29 April, 2009

Berbohong Demi....


"Sudah pasti, berbohong untuk menyelamatkan muka atau berdusta yang dapat membuat 'orang berbuat hal-hal jahat dengan hati nurani jernih' patut disayangkan. Apabila masalah hanya menyangkut satu orang, maka pantas diharapkan oleh semua orang bahwa kebenaran akan diungkapkan, dan ada alasan untuk berharap bahwa kebenaran akan diungkapkan, dan ada alasan untuk berharap bahwa yang menceriterakan akan mendapatkan akibat-akibat dari pengungkapannya. Menahan kebenaran dapat mempunyai akibat mencelakakan sebagai pemutarbalikan yang disengaja."

(Christopher Glesson, SJ, Menciptakan Keseimbangan, Mengajarkan Nilai-nilai dan Kebebasan, (terj. Willie Koen), Jakarta, Gramedia, 1997, hlm.120)

39 komentar:

erictandra mengatakan...

Kebohongan merupakan suatu cara manusia melakukan sebuah pengelakan dari akan sebuah realita untuk diberitahukan kepada pihak-pihak tertentu yang dapat berupa pemutarbalikan fakta atau pengarahan ke arah yang salah dari yang sebenarnya. Apa yang menyebabkan seseorang berbohong? Dan mengapa ia harus pula melakukannya? Jangan lupakan bahwa tindak kebohongan merupakan pengkhianatan terhadap sebuah kepercayaan dan merupakan salah satu bentuk dari pembunuhan hati nurani kita sebagai makhluk berakal budi.
Kebohongan atau ketidakjujuran dapat meliputi membohongi diri sendiri, membohongi orang lain, atau ‘berusaha’ membohongi Tuhan. Dan selama itu dalam konteks tersebut, segala tindakan itu tak dapat dibenarkan apapun alasannya.
Lalu bagaimana cara kita menghadapi sebuah realita yang tak mengenakkan? Semua itu hanyalah masalah proses. Proses bagaimana kita harus memberikan informasi, dan kadar informasi yang perlu kita berikan. Kita pun dapat menolak jika kita merasa dipaksa untuk memberikan informasi yang bersifat pribadi secara halus. Jika kita memang bersih, mengapa haru risih saat mengatakan hal yang sebenarnya.
Dan mengapa kita masih merasa perlu berbohong pula? Mungkin oleh karena kita sebagai manusia telah dicemari oleh gaya hidup yang selama ini mewarnai pola perilaku kita sehari-harinya yang banyak mengutamakan 'keselamatan' diri akan kitidakberdayaan kita tentang realita yang sebenarnya. Ada sebagian orang yang melakukan kebohongan dan berpendapat bahwa ia melakukan kebohongan tersebut demi sebuah kebaikan, tapi apakah memang benar seperti itu? ataukah itu hanya dilakukan demi kepentingan dirinya atau untuk menyelamatkan diri sendiri? Perbedaannya sangatlah tipis & cenderung untuk berubah arah.
Banyak yang menganggap berbohong demi kebaikan tidaklah salah, namun jangan lupa bahwa kebohongan merupakan suatu 'penyakit kronis' yang mengakar dalam diri manusia setiap ia melakukannya. Dan dengan begitu, kebiasaan berbohong itu dapat dilakukan secara terus menerus dan tertumpuk-tumpuk hingga berubah menjadi kebohongan yang nyata arahnya merugikan yang lain bahkan sampai tak lagi ia merasa telah berbohong.
Berbohong akan membuahkan ketidakpercayaan dari tiap insan disekitar kita. Bahkan bagi yang berbohong akan mencurigai orang lain akan berbohong kepadanya dalam sebuah kasus yang sama ketika ia pun berbohong. Ketidakpercayaan itu akan membuat kegelisahan kita untuk memperoleh kenyataan yang sebenarnya. Dan itu tidak menyenangkan tentunya.
Kepercayaan sangat mahal harganya, sedangkan kebohongan tak berharga sama sekali.
Sebagai manusia beriman, tentunya kita ingin dipercaya oleh Tuhan bukan? Dipercaya untuk diberikan hal-hal menakjubkan yang tak kita duga seperti misalnya dipercaya untuk memperoleh rezeki yang melimpah dan dipercaya untuk berada di sampingnya sebagai anaknya yang jujur dan dapat dipercayainya. Oleh karena itulah, dengan berusaha mengurangi kebiasaan berbohong dalam kadar bagaimanapun hingga bahkan menghilangkannya dari pola perilaku kita sehari-hari.
Eric Tandra Wijaya/XIB/18

candidatecxx-persevere mengatakan...

Should we tell lies or should we tell 'lies'.

Berbohong demi...

untuk siapa kita berbohong sebenarnya?

Saya memang bukan makhluk tersuci yang tidak pernah berbohong sekalipun, dan saya juga sering berbohong..:)

karena itu saya tidak mau bicara yang muluk-muluk...

Ada dua hal alasan seseorang berbohong...

