23 September, 2008

Kapan Musim Korupsi Berakhir ?

"Desakan beberapa anggota DPR merevisi UU KPK dan memotong kewenangan penyadapan adalah sebuah kemunduran. Sadar atau tidak, wacana itu akan dilihat sebagai upaya melemahkan pemberantasan korupsi. DPR seolah menempatkan diri sebagai musuh, mencoba menggerogoti kewenangan KPK.

Kegerahan itu agaknya berangkat dari tindakan KPK yang menggunakan strategi "prioritas sektor". Dalam catatan Transparency International (TI) Indonesia, posisi legislatif dan partai politik sebagai sektor terkorup, selain penegak hukum, selalu bertahan sejak 2005-2007.

ICW melihat fenomena ini dari kinerja penindakan KPK jilik II. Setidaknya ada tujuh tersangka di sektor legislatif, atau sekitar 28 persen dari 25 tersangka yanga sudah diproses sejak Desember 2007 - Agustus 2008. Bahkan, satu per satu dari 52 anggota DPR, baik mantan atau masih aktif, ada pada posisi riskan karena diduga terkait kasus Rp 100 miliar aliran dana Bank Indonesia.

Upaya KPK itu mengancam kelompok koruptif DPR sehingga mudah mengargumentasikan, upaya pelemahan KPK berangkat dari kecemasan. Dalam Independent Report yang disampaikan koalisi NGO/LSM pada UN convention Against Corruption (UN-CAC) ke-2 Januari 2008 disimpulkan, pelemahan dan deligitimasi institusi merupakan faktor penting kegagalan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Deligitimasi lembaga antikorupsi, seperti KPK, merupakan pola berulang. Menurut catatan ICW, sudah tujuh institusi yang awalnya dibentuk untuk memberantas korupsi, tetapi akhirnya dibubarkan saat mencoba menyentuh kekuasasan...........

Persekongkolan elite politik untuk melawan upaya pemberantasan korupsi harus dilihat sebagai ancaman terhadap demokrasi dan kepentingan rakyat. Jika DPR benar-benar memusuhi pemberantasan korupsi, artinya mereka sedang memosisikan diri melawan rakyat Indonesia.
(Sumber: Febri Diansyah, "Musuh Pemberantasan Korupsi", dlm.: Kompas, 16 September 2008, hlm. 6)

34 komentar:

willy sandi XIB-40 mengatakan...

Jika keadaan Indonesia tetap seperti ini , maka tidak akan pernah berakhir musim korupsi yang menjadi kebiasaan pemimpin-pemimpin kita, seperti anggota-anggota DPR yang ingin membuang KPK dari negara Indonesia dengan cara membubarkan KPK atau dengan menyempitkan wewenang yang dilakukan KPK ! Menurut saya, saya mengambil fakta bahwa ternyata mereka semua adalah koruptor koruptor yang mengotori nama Bangsa Indonesia. Karena mereka semua tidak mau keberadaan KPK yang saat ini telah menunjukan bukti-buktinya yang sangat jelas dalam menangkap anggota-anggota DPR saat ini seperti jaksa urid ,Nur Amin Nasution , dll.

Saya setuju bahwa yang tidak setuju dengan KPK adalah musuh Indonesia , sebab mereka tidak ingin korupsi dihilangkan karena mereka akan mendapatkan keuntungan yang lebih sedikit ! Dan jika keadaan seperti itu terus , maka korupsi kita tidak akan berakhir hingga Indonesia mengalami periode kehancuran

alberthutama mengatakan...

Kapan musim korupsi berakhir?
Menurut saya, itu adalah sebuah pertanyaan yang bagus dan jawabannya sangat dinanti-nanti rakyat Merah-Putih agar lepas dari korupsi.
Kita tidak bisa menyamakan sifat jangka waktu "musim hujan" dengan "musim korupsi". Musim hujan di Indonesia punya jangka waktu sekitar 6 bulan, tetapi, musim korupsi...???
Sebenarnya, tidak cukup KPK yang bisa membantu memberantas korupsi, KESADARAN dari insan setiap rakyat Indonesia-lah yang merupakan basic agar musim korupsi ini berakhir. Tetapi, sampai sekarang, kesadaran itu tampaknya kurang begitu terlihat terutama dalam Pemerintahan. Jadi, mau tidak mau, kita hanya menyerahkan kepada KPK dan kita bantu dengan doa agar korupsi dapat berakhir.

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang mungkin di kalangan rakyat bawah, namanya sudah tercemar dengan korupsi, masih mau campur tangan urusan korupsi dengan KPK yang notabene memiliki singkatan Komisi Pemberantasan Korupsi... Apa kata dunia???

Unknown mengatakan...

Sangat wajar jika DPR mau membatasi kewenangan KPK, tanpa ada maksud membenarkan tindakan itu. Mengapa? Kalau kita melihat wajah para anggota dewan legislatif, rasanya kini tidak ada lagi rasa percaya. Buktinya, banyak diantara mereka yang korupsi. Mulai dari kasus penggunaan lahan hingga aliran dana BI.

Sangat disayangkan ada upaya untuk mengurangi kewenangan KPK. Upaya ini muncul ketika KPK berhasil mengungkap kasus-kasus korupsi di negeri ini. Buktinya, indeks persepsi korupsi (IPK) yang dipublikasikan oleh Transparency International Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2007, Indonesia memiliki skor IPK 2,3. Tahun 2008, IPK naik menjadi 2,6. KPK akan semakin dibatasi saat ia mulai menunjukkan prestasi.

Sebagai bangsa Indonesia, saya amat bersedih melihat keterpurukan bangsa ini. Mungkin di tahun 2009 bangsa ini dapat menemukan figur-figur pemimpin yang mau dengan tulus untuk memberantas kebusukan negeri ini, bukan hanya sekadar janji untuk meraih suara.

