16 Agustus, 2008

KEJUJURAN TELAH TERHIMPIT

"Tertangkap dan terseretnya sejumlah tokoh DPR, Kejaksaan Agung, BI, dan pengusaha ke pengadilan dalam kasus korupsi menunjukkan tingginya tingkat ketidakjujuran. Ketidakjujuran itu sudah merasuk ranah politik dan kehidupan masyarakat yang bertahun-tahun disembunyikan dari mata publik. Merebaknya gaya hidup kawin cerai dan kekerasan dalam rumah tangga menggambarkan ketidakjujuran telah menerobos dimensi hidup keluarga dan ranah pribadi. Sikap tega terhadap sesama, kriminalitas, dan gaya hidup berlebihan melampaui batas merupakan bentuk-bentuk lain absennya kejujuran dan ketidakmampuan membangun komitmen kejujuran.

Kejujuran merupakan salah satu kunci untuk mengurai problema hidup berbangsa dan bermasyarakat di negeri kita. Kejahatan, kriminalitas, korupsi, dan kekerasan yang sudah begitu terstruktur, kolektif, dan membudaya, sebagaimana kita saksikan dalam media massa setiap hari, tidak mungkin hanya dibasmi melalui sanksi keras, hukuman mati, dan ketegaran aparat untuk mejalankan perintah hukum. Pola pikir koruptif rupanya sudah mendarah daging dalam cara hidup penegak hukum dan masyarakat. Akibatnya, upaya-upaya untuk mengatasi korupsi dan ketidakjujuran pada akhirnya masih jatuh pada lubang kesalahan yang sama. Karena itu, reformasi pendidikan kejujuran adalah langkah yang harus dilakukan bersamaan dengan pemberantasan komitmen agar generasi masa kini dan ke depan bisa terbebas dari kecenderungan koruptif yang telah mendominasi cara pikir, gaya hidup, dan kebudayaan masyarakat...."
(Sumber: Andreas Yumarma, Korupsi dan Praktik Pendidikan Kejujuran, dalam KOMPAS, Jumat, 15 Agustus 2008, hlm. 64)

27 komentar:

RadjaKodoq mengatakan...

fabian surya xiD / 14

saya sangat setuju dengan pernyataan diatas, terutama dengan judul kejujuran terhimpit.

kenapa KEJUJURAN bisa TERHIMPIT..? dari banyak sekali alasan, saya memilih HUKUM. indonesia adalah negara hukum, namun pada kenyataannya hukum yang jujur dan adil sulit ditegakkan di indonesia. contoh kasus yang sedang marak adalah penyelewengan dana bank indonesia.

kemanakah kejujuran itu pergi..?

kejujuran tidak pergi, namun terhimpit diantara paradigma atau pola pikir masyarakat yang salah. seperti menghalalkan segala cara, dengan korupsi. BETUL, REFORMASI PENDIDIKAN KEJUJURAN memang sangat penting ditanamkan sejak kecil. namun, apabila situasi koruptif yang sekarang merajalela tidak dihilangkan untuk menimbulkan situasi yang kondusif untuk pemberantasan korupsi, maka budaya ini TIDAK AKAN PERNAH HILANG. singkat kata, harus diberantas sampai ke akar2nya.

mau diberantas secara manusiawi dengan HUKUMAN PENJARA atau MEMAKAI BAJU KORUPTOR pun bisa, ataupun DI TEMBAK MATI seperti yang dilakukan di negara China..?

semua itu tergantung kita sebagai generasi penerus bangsa, budayakan kejujuran dalam diri masing2, karena kita tidak mau jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.

happy independence day 17-8-08 ^^

panda mengatakan...

saya juga sangat setuju dengan posting ini, terutama mengenai korupsi telah mendarah daging didalam setiap unsur masyarakat dalam struktur pemerintahan Indonesia. Namun saya merasa bahwa perasaan menginginkan suatu kehidupan yang lebih baik dan nyaman dimiliki setiap orang, namun tergantung dari setiap individunya, apakah mereka lebih suka terhadap jalan panjang yang lurus ataukah jalan pendek yang berliku-liku. Oleh karena itu saya merasa kurang setuju dengan pendapat bahwa hukuman yamng berat tidak dapat mencegah seseorang untuk berbuat sesuatu yang telah dilarang, bahkan karena suatu hal dilarang, justru akan semangkin ingin dilakukan.

Sebagai contoh, Adam dan Hawa yang dilarang Allah untuk memakan buah pengetahuan, justru memakannya karena rasa ingin tahunya. Atau kegiatan mencontek di sekolah, walaupun telah jelas-jelas dilarang dan terdapat sanksi berat, masih saja dilakukan oleh siswa-siswa tertentu. Oleh karena itu, hukuman yang berat saja tidaklah mencukupi untuk mengakibatkan efek jera, namun hukuman berat yang dibarengi dengan penjagaan yang ketat akan sangat berpengaruh, si calon pelaku sudah akan merasa takut setelah melihat penjagaannya, dan ditambah lagi hukuman yang sangat berat juka tertangkap, sehingga dapat mengakibatkan rasa takut untuk melakukan suatu hal yang dilarang oleh hukum.