1.menutupi malu... alias gengsi
2.manusia terlalu pengecut

yang pertama misal saja seseorang berbohong agar kelihatan baik, padahal sebenarnya tidak.

yang kedua saya rasa tidak perlu dijelaskan lagi... Seseorang tidak cukup berani untuk mengakui kebenaran...

p.s
for all people who think they should lie because some reasons
quit your excuses and just face the facts! you might not perfect , right nobody's perfect okay..
So, let's all of us remove our 'mask' that have been used over time, and see the world it is.
someday... you'll be regretfull if you put your mask too long...
que sara sarap.s 2
Though, till now i couldn't remove that mask... for some stupendous reason... sorrySincerely yours,

Daniel Christian mengatakan...

Seringkali kebohongan dilakukan untuk membenarkan diri kita sendiri, memperoleh keuntungan bagi diri, dan masih banyak lainnya. Intinya: self-business. Untuk kepentingan diri saya.
Ini kemudian menjadi masalah yang begitu gawat. Mengapa? Karena semua orang hanya mengelak dari tanggung jawab yang harus mereka lakukan, dan seakan-akan menganggap diri selalu benar, meskipun harus melakukan kebohongan.

Jadi intinya, kita harus mampu jujur dalam bertindak, berbicara, dan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Jangan malu mengakui kesalahan diri sendiri, dan yang pasti jangan bertindak tidak jujur untuk memperoleh sesuatu.

Daniel Christian
XID / 09

adrianushenri mengatakan...

Menurut saya, berbohong memang seling kali di identikkan dengan hal-hal negatif, tapi tidak selalu begitu keadaannya

Ada juga orang yang terpaksa melakukan kebohongan, misalnya ada sepasang kekash, dimana perempuannya melakukan diet demi laki-lakinya, setiap hari ia berolah raga, fitness, dll.

Ketika ditanya"Apakah aku sudah kurusan?" tegakah si laki-laki mengatakan "tidak" atau "belum terlihat bedanya", namun ia biasanya akan mengatakan "wah benar, lanjutkan ya" meskipun perbedaannya belum terlihat.

Kebohongan seperti ini, tidak negtaif, namun ditujukan untuk memotivasi si perempuan agar lebih giat berolah raga, dan nantinya keduanya akan bahagia.

Oleh karena itu, menurut saya ada orang yang berbohong untuk keuntungan diri, namun ada juga yang berbohong demi kebaikan sesama

Adrianus Henri/XIB/2

Ten No Michi mengatakan...

Leo Nugraha / XI-B / 29

Berbohong pada dasarnya adalah usaha manusia untuk menutupi kelemahan hatinya entah karena ia takut berhadapan dengan kenyataan ataupun karena ia tidak menerima realita. Berbohong,bagi saya secara pribadi bukanlah hal yang sepatutnya dilakukan terlebih terhadap orang yang lebih tua. Berbohong sendiri juga dibagi 2 bagian yaitu kebohongan hitam, di mana dilakukan untuk menipu orang dan merugikannya dan yang beikutnya adalah kebohongan putih yang katanya untuk kebaikan kita.

Tapi apakah kebohongan putih ini baik? Bagi saya selamanya tidak. Andaikata teman kita divonis dokter terkena penyakit mematikan dan yang bersangkutan tak menyadari. Bila berbohong putih, kita berusaha menutupi keadaan sulit ini (posisi kita serba salah, bila kita berterus terang kita takut melukai hatinya namun bila berbohong pasti juga akan mengecewakannya suatu hari nanti), namun apakah ini baik? Tentu saja tidak, sebab kita bisa merasakan bagaimana hancur hatinya saat mengetahui kita sebagai sahabatnya berbohong akan keadaannya dengan alasan demi kebaikannya. Yang pasti sampai saat ini berbohong tentu selalu merugikan.

Apa yang membuat manusia mampu berbohong? Itu adalah kecenderungan alami manusia, ia rela berbohong karena manusia adalah sosok yang selalu ingin benar dan tak ingin dipersalahkan. Berbohong sendiri juga pada hakikatnya merupakan usaha manusia yang akan menumpulkan nuraninya sendiri. Setiap kali berbohong baik hitam atau putih, hati akan selalu menentangnya melalui perasaan waswas. Karenanya berbohong itu bukanlah suatu hal yang dianjurkan.

Akan tetapi bukan berarti kita berusaha tidak berbohong, pada dasarnya sudah sifat alami manusia untuk berbohong, namun bukan berbohong untuk merugikan orang lain.

Berbohong sendiri berdampak bukan hanya sebatas pada dosa. Dampaknya jauh dari itu, yaitu masalah kepercayaan. Apabila kita berbohong akan sulit bagi seseorang untuk mempercayainya karena apa yang diucapkannya bukanlah realita namun hanya angan - angan. Dan bagi saya kepercayaan seseorang itu sangat mahal harganya.

Oleh karena itu sampai kapan pun dan di mana pun tak ada siapa pun yang mau dibohongi, karena jangan kita berusaha membohongi orang lain mengingat dampaknya yang begitu besar.