Demi Indonesia yang kucintai,

Aditya Kristanto
XI-A/1

Unknown mengatakan...

Kalau mau membicarakan korupsi di Indonesia, rasanya tidak akan ada habisnya. Dari jaman orde baru sampai sekarang, korupsi terus merajalela di negeri kita. Tidak dapat disangkal bahwa Indonesia adalah salah satu negara terkorup di dunia kalau kita lihat dari kacamata politik Indonesia.

"Kapan Musim Korupsi Berakhir ?" Adalah sebuah pertanyaan tak berujung. Korupsi di Indonesia telah menyusup ke dalah sela-sela masyarakat Indonesia, salah satunya politik. Kita di Indonesia sudah tau bahwa kasus korupsi terus muncul di negara kita. Belum satu kasus selesai, kasus lain sudah bermunculan.

Lalu, solusi apa yang harus kita ambil? Kita harus segera MEMBERSIHKAN politik Indonesia yang sudah kotor tercemar oleh tikus-tikus di DPR kita.Sebagai warga Indonesia dan seorang beriman, kita harus menentang praktek korupsi yang menunjukkan pencurian besar-besaran di negara kita. Kita harus bbertindak atas orang-orang yang sudah mencungkil hak-hak kita. Salah satu caranya adalah mendukung adanya KPK dan melakukan pengawasan pada KPK sebagai warga Indonesia yang beriman. Kita juga harus menanamkan nilai "Benci Korupsi" di negara kita. Niscaya, negara Indonesia akan menjadi negara yang lebih baik dan korupsi yang minim bahkan hilang dari tanah air kita.

HIDUP ANTIKORUPSI!

Dhani P
XIC 13

Mr. Mix mengatakan...

Korupsi?? Itu merupakan hal yang sudah biasa bagi para pejabat negara. Korupsi susah untuk diakhiri, jika tidak ada kesadaran dari masing-masing individu. Akal sehat sangatlah penting dalam mencegah tindakan korupsi tersebut. Korupsi memang selalu ada dan sampai saat ini masih saja terjadi. Tindakan ini berhubungan dengan adanya sifat jahat manusia, atau yang disebut leviathan.

Korupsi memang tindakan yang kejam. Bahkan lebih kejam daripada membunuh. Korupsi merupakan tindakan pidana yang kasat mata. Jika dibandingkan para koruptor dengan masyarakat miskin, maka akan terlihat perbedaan golongan yang sangat ekstrem.

KPK yang merupakan badan pemberantas korupsi ini, mengambil peran yang sangat penting dalam mengontrol para koruptor. Tanpa adanya komisi ini, para koruptor akan bertambah banyak dan merajalela. Korupsi juga sudah mulai meracuni jaksa-jaksa yang mengadili perkara-perkara.

Korupsi saat ini memang sudah menginfeksi negara ini. Korupsi bisa dihilangkan dan dibasmi. Sebaiknya pembasmian ini dimulai dari sekarang, sebelum terlambat.

Perlahan-lahan, yang penting pasti!

Adrianus Steffan
XI-E/1

Balthus mengatakan...

Menurut saya,pertanyaan ini sangat berkaitan dengan postingan "Budaya Cuci Tangan".

Kapan musim korupsi berakhir?
Kalau bertambah kerasnya usaha KPK dalam memberantas korupsi tidak diikuti bertambahnya kesadaran para pejabat Indonesia tentang korupsi, semua itu tidak ada gunanya. Para pejabat mungkin awalnya takut dengan keberadaan KPK, tetapi lama kelamaan mereka akan bertindak untuk menggagalkan usaha KPK memberantas korupsi. Mungkin mulai dari menutup-nutupi, menyuap, bahkan membunuh. Usaha memberantas korupsi seharusnya dimulai dari pendidikan moral sejak usia dini. Jadi, yang memiliki kesadaran betapa buruknya tindak korupsi bukan hanya pejabat, tetapi juga para anggota KPK. Karena beberapa kali terdengar kabar bahwa anggota KPK melakukan korupsi, yang sudah jelas sangat bertentangan dengan kewajibannya sebagai pemberantas korupsi.

Balthasar Sebastian
XI-E/8

Unknown mengatakan...

Kapan musim korupsi di Indonesia akan berakhir kalau DPR saja sebagai wakil rakyat menentang KPK? Dengan penentangan anggota DPR terhadap kebijakan-kebijakan KPK ini semakin memperjelas bahwa beberapa anggota DPR tersebut telah melakukan korupsi. Untuk mencegah agar mereka tidak dikenakan sanksi maka mereka berusaha menutup ruang gerak KPK agar tidak dapat memasuki wilayah kekuasaan DPR. Dalam hal ini kekuasaan seseorang tidak digunakan dengan semestinya. Kekuasaan dimanfaatkan untuk mementingkan kepentingan diri sendiri. Beginilah moral mayoritas para pemimpin Indonesia yang memiliki kekuasaan.

Mereka yang menentang KPK itu tidak berani mempertanggungjawabkan perbuatan korupsi yang telah mereka lakukan. Mereka tidak mau mendapatkan sanksi yang seharusnya dikenakan pada mereka. Bahkan terkadang beberapa anggota DPR itu melakukan berbagai macam cara agar mereka bebas dari sanksi, termasuk memberikan sejumlah uang kepada jaksa dan hakim. Hal ini merupakan sebuah ancaman untuk Budaya Demokrasi yang saat ini merupakan budaya politik yang diterapkan oleh Bangsa Indonesia

Untuk mengakhiri korupsi di Indonesia harus dimulai dari sedini mungkin. Misalnya, saya pernah mendengar bahwa salah satu universitas yang dimiliki Indonesia, Universitas Indonesia, berencana untuk membuka fakultas baru, yaitu FAKULTAS ANTI KORUPSI. Rencana ini sudah sampai ditelinga Wapres Jusuf Kalla dan beliau sangat menyutujui rencana pembukaan fakultas baru itu di Universitas Indonesia. Semoga fakultas ini benar-benar terwujud dan dapat dicontoh oleh universitas-universitas lainnya di Indonesia. Dengan begitu diharapkan kelak dikemudian hari, para calon pemimpin bangsa itu tidak lagi menerapkan Budaya Korupsi karena sudah ditanamkan sejak dini Budaya Anti Korupsi.
Selain itu, juga harus ada supremasi hukum di Indonesia, yaitu penerapan hukum yang adil, jujur, dan independen. Hukum di Indonesia harus berlaku dan mengikat semua rakyat Indonesia. Bukan seperti sekarang ini dimana hukum sangatlah lemah dan tidak mengikat semua rakyat Indonesia. Bahkan, lebih parahnya lagi hukum di Indonesia dapat dibeli dengan sejumlah uang.


