab surga dan neraka adalah bersifat abadi. Jika kita terus mengejar duniawi tanpa rohani, kita bisa ke neraka karena melupakan dan tidak kenal Tuhan. Tetapi, jika kita berbakti kepada-Nya, kita bisa naik ke surga.

Marvin
XIC/26

Unknown mengatakan...

Ukuran adalah yang terbaik. Memang segala sesuatu pasti ada ukurannya, termasuk moral. Kita tidak perlu melakukan hal-hal yang berlebihan untuk menjalani moral yang baik. Lakukanlah sebatas yang kita mampu, janganlah berbuat diluar batas kemampuan kita.

Tuhanpun juga mengenal adanya ukuran. Hal ini dapat dilihat dari cobaan-cobaan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Cobaan yang diberikan tidak akan pernah diluar kemampuan masing-masing pribadi. Jadi apabila Tuhan saja mengenal adanya ukuran, manusia juga harus melakukan setiap hal berpegang pada ukuran.

James Hidayat
XI-E / 24

cafa mengatakan...

......Dalam segalanya yang kita lakukan harus kita berpegang pada ukuran......

Ya, Saya setuju dengan pendapat itu...
Karena kalau semua tidak diukur, akan mendatangkan musibah..
Contoh; Seorang ahli obat, yang tidak mengukur dengan baik takaran kimianya, akan mendatangkan musibah bagi penggunanya.

Karena sesuatu yang berlebihan juga tidak baik, begitu jua sebaliknya.

Rizky,11A-17 Terimakasih

Unknown mengatakan...

ukuran dalam dunia ini dapat dihitung dalam dua cara kualitatif dan kuantitatif. Panjang,tinggi,suhu,dll dapat dihitung secara kuantitatif dalam satuan meter,celcius,dll.
Namun dalam konteks moral sebuah ukuran di dalam moral bisa kita lihat secarar kualitatif dalam artian moral tersebut baik atau buruk.
ukuran-ukuran ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia untuk menentuan batas-batas perilaku sehingga tidak bertindak berlebihan.
Misalnya seorang murid boleh saja pacaran namun ia harus mengetahui ukuran yang diperboplehkan dalam hubungan berpacaran itu sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang diluar batas , selain itu juga agar pelajaran dan aktivitas lainnya tidak terganggu

Andrew Santoso mengatakan...

Ukuran akan lebih mudah apabila kita mengartikannya sebagai 'batasan'. Dalam berbagai bidang kehidupan, ada baiknya apabila kita berbuat sesuai dengan batasan yang ada di masyarakat. Misalnya di perihal bertamu ke rumah orang lain, tentu ada batasan-batasan yang harus kita ketahui agar sopan santun terjaga dan tidak merepotkan si tuan rumah.

Nah, untuk dapat mengetahui batasan, ada syarat yang harus dimiliki, yaitu moral. Moral seorang manusia yang baik akan dicerminkan dalam berbagai perbuatannya, karena moral akan menuntun manusia dalam perbuatannya.

Oleh karena itu, ada baiknya kita mengasah moral kita agar dapat berbuat sesuai batasan dalam masyarakat. Perihal mengasah atau tidak, itu semua tergantung kemauan kita.

Albert Santoso (XIC/2)

steve edpin mengatakan...

Steve Edpin XI-A / 19

Tema yang diangkat di sini dengan tema yang berjudul "Secukupnya Saja", menurut saya memiliki hubungan jika diperhatikan lebih jauh.

Ukuran. Menurut KBBI, salah satu arti dari ukuran ialah bilangan yang menunjukkan besar satuan ukuran suatu benda. Namun menurut saya, ukuran tidak hanya terpaku pada ukuran benda saja. Segala sesuatu hampir atau bahkan semua memiliki ukuran. sebagai contoh saat makan kita harus tahu ukurannya, tidak berlebih atau terlalu kurang.

Dapat disimpulkan bahwa, dalam hal ukuran, sesuatu yang dilakukan terlalu berlebihan menimbulkan dampak yang tidak baik; namun demikian juga sebaliknya, sesuatu yang dilakukan terlalu sedikit akan kurang baik juga.
Namun, tidak dapat dipungkiri, tetap ada beberapa pengecualian dalam simpulan tadi. Ukuran bisa saja berubah-ubah bergantung pada situasi dan kondisinya masing-masing.

Ukuran memang baik ditetapkan dalam banyak hal, bahkan dalam hal moral.
Jika apa yang kita lakukan ialah hal yang baik, maka ukurannya akan tetap berpatokan pada suatu yang baik untuk dilakukan.
Namun, jika apa yang kita lakukan ialah hal yang menyimpang, maka ukuran dari perbuatan kita ialah tindakan-tindakan yang buruk untuk dilakukan.
Tetapi, dalam hal berbuat baik, terdapat pula pengecualian. Seperti misalnya berbohong demi kebaikan; saya rasa hal itu sah-sah saja untuk dilakukan berdasarkan ukuran moralnya.

Unknown mengatakan...