WaroengLordz mengatakan...

memang benar pernyataan dari Christopher Glesson, SJ. Saya cukup memahami komentar yang diberikan oleh beliau karena sesuai dengan berbagai contoh di masyarakat kita sekarang. Berbohong hanya membuat kita lepas dari suatu masalah, akan tetapi dapat membuat masalah lain yang akan lebih fatal dampaknya. Banyak orang yang beralasan untuk kebaikan, tetapi menurut saya berbohong hanyalah menunda kebenaran yang pada akhirnya akan mebuat masalah menjadi panjang. Berbohong menurut saya juga merupakan dosa karena tidak bersifat jujur, dan juga setelah berbohong maka kita juga akan merasa gelisah dan tidak tenang karena pengaruh dari hati nurani kita...
walau kebenaran itu terkadang menyakitkan kita harus tetap mengungkapkannya.

Gradiyanto XI-D/18

Ivn mengatakan...

Bagaimanapun bohong tidak bisa diberi kata demi, karena tidak ada tindakan yang mengubah fakta, merupakan hal yang bisa dijadikan sesuatu yang dipahlawankan, sehingga lebih baik dari awal kita jujur sehingga segala sesuatu lebih transparan, sehingga jika kedepannya ada masalah, kita dengan mudah menjelaskan tanpa harus mencari alasan lain.

Saya yakin dengan jujur, kita sudah melakukan sesuatu yang seharusnya kita lakukan, hati pun akan lebih lega, dan yang kita bela(jika itu orang) akan lebih senang, tentu terlepas dari "jika orang tersebut orang jahat".

Ivan-XIB/25

Stephan Sonny mengatakan...

Berbohong demi kebaikan, atau disebut white lies menurut saya hanyalah sebuah omong kosong belaka. Kebohongan tetap kebohongan, walau sebenarnya bertujuan untuk kebaikan pihak tertentu. Mengapa mesti berbohong bila ternyata kebenaran dan fakta ternyata menjadi sebuah faktor yang melecut seseorang untuk lebih melihat kebenaran dan bangkit menjadi lebih baik. Tentu manusia hanya menjadikan alasan "ini demi kebaikan" untuk berbohong, dan hal itu membuat manusia memiliki kebiasaan berbohong terus menerus yang hanya akan menjerumuskan ke dalam jurang dan tidak dapat melihat kebenaran yang sebenarnya dari dunia ini.

Unknown mengatakan...

Walaupun berbohong kadang bisa menyelematkan kita dari berbagai masalah, sudah sepatasnya hal itu tidak kita lakukan. Tindakan tidak jujur seperti berbohong telah menyebabkan diri kita buta dan tidak bisa melihat apa yang ada sebenarnya. Berbohong akan merugikan diri sendiri dan orang lain walaupun pertamanya kelihatan memberikan manfaat yang besar. Maka janganlah kita menyelesaikan suatu masalah dengen cara berbohong.

Jovian Jevon/XI-D/22

Unknown mengatakan...

Dalam teori, saya 150% setuju dengan Pater Christopher Glesson, SJ. Walaupun setiap orang pasti pernah berbohong, hal itu tetap saja salah, karena pasti setidaknya membawa kerugian bagi salah satu pihak. Saya rasa, mayoritas orang sudah tahu tentang itu
Tapi, yang saya ingin kemukakan sekarang adalah berbohong demi... Dalam praktek yang, seperti ini, belum tentu saya setuju 75% dengan pendapat di atas. Ini bagian yang sulit karena bagaimanapun, terkadang lebih baik kita berbohong. Misalnya bagaimana orang dengan kondisi jantung lemah tidak biasanya diberitahukan fakta-fakta mengejutkan. INi adalah contoh logis yang paling sederhana tentang bagaimana berbohong bisajadi lebih baik daripada jujur. Nah, bagaimana kita sebenarnya harus dapat berpikir logis dan akhirnya berbohong... sangatlah rumit. Saran saya, bila tidak menemui kondisi-kondisi yang sangat mendesak, berbohong itu jelek tetapi ada kalanya berbohong itu mungkin baik karena itu, berpikirlah berkali-kali sebelum berbohong...
Dhani P
XIC/13

Wain XIE mengatakan...

menurut saya istilah berbohong demi kebaikan itu benar adanya. tidak semua kebohongan harus diungkapkan pada publik.

bukankah manusia lebih senang saat dirinya dibohongi? saat mereka menghadapi suatu kebohongan yang terjadi diantara mereka semua. misalnya saat dijenjang sekolah ini, kita setiap kali memberi tahu orang tua kita nilai yang bagus-bagus agar mereka tidak kecewa dan mereka memiliki rasa optimisme yang besar pada masa depan kita.

memang secara tidak langsung istilah berbohong demi kebaikan adalah istilah untuk menutupi keegoisan kita terhadap suatu hal.

tetapi misalnya saat seseorang yang terkena suatu penyakit kronis yang sudah sulit untuk disembuhkan. diperlukan adanya sedikit kebohongan untuk membangkitkan semangat pasien. jika dokter berkata bahwa dia hanya memiliki harapan hidup, secara psikologis sudah ada beban tersendiri bagi sang pasien. dan itu sendiri akan memperkecil prosentase kesembuhan pasien itu.

jadi sebenarnya konteks berbohong demi suatu hal masih menjadi suatu hal yang subjektif untuk diperbincangkan.