James Hidayat
XIE/24


26 September 2008

Unknown mengatakan...

Indonesia tidak akan pernah bebas dari korupsi bila hal ini terus terjadi. Sangat jelas bahwa KPK sendiri dibatasi kewenangannya oleh DPR dalam memberantas korupsi. Sebenarnya dalam kasus ini DPR lah yang tidak benar. Mereka tidak ingin KPK menyelidiki bahwa sebagian besar dari anggota DPR adalah para koruptor itu sendiri. Ini merupakan masalah yang besar di Indonesia.

Maka, diperlukan suatu perubahan di dalam tubuh DPR. Pertama bisa dengan penegakan fungsi-fungsi DPR. Bila hal ini tidak berhasil, terpaksa harus dilakukan perombakan pada DPR. Generasi-generasi lama yang sebagian besar koruptif harus diganti oleh generasi-generasi baru yang dipilih secara demokratis oleh rakyat. Para generasi baru tadi haruslah orang yang berintelektual, mengerti aspirasi rakyat, dan pastinya antikorupsi.

Jovian Jevon / XI-D / 22

Nimbus et Sancti mengatakan...

Melihat pertanyaan "Kapan Musim Korupsi Berakhir?" cukup menggugah untuk dijadikan sebuah perenungan setiap insan manusia. Sebuah perenungan untuk mengakhiri segala bentuk korupsi.

Mengingat istilah KPK dapat diartikan "Komisi Pemberantasan Korupsi" tetapi juga dapat diartikan "Kumpulan Perkara Korupsi" seperti acara di salah satu televisi. Hal ini telah menunjukkan korupsi sebagai kebudayaan di dalam elit politik yang seakan-akan "mendarah daging" di dalamnya.

DPR sebagai salah satu kelompok yang menjadi tempat paling memungkinkan untuk melakukan tindak korupsi. Ini bertentangan dengan tugas mereka sesungguhnya.

KPK jelas memiliki wewenang untuk
mengadili siapapun dia yang memang benar terlibat dalam kasus korupsi. Karena begitulah yang seharusmya!!!
Revisi UU yang terlihat membatasi peran KPK tidak seharusnya terjadi.

candidate cxx- persevere mengatakan...

simple saja dan tak perlu banyak bicara.

"Mengharapkan musim korupsi berakhir sama saja Mengharapkan musim gugur di Indonesia berakhir"

Although Indonesia tidak pernah mendapatkan musim gugur...

Sebenarnya jawabannya ada pada diri kita juga kalau seandainnya pemerintahan tidak bisa diandalkan mulailah dari diri kita sendiri
apa kita masih berlaku seperti koruptor?

tidak usah terlalu menggangap rendah koruptor lihatlah diri kita yang sebenarnya juga koruptif dalam segala hal yang ada

Tidak perlu berharap lebih pada KPK karena bila akar-akarnya sudah rusak tentu saja seluruh batang tubuhnya juga rusak.

Nanti juga pemerintahan akan berakhir dengan sendirinya dan sudah semustinya kita sebagai generasi penerus meneruskan serta mengubah hal-hal yang dianggap menyimpang..

"In the End everything will be good If it's not then it's not the End"
que sara sara

Leo Nugraha mengatakan...

Leo Nugraha / XI-B / 29



Musim korupsi di Indonesia pada dasarnya dapat dihentikan kapan saja oleh seluruh rakayat Indonesia. Permasalahannya adalah, sejauh mana seluruh warga negara sadar akan dampak buruk korupsi yang notabene hanya disadari oleh rakyat kecil yang menjadi sasaran dari korupsi.


Adanya KPK di Indonesia bukan berarti korupsi hilang, karena KPK ibarat 'penjaga rumah' yang dikendalikan si pemilik rumah. Artinya percuma ada KPK kalau isinya tetap sama. Bahkan KPK bisa dijadikan kedok buat suatu persekongkolan. Meski demikian bukan berarti KPK tidak punya peran. KPK sendiri sudah mencermikan kalau bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mulai ada yang sadar akan sadisnya korupsi bagi orang lain.


Intinya berhenti atau tidaknya musim korupsi Indonesia tidak bisa disamakan dengan musim akibat pengaruh iklim yang ada intervalnya. Semua bergantung pada kesadaran, kesadaran dari nurani untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.


Intinya: mari kita biasakan hidup jujur untuk mengantisipasi musim / budaya korupsi di Indonesia

Daniel Christian mengatakan...

Memang kita tidak dapat menyangkal bahwa Indonesia adalah salah satu negara terkorup di dunia. Bukan maksud menjelek-jelekan bangsa sendiri, namun begitulah kenyataannya.

"Kapan Musim Korupsi Berakhir ?" Adalah sebuah pertanyaan tak berujung. Korupsi di Indonesia telah menyusup ke dalah sela-sela masyarakat Indonesia, dari kekuasaan yang tertinggi hingga ke tingkat kelurahan bahkan desa-desa.