Penggabungan antara kata moral dan ukuran akan menciptakan suatu yang akan saling berkesinambungan. Perbuatan moral seseorang dapat diukur dari tindakannya, bagaimana akibatnya, bagaimana pengaruhnya terhadap orang lain, dan lainnya. Kita, dalam bertindak haruslah dapat menentukan baik-buruknya suatu tindakan yang akan kita lakukan dengan menggunakan suara hati yang benar. Dengan adanya suara hati yang benar dan tidak sesat maka perbuatan yang kita lakukan akan menjadi benar dan tepat. Sehingga apabila perbuatan kita diukur dari aspek moralnya, tentu saja akan berada dalam batas ukur yang wajar.

Yulius AJ
XI-E.41

Unknown mengatakan...

Yang menjadi pokok permasalahan di sini adalah bagaimana kita menentukan pokok ukuran kita akan segala sesuatu di sekeliling kita ; dengan kata lain timbangan moral yang kita miliki.

Ini adalah permasalahan yang sangat penting dan mengena bagi saya,karena ukuran moral akan mengendalikan tindak tanduk yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan secara tidak sadar.

Sebagai contoh ekstrimnya apabila seseorang melukai orang lain hingga berdarah dengan banyak,dan menurutnya itu tidak sadis,maka jelas bahwa orang ini memiliki standar moral yang berbeda dengan orang kebanyakan.
Hal seperti ini jelas akan mempengaruhi seberapa baik orang tersebut menurut anggapan orang banyak / publik ,karena standar moral pribadi tersebut dalam pergaulan akan disesuaikan dengan standar moral yang dimiliki umum/ orang kebanyakan.

Kevin Dana XI A/15

steven_licin mengatakan...

Kata 'ukuran' dalam hidup kita memang sangat perlu kita perhatikan. Kata ini membuat kita dapat mengetahui segala sesuatu yang baik untuk kita lakukan ataupun tidak, sebab dengan mengetahui 'ukuran' kita, kita dapat mengetahui apakah suatu hal itu dapat dilakukan atau tidak dan juga kita mampu mengetahui batas kemampuan yang kita miliki. Menurut saya, setiap orang perlu mengetahui 'ukuran' mereka masing - masing. Sebab apabila kita tidak mengetahui 'ukuran' masing - masing, maka suatu hal yang dilakukan biasanya tidak akan berjalan dengan baik bahkan dapat gagal.

STEVEN SOLICHIN XI F / 39

Mr. Mix mengatakan...

Ukuran setiap orang tentunya berbeda-beda. Ada orang yang menganggap sesuatu itu baik, ada juga yang menganggap sesuatu itu buruk. Ukuran moral di zaman sekarang ini dimaksudkan, agar tindakan seseorang itu tidak keluar dari batas dan tidak berlebihan. Batas-batas perilaku itulah yang membuat manusia sebagai makhluk bermoral. Dengan adanya moral dalam hidup, manusia bisa membedakan yang mana yang baik dan yang mana yang buruk.

ADRIANUS STEFFAN (XI-E/1)

Gunawan mengatakan...

dalam kehidupan kita sehari-hari memang di butuhkan sebuah ukuran sebagai titik tolak agar kita mengetahui batasan-batasan dalam perilaku kita. terutama dalam hal moral. moral merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam kehidupan kita karena moral merupakan tolak ukur kehidupan kita dalam masyarakat. tetapi hal yang perlu kita ketahiu lebih lanjut adalah ukuran yang ditentukan oleh setiap orang berbeda-beda. hal tersebut juga tergantung oleh lingkungan dimana kita hidup. berbeda dengan ukuran yang dibuat oleh tuhan. ukuran tersebut sudah jelas batasannya.

Gunawan Handoko
XIB / 24

Stephan Sonny mengatakan...

Pada masa ini, ukuran sangat diperhatikan terutama di bidang moral. Moral adalah syarat utama untuk hidup saling berkesinambungan dengan manusia lain. Ukuran moral harus diperhatikan, misalnya dalam berelasi dengan pacar, kita mesti mengerti ukuran agar tidak 'kebablasan' dalam berhubungan dengan pacar kita agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Bimasena mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Bimasena mengatakan...

Pada masa sekarang ini, ukuran menjadi sangat penting dalam kehidupan baik dari segi ekonomi, sains, hingga rohani/moral. Dari segala hal, moral merupakan hal yang paling sulit diukur dikarenakan sifatnya yang bukan berupa suatu hal yang dapat dipegang. Moral sendiri masih perlu diukur karena moral membatasi berbagai hal lain. Ukuran moral tiap individu pun bervariasi dan hal ini dapat menimbulkan dampak yang tidak dapat ditebak. Ukuran moral seseorang bisa saja terlalu rendah untuk melakukan hal-hal yang tidak patut untuk dilakukan, sedangkan moral individu lain terlalu tinggi sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan.
Contohnya seperti dalam pertemanan, dimana moral yang rendah akan berdampak buruk dalam sikap sedangkan moral terlalu tinggi akan membuat pertemanan tersebut hancur.
Maheswara Bimasena Tedja/XI-1-19/CC 25