Kevin Aditya xie/28

kiel mengatakan...

Memang banyak orang berbohong untuk kepentingan dirinya sendiri atau untuk keuntungannya pribadi. Kebohongan merupakan suatu cara manusia melakukan sebuah pengelakan dari akan sebuah realita untuk diberitahukan kepada pihak-pihak tertentu yang dapat berupa pemutarbalikan fakta atau pengarahan ke arah yang salah dari yang sebenarnya. Berbohong akan merugikan diri sendiri dan orang lain walaupun pertamanya kelihatan memberikan manfaat yang besar. Maka janganlah kita menyelesaikan suatu masalah dengan cara berbohong. Karena kebohongan bukanlah cara yang baik untuk meraih suatu pembelaan ataupun keuntungan.

Yehezkiel Nathanael (XID/39)

Dawin mengatakan...

Kebohongan untuk hal-hal egois dan jahat memang sebuah kesalahan dan dosa. Namun, ada kalanya kita harus berbohong demi kebenaran. Karena ada mereka, yang bila dibohongi, malah menjadi lebih baik dari sebelumnya, misalnya saja, saya membaca buku karangan Paulo Coelho, di sana seorang dokter mental membohongi seorang gadis yang mencoba bunuh diri dan dilarikan ke rumah sakit jiwa tempat ia ditugaskan. Ia mengatakan organ dalam gadis itu telah rusak dan hidupnya tinggal 3-4 hari lagi. Namun, ternyata gadis itu menemukan cinta di rumah sakit jiwa itu. Ia baru kemudian "hidup sepenuh-penuhnya" bersama orang yang dicintainya dalam hidupnya yang dikatakan tinggal beberapa hari tersebut. Ia menjadi lebih mengenal dirinya dan akhirnya sembuh dari keinginan pesimistisnya untuk mati. Kebohongan dokter itulah yang telah menyembuhkan gadis itu.
Terkadang, realita memang sulit dihadapi dan kita ingin lari darinya, sebuah alasan untuk berbohong, menciptakan dunia yang lebih baik dari realita. Namun, di sana akan terjadi hal yang tak diinginkan seandainya dunia kebohongan buatan kita itu hancur, yaitu hilangnya kepercayaan orang pada kita. Lebih parah lagi bila hal itu terjadi pada teman-teman dekat yang kita percayai. Memang lebih baik bersikap apa adanya, menghadapi kenyataan bahwa kita adalah manusia yang dipenuhi kelemahan dan berbuat apa adanya. Jadilah diri sendiri apa adanya, meskipun harus menampilkan kelemahan kita, dengan catatan kita harus berusaha memperbaiki kelemahan kita.
Realita mengharuskan kita jujur, contoh paling nyata adalah bila seseorang ingin mendapat pacar yang setia atau istri yang setia. Pertama ia harus jujur dan berbuat apa adanya pada pasangannya terlebih dahulu, sehingga bisa lebih memahami dan mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
Kita harus melihat dulu apa tujuan kita berbohong, kalau itu demi egoisme pribadi, sebaiknya dipikirkan ulang betapa lemahnya saya sampai harus berbohong.
DAWIN XIE/13

Unknown mengatakan...

Berbohong demi kebaikan menurut saya sah-sah saja. Apalagi dengan tidak mengatakan yang sebenarnya kita dapat membantu seseorang asalkan demi tujuan yang baik. Berikut contoh kasus berbohong demi kebaikan. Kasus ini terjadi saat saya masih duduk di SMP Kanisius Kelas 3. Saat itu sedang berlangsung ulangan biologi. Kita tahu bahwa dilarang keras menyontek di Kanisius. Namun, salah satu teman saya menyontek saat ulangan itu berlangsung. Saya benar-benar melihatnya dan seharusnya saya memberi tahu guru pengawas karena ia telah melanggar peraturan sekolah. Namun setelah saya berpikir sekian lama, saya menetapkan untuk tidak memberi tahu guru tersebut. Apabila saya memberi tahu dan akhirnya teman saya itu tidak jadi diterima di SMA Kanisius, saya berpikir bagaimana perasaan teman saya tersebut. Ia harus mencari sekolah baru dan harus berpisah dengan teman-temannya. Padahal ia sudah diterima di SMA Kanisius. Oleh sebab itu saya tidak memberitahu guru saya apa yang sebenarnya terjadi. Namun setelah ulangan tersebut saya berkata kepada teman saya untuk tidak mengulanginya lagi karena resiko yang ditimbulkan sangat besar dan telah melanggar peraturan sekolah.

James Hidayat
XI-E/24

Unknown mengatakan...

Kenapa tak ada bohong yang baik karena:
1.Orang yang berbohong demi kebaikan adalah orang-orang pengecut yang mengatasnamakan kejahatan (baca:kebohongan) yang mereka lakuakan dengan kebaikan. 2. Tak ada hal yang baik namun memerlukan kebohongan untuk melakukannya.
3. Bila sudah dilakukan dengan kebohongan pun, kebaikan yang mungkin pada awalnya hendak dilakukan telah berkurang atau bahkan hilang manfaatnya karena dengan berbohong, telah sepadan atau bahkan lebih besar kerugian yang disebabkannya.
4. Bukankah kalau berbohong itu baik kenapa Tuhan yang Maha Baik tak pernah melakukannya?