Menurut saya,solusi yang dapat kita ambil? Yaitu dengan pembersihan seluruh badan pemerintahan dari tinggi hingga ke rendah dari seluruh tindakan korupsi tanpa kecuali. Diperlukan juga tindakan dan sanksi hukum yang jelas agar para koruptor menjadi jera.

Namun, yang terpenting adalah dengan pengajaran nilai-nilai kejujuran kepada seluruh rakyat, kepada yang muda, bahkan kepada yang tua sekalipun.

Pemerintah tidak akan mampu menyelesaikan masalah ini sendirian saja, seluruh rakyat Indonesia harus bersatu padu untuk memerangi korupsi. Mulai dari diri sendiri, dari sekarang, dan dari hal-hal yang kecil. Di saat itulah, saya yakin, korupsi akan berakhir.

Daniel Christian
XID/09

G.A.B.E mengatakan...

Benar-benar.....Tingkat korupsi di negara ini sudah mencapai level yang bisa dibilang sudah KETERLALUAN. Para koruptor-koruptor ini sudah terhimpit karena usaha KPK dalam menyadap tersangka-tersangka korupsi. Dan usaha ini terbukti secara efektif memberantas para koruptor-koruptor yang selama ini bersarang di Indonesia. Para koruptor-koruptor ini sudah mulai merasa tertekan, seperti tikus yang terjebak dalam karung.

Tetapi masih saja mereka bisa berdalih. Bahkan mereka mulai untuk memberhentikan kelompok-kelompok yang berusaha mengungkap kekoruptoran mereka. Begitu kelompok KPK ini sudah menyelundup cukup jauh, para anggota DPR ini mengeliminasi tindakan mereka supaya para anggota DPR tidak akan ketahuan melakukan korupsi. Benar-benar tindakan yang sangat kekanak-kanakan! Padahal dengan melakukan tindakan seperti ini sama saja dengan mengakui bahwa para anggota DPR melakukan korupsi.

Tentu saja reaksi masyarakat akibat perubahan UU KPK ini bisa diperkirakan. Tindakan ini tentu saja seperti melawan seluruh masyarakat Indonesia. Anggota DPR yang jumlahnya ratusan melawan rakyat Indonesia yang berjumlah jutaan? Sepertinya bisa terlihat dengan jelas pihak siapa yang menang nantinya.

Kalau tindakan yang dilakukan anggota DPR ini terus dibiarkan tanpa ada perlawanan balik dari pihak KPK, tentu saja korupsi tidak akan musnah. Tetapi apabila KPK terus mengungkap para koruptor-koruptor di Indonesia..hanya masalah waktu saja sampai korupsi di Indonesia bisa musnah..

"Rakyat tidak boleh takut pada pemerintah, melainkan pemerintah harus takut terhadap rakyatnya"
Gabriel Alexander/XIE/21

Ry0_W4t4n4b3 mengatakan...

menurut saya, DPR sudah benar-benar keterlaluan. Mereka ingin diri mereka bebas dan berbuat tidak jujur seenaknya dengan cara apapun. Seperti yang disebutkan pada artikel di atas, DPR berusaha untuk melindungi diri mereka dengan cara-cara yang kotor seperti pelemahan KPK dan kompisi pemberantasan korupsi lainnya. Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja. Jika ini terjadi terus, cepat atau lambat DPR bisa berbuat sewenang-wenang dengan usaha kotor mereka.

Menurut saya, DPR tentu saja musuh rakyat karena mencoba melindungi diri mereka dengan cara kotor. Maka dari itu, saya berharap para tokoh politik dan SBY-JK bisa melakukan sesuatu untuk menangani ini. Karena, hanya merekalah orang-orang berkuasa yang sanggup menyelamatkan Indonesia dari kehancuran.

Marvin
XIC/26

Yohanes Wirawan Putranto mengatakan...

Menurut saya, semua ini adalah permainan politik. Bahkan para anggota KPK dipilih oleh DPR agar tidak mencampuri kekuasaan mereka untuk korupsi. Jadi tidak ada gunanya kita berlelah-lelah mengeluh. Ada baiknya tindakan konkrit diambil seperti memilih calon DPR dengan benar, bukan berdasarkan kenalan atau sogokan, sehingga calon DPR yang dipilih benar-benar membela rakyat dan mampu memberikan suara kita.

Para anggota DPR diliputi oleh kebohongan dan ketidakberanian untuk mengakui kesalahan. Oleh sebab itu, pendidikan kejujuran harus ditanamkan kepada anak muda sejak dini, sebab bila terbiasa jujur, maka mereka akan berani untuk mengakui kesalahan mereka. Maka, biarkanlah generasi yang sudah rusak ini, rusak, tetapi generasi berikutnya haruslah baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

cafa mengatakan...

Kapan Musim Korupsi Berakhir ? May - ( May be yes? )/( May be no? ).

Menurut saya itu mungkin akan berakhir ( may be yes ) apabila para koruptor atau calon koruptor ( berniat berkorupsi ), dan segenap manusia memiliki kepribadian yang sangat kuat dan ‘iman’ yang benar-benar merekat erat dalam jiwa mereka untuk mengatakan TIDAK pada korupsi, dan memegang teguh ajaran ……“Tetapi siapa yang membenci suap akan hidup” (Amsal 15:27) bagi mereka yang percaya pada Kristus ( Kristen / Katholik ).
Juga dibutuhkan peranan dari pemerintah untuk memberikan pengetahuan lebih lanjut tentang hukum di Indonesia, khususnya yang mengatur tentang korupsi. Pemerintah Indonesia harus meniru Negara lain yang sukses dalam memberantas KKN di Negara mereka

Dan mungkin musim itu tidak akan berakhir ( may be no ). Apabila semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung tidak mendukung usaha – usaha pemberantasan korupsi tersebut.
Disini pihak pemberi gaji siapapun itu juga memiliki andil melahirkan para koruptor baru atau turut memusnahkan calon – calon para koruptor, mengapa? Karena menurut saya, tidak bisa disalahkan juga kalau seseorang berkorupsi dalam pekerjaan mereka, karena orang itu pikir, gaji saya tidak cukup untuk kebutuhan hidup saya apalagi saya sudah berkeluarga. Itu akan terjadi apabila nilai etika hidup orang tersebut lemah.