Unknown mengatakan...

Setuju. Pendidikan adalah cara terbaik untuk menanamkan budaya kejujuran. Pendidikan kejujuran yang berhasil akan menghasilkan orang-orang yang jujur dengan tulus, bukan orang-orang yang jujur karena takut dihukum apalagi orang-orang yang tidak jujur.

RTC mengatakan...

Tidak ada alasan untuk tidak jujur. Bahkan alasan "untuk kehidupan keluarga" tidak dapat jadi alasan untuk tidak jujur.

diditxic11 mengatakan...

Saya setuju dengan pernyataan diatas.
Tetapi memang budaya anti-kejujuran memang sudah berakar sejak jaman kolonial dan amat sulit memberantasnya.

Pendidikan dengan orientasi kejujuran memang perlu bagi generasi muda tetapi tindakan yang menurut saya yang harus segera diambil adalah tindakan represif, konsisten serta pembenahan lembaga hukum republik pemerintah Indonesia untuk menangani kasus korupsi. Sebab hasil lewat penanaman kejujuran lewat pendidikan masih membutuhkan waktu yang panjang

Yang kita butuhkan sebelum bangsa kita hancur dengan tindakan korupsi adalah tindakan seperti yang saya tuliskan diatas yakni yang pertama adalah tidakan REPRESIF dengan pemberatan hukuman seperti di China yakni hukuman mati dimana pelaku diarak keliling ibukota kemudian ditembak mati dan segala prosesi eksekusi dibiayai oleh keluarga pelaku kemudian seluruh harta pelaku dialihkan untuk negara. Memang tindakan itu kejam, tapi kita membutuhkan seorang "role model" yang akan dicerca sebagai anti- Indonesia dan seluruh keluarga pelaku korupsi menanggung malu atas tindakan anggotanya.

Dan yang kedua adalah pembenahan lembaga hukum. Bagaimana bisa kita memberantas para pelaku pejabat yang kotor dengan lembaga hukum yang tidak bersih "kotor" pula janganlah terulang lagi kasus Probo Sutedjo yang disertai penyuapan hakim mahkamah agung...
Bagi yang terbukti, pelaku harus dicopot dari jabatannya kemudian diberi hukuman yang amat berat atau mungkin seperti hukuman para koruptor??

Dan seumur hidup keluarganya akan mengenang salah satu anggota keluarga mereka yang mati di eksekusi sebagai korupor atau hakim penerima suap dan pelindung para koruptor.
Memang kejam tapi akan sangat manis hasilnya bagi bangsa ini

Yohanes Wirawan Putranto mengatakan...

Saya sangat setuju dengan pendapat di atas, sebab sangatlah percuma apabila kita merubah sikap seseorang sesudah sesuatu terjadi. Sebagai contoh, apabila koruptor yang sudah melakukan tindak korupsi hanya diberikan hukuman ringan, maka dia akan kembali menjadi-jadi dan tidak pernah kapok. Maka ada baiknya apabila pendidikan kejujuran sudah ditanamkan sejak dini bila perlu sejak di SD.

Namun, apabila sudah terjadi, cara satu-satunya adalah menyita seluruh kekayaannya dan memberikan hukuman 30 atau 40 tahun penjara sehingga ia kapok dan tidak mengulanginya lagi.

Yohanes Wirawan Putranto
XIC/40

Unknown mengatakan...

Sebenarnya, sanksi-sanksi yang telah ada dapat membasmi korupsi. Yang menjadi masalah adalah cara membasmi korupsi secara total
Bukan bermaksud pesimis tetapi kita hampir tidak mungkin membasmi korupsi 100%. Buktinya saja belum ada negara yang benar-benar bersih dari catatan korupsi. Kita sendiri juga telah banyak melakukan korupsi dalam kehidupan sehari-hari baik korupsi waktu, uang, dll.
Yang harus kita lakukan sebenarnya adalah menekan hal itu menjadi seminimal mungkin misalnya dengan pendidikan yang mengarah pada kejujuran, atau pendidikan dari lingkungan sekitar sedini mungkin.

Dhani.P
XI-C / 13

alberthutama mengatakan...

Memang benar, kejujuran dapat menjadi kunci untuk mengurai problema hidup berbangsa dan bermasyarakat di negeri kita. Tetapi, jika kejujuran yang dilakukan ternyata bukan dari kesadaran diri kita sendiri, hal itu sama saja mubazir.
100% benar bahwa kejujuran telah terhimpit dan jika kejujuran yang tidak tulus makin marak, kejujuran yang sebenarnya akan makin terhimpit bahkan akhlak seseorang untuk berbuat jujur dari hati tidak akan pernah terlintas lagi.

Fransiskus Raymond mengatakan...

Kejujuran merupakan problema yang masih mengerat di dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, baik di luar negeri, apalagi di Indonesia.

"Lebih mudah mencari orang pandai dan berpengalaman sekarang, daripada mencari orang yang pandai namun memahami pentingnya kejujuran dalam hidupnya."