Unknown mengatakan...

Kenapa tak ada bohong yang baik karena:
1.Orang yang berbohong demi kebaikan adalah orang-orang pengecut yang mengatasnamakan kejahatan (baca:kebohongan) yang mereka lakuakan dengan kebaikan. 2. Tak ada hal yang baik namun memerlukan kebohongan untuk melakukannya.
3. Bila sudah dilakukan dengan kebohongan pun, kebaikan yang mungkin pada awalnya hendak dilakukan telah berkurang atau bahkan hilang manfaatnya karena dengan berbohong, telah sepadan atau bahkan lebih besar kerugian yang disebabkannya.
4. Bukankah kalau berbohong itu baik kenapa Tuhan yang Maha Baik tak pernah melakukannya?
Putera Utama XIB 33

Unknown mengatakan...

Apakah tujuan berbohong?
Pada zaman sekarang,tujuan berbohong itu tidak sesederhana untuk menyembunyikan kenyataan seperti saat Kain berbohong pada Tuhan untuk menyelamatkan dirinya dari murka Tuhan.Perkembangan zaman menyebabkan hati manusia semakin sakit dan terjatuh dalam dosa oleh banyak kepentingan.Berbohong di zaman sekarang,bisa dianggap sebagai satu cara untuk menyelamatkan diri sendiri dan orang-orang di sekeliling kita.

Sebuah cara yang salah demi tujuan yang benar,bagi saya,lebih baik daripada sesoerang yangmenggunakan cara benar demi tujuan yang salah.

Namun,satu aturan dasar yang paling dasar sekali,untuk tidak berbohong,adalah :
Janganlah berbohong pada dirimu sendiri.
Suatu hal yang sebenarnya sangat merugikan jiwa kita,namun tetap saja dilakukan oleh puluhan juta penghuni dunia kita ini,termasuk saya sendiri.

KEVIN DANA XI A /15

Febrian mengatakan...

'Menahan kebenaran mempunyai akibat mencelakakan.' Memang benar, bahkan diakui sebagai kebenaran umum, bahwa berbohong adalah sebuah kesalahan yang berakibat pada konsekuensi. Itulah yang terjadi pada Lewis Hamilton dan Tim McLaren di F1.

Menyelamatkan muka adalah hal yang lumrah. Menjadi orang yang munafik agar menjaga citranya di masyarakat adalah hal yang biasa dilakukan oleh setiap orang, tidak ada kecuali.
Di dunia yang telah penuh dengan ketidakjujuran ini, menyatakan kebenaran pun mempunyai akibat mencelakakan. Tidak sedikit orang yang dibenci atau dipecat karena menjadi orang yang jujur. Mereka adalah korban dari mayoritas yang tidak jujur.

Oleh karena itu, kejujuran dan kebohongan masing-masing memiliki konsekuensi. Oleh karena itu, menjadi orang jujur bukanlah hal yang mudah, namun akan memperoleh imbalan yang sepadan dari Tuhan. Beranikah kita untuk jujur?
Febrian Sidharta
XI C/18

steve edpin mengatakan...

Steve Edpin XI-A / 19

Dalam kasus "Kebohongan" ini, terdapat beberapa hal yang terkandung di dalamnya. Antara lain ialah sebagai berikut.

Hal pertama yang dilakukan oleh seseorang yang melakukan kebohongan ialah seseorang yang tidak mampu bertanggungjawab . Perbuatan yang telah dilakukan oleh dirinya sendiri saja, tidak mampu ia pertanggungjawabkan. Bagaimana halnya jika saja anaknya yang masih kecil berbuat kesalahan, namun ia sebagai ayah atau ibunya lepas tangan dari masalah anaknya yang masih kecil itu.

Hal kedua yang juga ada ialah berbohong demi kebaikan diri sendiri . Hal inilah yang tidak jarang kita temui di lingkungan masyarakat. Ketika kesalahan dilakukan, ia tidak mengakuinya karena alasan untuk kebaikan dirinya sendiri. Ia tidak mau jika citranya atau nama baiknya tercemar karena suatu masalah. Kenyataan yang harus ia hadapi dengan tanggung jawab ia hindari dengan suatu dasar kebohongan.

Setelah kita membaca kutipan yang berjudul Kebiasaan Cara Memahami , dapat juga kita ambil sebagian studi dari sana. Seseorang yang melakukan suatu bentuk atau tindak kebohongan didasarkan pada hati nurani disertai batin yang sempit . Ia tidak pandai dalam menghadapi apa yang seharusnya ia hadapi. Bahkan sesuatu yang padahal tidak harus terjadi, ketika itu terjadi akibat ulahnya, ia tidak mampu mempertanggungjawabkannya.

Indra Dinatha mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Indra Dinatha mengatakan...