Saya sangat menyayangkan apabila ada pihak tertentu ingin mengurangi pemberian tekanan kepada para koruptor dan teman – temannya. Juga para pemegang kekuasaan yang menjalankan kekuasaannya dengan sewenang – wenang.

Tapi saya optimis kalau korupsi – korupsi di Indonesia dapat ‘disikat’ habis oleh KPK. Juga musim korupsi ini akan berakhir dengan bantuan ajaran – ajaran oleh siapapun itu untuk baik itu di tempat ibadah, sekolah, ataupun lingkungan mana saja agar bersama – sama memerangi korupsi, dan tidak memiliki rencana/ niat untuk berkorupsi.

Nama : Rizky Karo-karo 11 A-17

WaroengLordz mengatakan...

Indonesia sangat sulit untuk melepaskan negara ini dari masalah dan perkara korupsi selama keinginan untuk merubahnya masih tidak serius!

Mangapa bisa demikian? Menurut saya ini diakibatkan pengaruh sifat manusia itu sendiri yang sudah pernah dibahas pada blog sebelumnya dan juga pengaruh lingkungan korup di Indonesia yang tidak berubah dari jaman Suharto sampai sekarang.

Dan masalah korupsi di Indonesia tidak pernah hilang karena sistem hukum yang masih sangat lemah. Para anggota departemen dan instansi pemerintah sebagian besar diisi oleh orang yang "Obral Janji", yang hanya menginginkan kedudukan dan tidak menginginkan perubahan di Indonesia ini. Sikap inilah yang menghambat Indonesia untuk benar-benar "merdeka". Merdeka yang dalam arti bisa bebas dari pengaruh yang merugikan Bangsa dan Negara sekaligus rakyatnya.

KPK yang telah dibentuk sudah menjalankan tugas yang sungguh mulia dan bermanfaat untuk mengurangi masalah korupsi dan juga bisa menyehatkan pemerintahan Indonesia, tetapi malah ingin dihambat oleh anggota DPR. Hal itu malah membuat orang yakin bahwa banyak aggota DPR sendiri yang kuropsi.
Bagaimana masyarakat bisa percaya pada anggota pemerintahan apalagi anggota DPR yang sangat berpengaruh apabila dalam tubuh instansi tersebut tidak sehat?

Menurut saya KPK merupakan Obat untuk menyembuhkan penyakit korupsi, sedangkan Anggota DPR itu sendiri merupakan virus yang harus disembuhkan malah diberantas! walau memang ada anggota DPR yang bukan Virus. Indonesia harus bisa menegakkan hukum!

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki SDA yang dapat menyejahterakan rakyatnya dibanding negara berkembang lainnya. Namun, saya rasa Indonesia adalah negara yang tidak bisa menjadi Negara maju selama pemerintahan masih kotor dan hukum yang lemah dibanding negara berkembang lainnya yang pemerintahannya bisa dijamin dan hukum yang relatif kuat!


Gradiyanto-XID-18

Jason Hamdani mengatakan...

Judul yang sangat menarik bagi saya karena menyinggung suatu hal yang sangat menarik dalam bangsa Indonesia ini.

Akhirnya semua terungkap, DPR merasa takut oleh KPK. DPR memasang sikap protektif terhadap kebebasan anggotanya untuk melakukan 'korupsi' dan KPK mulai mengungkap hal itu. DPR merasa takut terhadap KPK yang mencoba menegakkan 'kebenaran' (ya, di manakah kebenaran berada di Indonesia ini?). Bagi DPR itu adalah kesalahan, maka mereka mencoba memberi batasan - batasan pada KPK yang mulai 'sok tahu'.

Nah sekarang adalah saatnya bangsa Indonesia sendiri yang menghakimi para pemimpin mereka. Di pihak manakah mereka, mengingat DPR sebenarnya adalah wakil rakyat sendiri.
KPK jelas menunjukkan kesiapannya melaksanakan tugas. Jika KPK terpaksa harus diberi batasan dan akhirnya ditutup oleh DPR atas nama 'kebenaran', maka rakyat Indonesia sendiri yang harus menegakkan 'kebenaran' itu.

Jika rakyat Indonesia tidak menyadari bahwa musuh mereka adalah DPR mereka sendiri yang melakukan tindak korupsi, tinggal tunggu sampai waktunya habis dan akhirnya Indonesia ini hancur ke jurang kehancuran...

Jason Hamdani / 22 / XI-C

Unknown mengatakan...

Dengan pernyataan diatas para anggota DPR semakin nyata dalam aksi korupsi yang dilakukannya...

Sikap yang diambil oleh para anggota DPR ini sangat memalukan kelompok-kelompok pemimpin negara yang seharusnya memimpin negara ini dengan jujur. Serta para anggota DPR juga harus memberikan contoh sebagai wakil rakyat yang baik dan berbudi serta beragama...

Memang seharusnya KPK harus diberi kewenangan setingkat presiden agar dapat segera menangkap para pelaku korupsi secepatnya agar bukti-bukti tidak dapat dihapus atau di hilangkan...

XI E/37

Ivanzz mengatakan...

saya rasa korupsi bisa berakhir kalo ada kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Semuanya membutuhkan kejujuran dari rakyat, karena orang Indonesia sikapnya suka meniru, harus ada juga yang jadi panutan.

Lebih realistisnya lagi, Indonesia bebas korupsi saat sudah jadi negara kaya dan tidak ada lagi orang miskin, namun bagaimana caranya saya tidak tahu pasti..

Yang jelas hukum harus lebih ditegakkan, supremasinya tidak boleh dikalahkan dengan uang, penegak hukum harus serius menangani kasus korupsi, dan hukuman harus benar-benar membuat si pelaku jadi jera.

Ivan/XIB/25

Febrian mengatakan...

Saat ini, budaya korupsi di dalam masyarakat Indonesia telah mencapai tingkat akut dan telah "terintegrasi" dengan cara hidup kebanyakan orang.
Hal ini terlihat dari tindakan - tindakan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang menjadi contoh perilaku sehari - hari masyarakat yang telah dirasuki korupsi sedemikian luas.
Cara mengurangi budaya korupsi sebenarnya adalah cukup sederhana, yaitu dimulai dengan diri kita sendiri. Kita harus memiliki ketetapan dan sikap untuk tidak berbuat korupsi.
Langkah berikutnya adalah dengan mengajarkan orang - orang di sekitar kita budaya bersih dan jujur.
Bila hal ini dilakukan secara masiv dan penuh dedikasi, masyarakat akan memiliki pemikiran yang dewasa dan akan membenci tindakan korupsi sehingga tidak ada yang mau berbuat korupsi.
Oleh karena itu, berhenti hanya melihat dan meratapi kegagalan KPK untuk menindak koruptor karena dibatasi ruang geraknya, tetapi marilah mulai menjadi pihak aktif dalam menghentikan budaya korupsi (seperti sabda Tuhan: "Janganlah kamu menjadi pendengar Firman saja, tetapi jadilah pelaku Firman.")

zion d wiseman mengatakan...

Memang DPR telah melakukan kesalahan dengan menghalangi KPK dalam bertindak. DPR sendiri tidak mau membimbing dirinya menuju jalan yang benar.
Menurut saya yang paling memungkinkan untuk mendukung KPK adalah Presiden, karena Presiden tidak terikat dengan DPR. Tapi masih ada satu kendala besar yaitu jika ternyata KPK juga bertolak belakang dengan kewajibannya.

yoshua Nabara(XID/41)

Unknown mengatakan...

menurut saya korupsi di Indonesia sulit untuk diakhiri. Kebudayaan korupsi sudah mengakar dalam diri warga Indonesia mulai dari hal kecil sampai hal-hal yang besar.

saya pribadi menjadikan suara hari yang jernih sebagai suatu cara untuk mengurangi bahkan menghilangkan budaya korupsi karena jika manusia memiliki suara hati yang jernih, segala sesuatu dapat dipikirkan dengan akal sehat dan pada akhirnya mampu menentukan mana yang baik dan yang buruk

semoga saja korupsi di Indonesia dapat segera berakhir. Minimal berkurang.

George Andreas Winata
XI-C / 21

kiel mengatakan...

Kapan musim korupsi akan berakhir? Pertanyaan yang sulit untuk dicari ujungnya, karena bagaimana korupsi bisa berakhir bila wakil rakyat saja pro terhadap korupsi? DPR saja sebagai wakil rakyat menentang KPK? Wakil rakyat yang telah kita percaya pun melakukan korupsi. Mereka melakukannya dengan cara tertutup yaitu dengan cara membatasi ruang gerak KPK. Dengan penentangan anggota DPR terhadap kebijakan-kebijakan KPK ini semakin memperjelas bahwa beberapa anggota DPR tersebut telah melakukan korupsi. Untuk mencegah agar mereka tidak dikenakan sanksi maka mereka berusaha menutup ruang gerak KPK agar tidak dapat memasuki wilayah kekuasaan DPR.

Mereka dengan seenaknya menghamburkan uang rakyat untuk kepentingannya sendiri. korupsi sudah menjalar di negara Indonesia sehingga mendapat predikat negara TERkorup. Cara terbaik untu memulai mengurangi korupsi dalam negara kita adalah dengan memulainya dari diri kita sendiri, kadang kala kita sering melakukan korupsi seperti korupsi waktu. hal kecil dapat berkembang menjadi hal yang besar. Selain itu di butuhkan figur pemimpin yang tegas dan jujur. Selain itu, juga harus ada supremasi hukum di Indonesia, yaitu penerapan hukum yang adil, jujur, dan independen. Hukum di Indonesia harus berlaku dan mengikat semua rakyat Indonesia. Bukan seperti sekarang ini dimana hukum sangatlah lemah dan tidak mengikat semua rakyat Indonesia. Bahkan, lebih parahnya lagi hukum di Indonesia dapat dibeli dengan sejumlah uang. Uang menjadi segalanya di negara ini. Uang menjadi setan yang diagung agungkan berbagai orang.

Yehezkiel Nathanael
XID / 39

steve edpin mengatakan...

Menurut saya, sedikit berat memang jikalau ingin menanggalkan korupsi di dunia ini, lebih tepatnya lagi, di negeri kita, Indonesia ini.

Korupsi konon diturunkan dari parah kompeni Belanda di Indonesia. Jadi, selain mewariskan bangunan-bangunan bersejarah, Belanda juga mewariskan suatu "kebiasaan buruk", yaitu korupsi.

Sekarang memang belakangan ini, disaat pemerintahan Presiden SBY, korupsi mulai ditindak tegas. Terutama dengan dibentuknya sebuah komisi yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sedikit membantu, memang. Namun masih saja banyak sekali kasus korupsi di negara kita ini.

Apa sebenarnya yang kurang?
Menurut saya satu, yaitu sikap kesadaran.
Jikalau sang oknum menyadari, apa akibat dari perbuatannya itu, apa akibatnya bagi bangsa, dan juga bagi keluarganya (jika ia tertangkap), tentu saja ia tidak melakukan perbuatan tersebut. Padahal pelaku korupsi sebetulnya bukan dari golongan menengah kebawah, melainkan menengah keatas, yang hidupnya lebih dari cukup.