(Indra Dinatha/XID/19)

Berbohong memang suatu tindakan yang sangat bersalah dan tidak terpuji. Memang dalam kehidupan kita sehari-hari kebohongan sering sekali terjadi di sekitar kita dari yang wilayah cangkupannya sempit misalnya berbohong kepada orang tua sendiri sampai ke tingkat yang luas yaitu berbohong kepada masyarakat luas (seperti yang dilakukan para pejabat akhir-akhir ini).Semua ini seharusnya tidak patut untuk dilakukan karena dalam hidup ini, kejujuran merupakan yang terpenting. Jika kita tidak bisa berkata jujur, maka komunikasi yang baik pun tidak akan mungkin terjadi. Maka, dengan sikap kejujuran itu diharapkan setiap manusia dapat mengakui kesalahan-kesalahannya dengan jujur dan mau berubah. Walaupun sering sekali kebenaran seperti merugikan kita, namun kebenaran dan kejujuran itulah yang sebenarnya dapat membuat kita berkembang dan menyelesaikan semua masalah kita.

Yohanes Wirawan Putranto mengatakan...

Tidak ada berbohong yang baik. Seperti yang tertulis pada perintah ke-8 dari 10 perintah Allah, dituliskan jangan bersaksi dusta. Baik berbohong untuk kebaikan atau kejahatan adalah dosa. Dan tidak ada kebohongan yang tidak berdosa sebab dengan berbohong, kita telah menutup kenyataan yang ada dan kelak akan terbongkar juga. Oleh karena itu, berbohong tidaklah baik untuk dilakukan dan itu membuahkan dosa.

Yohanes Wirawan Putranto
XI C / 40

steven_licin mengatakan...

kebohongan adalah salah satu hal yang jahat di dunia ini
kebohongan merusak segalanya,mulai dari persahabatan,rasa hormat, dan lainnya.segala hal itu sangat penting agar perdamaian selalu tercipta di kehidupan ini.
akan tetapi KEBOHONGAN merusak semua itu. ungkapan tidak jujur yang ada pada diri orang - orang membuat orang lain akan dtidak percaya lagi kepada kita.
kebohongan dapat disamakan dengan pengkhianatan terhadap orang lain
meski kebohongan itu demi sesuatu yang baik,menurut saya sebaiknya kita tidak berbohong. Jujurlah dengan apa yang telah terjadi meskipun itu membuat kita sedih,sebab kejujuran adalah pokok dari setiap hati nurani seseorang.

steven_licin mengatakan...

kebohongan adalah salah satu hal yang jahat di dunia ini
kebohongan merusak segalanya,mulai dari persahabatan,rasa hormat, dan lainnya.segala hal itu sangat penting agar perdamaian selalu tercipta di kehidupan ini.
akan tetapi KEBOHONGAN merusak semua itu. ungkapan tidak jujur yang ada pada diri orang - orang membuat orang lain akan dtidak percaya lagi kepada kita.
kebohongan dapat disamakan dengan pengkhianatan terhadap orang lain
meski kebohongan itu demi sesuatu yang baik,menurut saya sebaiknya kita tidak berbohong. Jujurlah dengan apa yang telah terjadi meskipun itu membuat kita sedih,sebab kejujuran adalah pokok dari setiap hati nurani seseorang.

STEVEN SOLICHIN XI F / 39

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

memang masalah utama yang membuat seseorang berbohong adalah masalah tidak mau disalahkan atau gengsi. sifat alamiah manusia inilah yang menjadi sumber penyebab seseorang untuk berbohong. kejujuran tidak lagi diingat ketika kita berbohong. yang ada dalam otak kita pada saat itu adalah bagaimana caranya agar saya bisa terlihat hebat??? atau bagaimana caranya agar saya tidak disalahkan?? dan jawabannya adalah berbohong. kejujuran memang sulit dijadikan sebuah kebiasaan, tetapi untuk melatihnya pertama-tama kita dapat melatih diri dengan refleksi. dengan melakukan refleksi setiap hari kita bisa sadar bahwa kita seringkali berbohong dan dengan adanya latihan seperti ini kita bisa sadar bahwa tindakan tersebut adalah salah.

Yulius Adi Jaya
XIE/41

cafa mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
cafa mengatakan...

Berbohong demi...........
menurut saya itu sama dengan "menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu"misalnya saja seseorang yang ingin mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dalam suatu perusahaan, sengaja memasang "muka palsu" dihadapan bos nya, padahal ada maksudnya.Atau seorang pria yang cintanya ditolak oleh wanita, maka dia mencari dukun untuk mendapatkan sesuatu tersebut
( perempuan tersebut - red),d.l.l

Sekali seseorang berbohong, maka ia akan menutupi kebohongannya yang pertama itu dengan kebohongan lainnya.

Tapi seperti pepatah menyebutkan 'sepandai pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga.'
Maka sepandai pandainya seseorang berbohong pasti akan ketahuan juga ;
seperti para koruptor kita yang segala kebohongan nya mulai tercium oleh KPK..