Steve Edpin
XIA / 19.

Ricky Kristanda mengatakan...

Saya sangat mendukung terhadap usaha-usaha yang dilakukan KPK untuk membersihkan pemerintahan kita dari tindakan korupsi. Saya malah mengecam tindakan yang dilakukan oleh para dewan kita yang duduk di DPR itu. Menurut saya, tindakan DPR itu adalah tindakan banci karena mereka tidak berani mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka perbuat. Mereka tidak berani mengakui keadaan diri mereka yang sebenarnya. Kita tahu hampir sebagai besar anggota DPR kita terlibat KKN (baik itu Korupsi,Kolusi,ataupun Nepotisme). Ingat ketika DPR menggugat salah satu grup band yang menyanyikan lagu “Mafia Senayan”. Anggota DPR kita sebenarnya merasa tersindir sehingga mereka menuntut dengan berdalih bahwa grup band itu tidak menghormati wakil rakyat.

Saya akui memang untuk melatih kejujuran dan rasa tanggung jawab dan gentleman yang tinggi sangat sulit,perlu proses yang panjang. Tetapi setidaknya marilah kita mulai semuanya itu dari diri kita masing-masing. Pusatkan dan bawa diri kita untuk menyadari bahwa kita ini makhluk ciptaan Tuhan yang dipakai Tuhan untuk mewartakan kerajaanNya. Melalui tugas dan amanat yang kita peroleh masing-masing, kita melatih dan membawa diri kita masing-masing agar mampu menghadirkan kuasa Allah dan kasih Allah di lingkungan sekitar kita. Janganlah kita hanya pandai bicara seperti halnya anggota DPR kita, marilah kita tunjukkan komitmen dan tekad kita untuk memajukan bangsa ini dengan memperbaiki sikap kita masing-masing sehingga bangsa ini dapat dipulihkan

Kami umatMu rendahkan diri sujud dan berdoa
Mencari wajahMu berpaling dari jalan kami yang jahat
Oleh anugerahMu ampunilah, Oleh anugerahMu pulihkanlah
Tuhan pulihkan Bapa pulihkan , kembalikan bangsa kami kepadaMu
Bapa pulihkan ampunilah bangsa kami, dan pulihkan kembali negeri kami


Amsal 12 : 23
Orang yang bijak menyembunyikan pengetahuannya, tetapi hati orang bebal menyeru-nyerukan kebodohan.


Ricky Kristanda XI D/33

Unknown mengatakan...

akan sangat sulit untuk bisa memulihkan kondisi ini. korupsi sudah menjadi seperti tindakan sehari-hari bagi setiap orang. setiap kali ada kesempatan korupsi pasti kita melakukannya, seperti korupsi waktu, dll. jadi alangkah baiknya apabila kita memulainya dari diri kita sendiri. kita harus berusaha untuk tidak melakukan korupsi dalam berbagai macam bentuknya. tetapi untuk dapat menghilangkan korupsi di dunia ini, saya rasa akan sangat sulit, meskipun sudah ada hukum yang melarangnya, tetap saja para koruptor belum jera. menurut saya hukuman yang efektif adalah dengan menaruh para tindak korupsi di semacam rehabilitasi, di sana mereka diajarkan bagaimana kehidupan orang miskin seperti apa, merasakannya sendiri, dan bahkan mereka harus bisa hidup dengan para orang miskin dan setelah mereka bisa memberikan 'sesuatu' kepada masyarakat barulah mereka akan dibebaskan dan saya rasa ia akan seperti terlahir menjadi orang yang baru.

Yulius AJ XI-E/41

Unknown mengatakan...

korupsi dan sistem politik Indonesia dapat dikatakan adalah suatu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Ketidak pedulian para koruptor terhadap nasib bangsa adalah salah satu penyebab utama mengapa korupsi di Indonesia sangat merajalela.
Di saat sekarang ini saya sangat sering melihat di internet warga Indonesia mencaci maki Malaysia karena dianggap "maling" kebudayaan dan mengatakan bahwa Malaysia adalah negara yang tidak beradab, namun seharusnya kita "mengaca" apakah Indonesia adalah negara yang beradab? jika iya mengapa banyak koruptor? jika tidak mengapa mengurusi orang lain terlebih dahulu?
Kapan korupsi berakhir adalah suatu pertanyaan yang sangat susah dijawab, karena korupsi di negara kita ini sudah dapat dianggap sebagai "kebudayaan". Palagi para koruptor tersebut mempunyai jabatan yang cukup tinggi.
Saya pikir korupsi di indonesia tidak bisa dihilangkan apabila moral masyarakat dan pejabat sendiri tidak benar. Apalagi ditambah dengan perbuatan licik para koruptor yang hanya akan menyelamatkan dirinya saja misalnya seperti mau membubarkan KPK,maupun mempersempit ruang gerak KPK. Hal ini sudah menunjukkan bahwa mereka yang tidak setuju dengan keberadaan KPK adalah koruptor sejati dan musuh bangsa Indonesia.
Harapan saya semoga di tahun 2009 ini presiden yang baru dapat mempertegas hukum sehingga para koruptor tersebut setidaknya akan takut.

Fransiskus Raymond mengatakan...

Orang yang berani berbuat akan menjadi orang yang hebat jika ia berani bertanggungjawab. Seorang koruptor yang takut terjerat KPK menunjukkan ketidakberdayaannya. Dengan kondisi demikian, bagaimana jika ia berani mengakui kesalahannya dan mengembalikan uang yang diambilnya. Apakah ia berani berbuat demikian?

Semua itu tergantung kondisi. Seorang koruptor tentunya seorang yang "pandai". Namun kepandaiannya tidak terakomodasikan di tempat yang tepat. Itulah buruknya orang pandai, tidak berani mengakui kesalahannya, padahal sudah tahu ia bersalah. Ia paham bahwa hidup adalah sebuah perjalanan yang merupakan rangkaian pembelajaran, belajar pun tidak kenal waktu, usia, jenis kelamin; mengapa ia tidak berani. Semuanya terjadi karena ia tidak berani menyangkal dirinya sendiri. Ia yakin 100% dirinya benar secara fisik, namun secara batin, mungkin ia berpikir, "Apakah aku masih pantas hidup?".

Gambaran demikian menganalogikan supaya para koruptor sebaiknya mengakukan dirinya. Memang hampir tidak ada maling yang mengaku dirinya maling (dan sering diplesetkan dengan tambahan jika maling melakukan itu maka penjara akan penuh). Tapi, memangnya kenapa kalau penjara penuh. Tentunya pertobatan dimulai dari kapanpun, tapi mati juga dapat terjadi kapanpun. Untuk itulah, kita semua yang seringkali menjadi koruptor di dalam hati kita sendiri harus berani melawan kesalahan kita. Itulah yang akan membangkitkan kita.

Fransiskus Raymond
XIE/20

Unknown mengatakan...

Kapan musim korupsi berakhir?
Kapan-kapan jika yang dikorupsi sudah habis atau di acara TV "mimpi kali yeee..."

Jika para pejabat yang mempunyai kekuasaan adalah pejabat bersih dari korupsi, tentunya bisa dihentikan. Masalahnya diperlukan keberanian untuk memutuskan lingkaran setan korupsi ini. Karena korupsi sudah mendarah daging dalam diri masyarakat. Mungkin juga pada diri kita.
Mungkin kita KKN atau memberi uang pelicin, hal-hal demikian membuat persepsi KKN adalah hal yang biasa.
Artinya penyakit KKN sungguhlah sudah parah.

Jika DPR secara diam-diam atau terang-terangan menentang korupsi, tentunya ada apa-apa. Dari berita yang kita ketahui para pelaku koruptor justru orang-orang yang berkuasa seperti mereka.

Mau memberantas korupsi artinya berlawanan dengan orang-orang yang berkuasa. Siapapun yang mau melawan korupsi seharusnya didukung dan diberi hak khusus untuk tidak diatur oleh si penguasa yang merangkap tersangka tersebut.

Bodoh jika mau diatur, sama seperti mau menggrebek seorang maling tapi kita beri tahu cara penggrebekan, siapa yang menggrebek, dan kapan kita akan menangkap si maling

Mungkin perlu dilakukan tindakan hukuman mati seperti di Cina bagi para koruptor agar korupsi berakhir.

Yang jelas jika pemberantasan masih mencla-mencle, musim koruptor baru habis bila tidak ada yang bisa dikorupsi lagi.

Benardi Atmadja XIF/7

Debritto mengatakan...

Debritto xia3/12
Menurut saya pemberantasan korupsi harus ditegakkan dari sebelum menjadi akar, yang maksudnya harus dimulai sejak dini dari tahap pendidikan sejak dini, mulai dari sd harus diberlakukan pendidikan mengenai kejujuran sehingga adanya regenerasi dalam keterpurukan sistem demokrasi yang ada di indonesia.

Gwydion T mengatakan...

Gwydion Tristanta XI-4/16 CC25
Korupsi merupakan hal yang harus diberantas. Jika tidak diberantas, maka akan menjadikan negara kita menjadi negara yang tertinggal oleh karena keegoisan satu pihak. Sebagai siswa, saya merasa bahwa pendidikan mengenai politik dan resikonya harus diajarkan secepatnya agar dapat membangun generasi selanjutnya yang lebih bermutu.

amengkudjati mengatakan...

Padre Pio Wisnu Amengku Djati XI-4/30
CC'25

Menjelang 16 tahun semenjak artikel ini ditulis. Dinamika politik dan birokrasi di Indonesia masih merupakan PR besar. Tidak ada perubahan mental yang lebih baik lagi dalam hal mengambil uang rakyat. Berbagai instansi ataupun perorangan masih saja mencoba untuk menvambil uang rakyat. Bahkan instansi seperti KPK tidak dapat memegang mandatnya dengan baik. Seperti pada tahun 2023 di mana ketua KPK ditangkap san dijadikan tersangka atas kasus pemerasan/korupsi oleh Menteri Pertanian, instansu yang harusnya terbuka dan memberikan contoh dan catatan putih bagi instansi lain justru malah merusak nama mereka sendiri dengan menghilangkan kasus korupsi yang harusnya dibuka oleh mereka. Kini birokrasi menjadi rancu, entah siapa yang hatus kita percayai untuk menangani kasus yang ada, semua menjadi bias.

Salomo CC'25 mengatakan...

Kapan musim korupsi berakhir?
Mungkin saat matahari sudah mati, saat alien menginvasi bumi, atau saat manusia terakhir menutup matanya. Yang pasti kita tidak bisa melihat hari matinya korupsi.

Pemberantasan krupsi di indonesia adalah hal yang sulit bahkan kesannya mustahil karena korupsi sudah seperti budaya di Indonesia. Jika ingin menghentikan korupsi, caranya cuma mengubah dasar pemikiran manusia. Oleh karena itu pentingnya pendidikan mengenai kejujuran serta hati nurani di lingkup rumah, sekolah , juga lingkup masyarakat. Hal lain yang bisa membuat korupsi mati adalah pengetatan hukum pidana korupsi. Di Indonesia hukuman untuk para koruptor seringkali lebih ringan daripada kasus pencurian dimana pelaku bisa mnedapat potong hukuman, fasilitas penjara yang mewah. Saya kira ada baiknya untuk mengikuti cina dimana koruptor dihukum mati, meskipun tidak manusiawi hal yang dilakukan para koruptor ini lebih tidak manusiawi.

Untuk menjawab pertanyaan kapan musim korupsi berakhir, yaaaa... mari kita berkhayal bersama-sama saja.