Terimakasih ... Rizky-11A-17

Unknown mengatakan...

berbohong memang sering diidentikan dengan hal-hal yang negatif namun,tak dapat dipungkiri berbohong juga kita perlukan dalam kehidupan kita.Berbohong juga bisa bersifat positif misalnya saja untuk memotivasi orang lain agar melakukan hal-hal yang baik.Misalnya saja waktu saya kecil saya sering dibilangi untuk selalu menghabiskan makanan yang saya makan dengan alasan "nanti nasinya nangis" hal itu adalah kebohongan nasi tidak bisa menangis, namun kebohongan itu bermaksud agar kita tidak membuang2makanan

Benny H/XIE/9

aditz mengatakan...

Kebohongan yang sering terjadi di antara kita sebagai manusia adalah sebuah sikap yang tidak dapat terelakkan. Mengapa kita harus berbohong?? Hal ini bisa dijelaskan demikian. Kita seringkali berada pada situasi dimana dapat merugikan kita. Dan pada saat itulah, kita berada di dalam 2 pilihan yaitu jujur dan berbohong. Bagi saya sebagai manusia, berkata jujur itu sungguh sulit apabila kita berada dalam situasi ini. Oleh karena itu, berbohong adalah pilihan yang tepat. Seringkali muncul pemikiran bahwa nantinya kita akan mengungkapakannya pada waktu yang tepat. Waktu itulah yang menjadi kendalanya. Kapan waktu yang tepat? Selagi kita menunggu waktu itu, kita menciptakan kebohongan lain untuk menutupi kebohongan yang pertama. Dengan demikian, kita terikat dalam sebuah rantai kebohongan dan akan sangat sulit untuk keluar dari sana.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu kebohongan akan menciptakan perasaan tidak menyenangkan dalam diri kita seperti gelisah, takut kalau - kalau fakta yang kita tutupi diketahui orang lain. Dan akan lebih baik jika kita berkata jujur apa adanya dan menerima segala resikonya daripada kita merasakan hal yang lebih buruk dan menyesal pada waktu yang sudah terlambat.

Aditya P. / XI-F / 2

K mengatakan...

Manusia itu makhluk lemah, karenanya pasti pernah berbuat kesalahan. Berbohong merupakan suatu bentuk kesalahan yang dapat dihindari, tetapi nyatanya orang tetap melakukan juga. Mengapa? Karena manusia makhluk lemah.

Manusia dapat mengatasi kelemahannya itu apabila diberi rahmat oleh Tuhan. Maka, semakin manusia mendekatkan diri pada Tuhan, semakin dekat pula ia dengan kebenaran. Sebaliknya, semakin jauh ia dari Tuhan, semakin jauh pula ia dari kebenaran.

Aditya Kristanto
XI-A / 1

Alfred mengatakan...

Memang adalah benar jika berbobong dapat mencelakakan orang lain. Akan tetapi, menahan kebenaran bukanlah hal yang sepenuhnya salah. Terkadang, perlu sebuah tindakan tersebut untuk menyelamatkan orang lain terlebih jika menyangkut masalah nyawa. Jika kita memiliki seorang teman yang dicari-cari oleh sekelompok preman, haruskan kita mengatakan yang sejujurnya bahwa kita tahu ada dimanakah dia? Saya rasa tidak, sebab dengan tidak mengatakan demikian, kita telah menjaga nyawa teman kita tersebut sehingga kita telah menjalankan perintah Allah yang ke-5.

Mungkin pernyataan di atas hanya berupa sebuah alasan bahwa kita boleh berbohong pada saat-saat tertentu. Akan tetapi, menganggap bahwa bohong adalah sepenuhnya salah bukanlah hal yang mulia. Kebenaran adalah sesuatu yang bersifat netral jika kita mau menganggapnya sebagai sesuatu yang objektif. Akan tetapi, perlu kita sadari bahwa kebenaran adalah pembenaran dari perbuatan manusia itu sendiri sehingga objektivitasnya pun dapat berubah menjadi subjektif. Jadi, sebuah kebenaran bukanlah hal mutlak yang menjadi sebuah acuan positif. Sebab, sebuah kebenaran subjektif adalah kebenaran semu yang sia-sia untuk diperjuangkan.

Jadi, berbohong juga bukan mutlak adalah perbuatan salah. Jika berbohong untuk mencari pembenaran, maka perbuatan itu adalah salah sebab kita akan menemukan sebuah kebenaran semu itu sendiri. Maka terbentuklah dosa pada diri manusia tersebut. Namun, jika memang sebuah kebohongan harus dilakukan untuk hal yang mulia dan tanpa sebuah tujuan untuk pembenaran diri untuk kuntungan pribadi, kebohongan itu adalah baik.

-Alfred Susilodinata XIE/3-

kevinepe mengatakan...

Tampaknya memang sudah menjadi kebiasaan kita untuk berbohong demi menutupi kebohongan kita yang lainnya. Itu sebabnya permasalahan di negeri ini tak kunjung selesai.

Jadi, kalau memang tidak ingin terjebak masalah, menurut saya, jangan pernah lakukan keburukan atau kejahatan, yang kemudian dapat memaksa kita untuk berbohong dan berbohong lagi untuk menutupinya. Daripada terus berbohong, lebih baik selalu berlaku jujur, adil, benar, dan seturut kehendak-Nya..

Kevin Eka Putra
XI F / 28

Unknown mengatakan...

Manusia bukanlah mahluk yang sempurna sehingga banyak kesalahan yang dilakukan terutama berbohong.meskipun bohong yang digunakan demi kebaikan orang lain tetaplah salah karena kebenaran pasti akan selalu terungkap.oleh karena itu kita harus hidup jujur dan adil,sehingga kita bisa mengikuti kehendaknya.

Artemius Michael Hendra
XI S2/5

Devlin mengatakan...

Devlin Djauhari/XI-1_10/CC25
Teks ini menyoroti pentingnya kejujuran dalam menghadapi situasi, menyatakan bahwa menyembunyikan kebenaran dapat berdampak negatif, termasuk memicu tindakan yang tidak bermoral. Memberikan konsekuensi terhadap penyembunyian informasi dianggap sebagai langkah yang wajar dan perlu.

MJK7 mengatakan...

Moses Jaiden Kwan XI.I/20
Kebohongan sudah dibiasakan sejak kita kecil. Tontonan yang kita tonton maupun didikan dari sekolah jarang yang menjadi kejujuran sebagai fokus utama. Anak-anak cenderung untuk berbohong karena dibuat takut dengan konsekuensi dengan tindakannya. Anak-anak tidak diapresiasi ketika bertindak jujur dan hanya dimarahi apabila tindakannya salah. Ini membuat anak-anak merasa berbohong adalah jalan agar membuat ia tidak dimarahi orang lain apalagi orang tuanya. Pada akhirnya kebiasaan dan cara berpikir ini dibawa hingga dewasa dan masuk ke dalam alam bawah sadar mereka. Hati nurani mereka tentu terganggu namun ketika sesuatu sudah masuk ke dalam alam bawah sadar, tindakan itu akan sulit dihilangkan. Maka sebenarnya perlu diberikan apresiasi apabila seseorang bertindak jujur, jangan membuat mereka takut untuk menjalani konsekuensi, dan perlu ditumbuhkan kesadaran penuh dalam diri masing2 untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari tindakan yang dilakukan baik itu untuk diri sendiri maupun bagi orang lain.

Franz mengatakan...

Franz Nugraha G/XI-1_13/CC25
Teks ini menghimbau keingijan tindak ketidak jujuran. Memberi alasan yang bersifat "baik" Bagi pelaku karena sebagai bentuk tindakan jalan lebih baik, tidak melihat bahwa berbohong sendiri sudah memasuki jalan buruk. Keinginan yang muncul berasal dari keinginan selamatkan muka atau melihat kesengsaraan korban karena kejujuran, tindakan benar diubah jadi tindakan buruk berdasarksn pandangan yang negatif, tidak sadar atas konsekuesnsi yang mengikuti. Tindakan kecil yang bersifat tidak jujur memudahkan terjadinya aksi ketidak jujuran dalam skala besar dengan hati yang tidak terpapar moral. Gambaran konsekuensi perlu dihimbau dan dicerna agar pelaku sadar dan memilih jalan lebih wajar dan bermoral.

louvi mengatakan...

Louvi Aprilius Tanoto XI-8/26/CC25
Menurut saya bacaan ini merupakan bacaan yang sangat menarik dikarenakan topik mengenai bohong demi kebaikan sebenarnya topik yang kontroversial dikarenakan tidak bisa dianggap sebagai salah atau benar karena ada situasi dan kondisi dimana seseorang berbohong demi kebaikan akan sesuatu seperti ada cerita mengenai sang orang tua yang berbohong kepada anaknya mengenai keadaan pekerjaannya yang sebenarnya sehingga anaknya tidak khawati. Menurut saya hal tersebut sulit untuk disebutkan sebagai suatu kejahatan maupun kebaikan dikarenakan ada hal yang bertentangan dalam dua sisi. Tetapi dari bacaan ini dapat dilihat bahwa jujur lebih baik dari pada berbohong walaupun menyakitkan dikarenakan lebih baik mengetahui yang sebenarnya dari pada membohongi diri sendiri dan juga orang lain sehingga menerima sesuatu yang bukan apa adanya.

Hezki mengatakan...

Dengan berkembangnya zaman orang menjadi lebih peduli terhadap opini orang lain terhdapa mereka. Sehingga banyak orang akan berbohong untuk menyelamatkan ataupun untuk menguntungkan dirinya. Namun dengan berbohong orang tersebut dapat mencemari dirinya dan membawa konsekuesi bagi dirinya ataupun bagi orang lain. Sehingga lebih baik tersakiti walaupun jujur daripada aman namun berbohong. Saya dapat mengerti tentang hal ini karena pernah ada pengalaman sendiri. Pada saat saya SD saya pernah memecahkan lampu saat bermain bola, namun saya coba pura - pura tidak tahu. Namun dengan pura pura tidak tahu saya jadi terus berparanoia takut ketahuan, sehingga saya pilih untuk jujur. Saat itu walaupun saya dimarahkan karena memecahkan lampu namun saya merasa lebih lega.
Yehezkiel Kimley XI8/34