Ungkapan di atas sebenarnya menunjukkan suatu dilema yang terus menerus menggerogoti jati diri bangsa sebab mulai dari perilaku yang sepele, sampai perkara sulit ada saja unsur ketidakjujurannya. Misalnya, seorang polisi yang melakukan kolusi saat sedang bertugas dengan mengatakan "Pak/Bu, silakan kalau mau titip." Yang berarti mengajak masyarakat untuk berperilaku kotor. Hal ini bisa terjadi karena berbagai kondisi, salah satunya karena para polisi lain juga melakukan kolusi tersebut. Sehingga, hubungan antar masyarakat sangat mempengaruhi tingkat kejujuran dalam masyarakat.

Untuk itu, pendidikan merupakan sarana yang penting demi dapat terus mempertahankan bahkan meningkatkan entitas bangsa kita dibandingkan bangsa-bangsa lain. Bayangkan, jika kita bisa membangkitkan image bangsa kita menjadi bangsa dengan tingkat korupsi terendah. Sungguh prestasi yang sangat membanggakan. Pendidikan dapat membangun karakter dalam diri manusia dan itulah yang penting. Pendewasaan karakter dalam memahami nilai-nilai yang terkandung dalam kejujuran merupakan makna dari keseluruhan pendidikan yang diterima. Buat apa kita mendapat nilai yang bagus di sekolah jika kita mencontek? Kanisius merupakan salah satu sekolah yang sangat tegas dalam hal kejujuran, dan saya bangga sebagai seorang kanisian.

Selain itu, masyarakat juga sangat mempengaruhi kejujuran seseorang. Jika seseorang berada di lingkungan yang tingkat kejujurannya tinggi, ia akan terbiasa untuk jujur. Sehingga, pendidikan yang berlangsung bukan hanya melibatkan segelintir orang saja, melainkan seluruh siswa sehingga para siswa dapat menghapus judul artikel di atas "Kejujuran Telah Terhimpit" dengan suatu tindakan konkret.

Kita sendiri lah yang dapat mengajak orang lain. Jika kita tidak berani untuk jadi pelopor, tak ada artinya kita dididik secara keras dalam hal kejujuran. Secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukan hanya penting untuk pembangunan kejujuran sebagai karakter, tapi keberanian untuk membagi diri/pribadi kepada orang lain demi perbaikan sesama pula. Jika ada orang yang mulai membangun kejujuran dalam kehidupan, maka pasti ada orang yang ikut melaksanakannya. "Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit".

Ayo, bersama-sama kita bangunkan bangsa kita menuju titik kulminasi kejayaan bangsa kita dengan tindakan konkret kepada semua elemen masyarakat.

Fransiskus Raymond
XIE/20

Richard mengatakan...

Kejujuran itu adalah sesuatu yang terpenting

Kejujuran itu abstrak tanpa adanya standar kejujuran

Pada dasarnya, kejujuran sudah kita miliki di dalam diri kita, sisanya tergantung bagaimana cara mengembangkannya

Karena itu lah dibutuhkan pendidikan dan penanaman nilai-nilai kejujuran sejak dini

Di sinilah saat dimana keluarga yang akan mengambil peran penting,
selain itu penanaman moral jga merupakan modal terpenting untuk mencapainya

Saya sangat setuju dengan adanya pembudayaan kejujuran agar dapat menghapus budaya korupsi dan ketidakjujuran di Indonesia , dan hal ini dapat kita mulai dari hal-hal kecil di sekitar kita bahkan mampu mempengaruhi hajat hidup orang banyak.

Antonius Richard/XIE/5

Unknown mengatakan...

Jovian Jevon / XI-D / 22

Memang benar bahwa kejujuran telah terhimpit di negara ini. Banyak orang yang mengesampingkan kejujuran. Dalam bidang politik misalnya, banyak orang yang tidak memandang lagi kejujuran sehingga terjadilah korupsi. Walaupun sudah diberi hukuman, mereka susah sekali sadar akan kejujuran. Saya rasa kejujuran memang sudah sulit ditanamkan pada generasi sekarang.

Maka yang paling dapat kita lakukan adalah mengajarkan dan menanamkan kejujuran dalam jiwa generasi-generasi berikutnya yang akan menjadi penerus generasi sekarang ini. Hal ini berarti mencegah dahulu sebelum terjadi.

Selain itu, bisa juga dengan memperberat hukuman bagi siapa yang ketahuan tidak jujur. Sekarang ini, hukuman-hukuman yang sudah ada sepertinya kurang berat untuk bisa "menakuti" para politikus yang ingin berbuat tidak jujur.

Dimas Prawita mengatakan...

Dimas Prawita XIF / 13

kejujuran merupakan salah satu nilai hidup yang harus diperjuangkan. nilai ini sangat bermakna. bisa kita lihat bahwa kejujuran kini bukannya tertanam di hati masyarakat, malah semakin hilang. di Indonesia, hal ini nampak jelas. kekuasaan memang membuat orang lupa akan segalanya..

dapatkah ini diatasi?
tentu bisa. akan tetapi kurangnya keberanian dan keinginan untuk memberantas aksi ketidakjujuran, akhirnya hal ini mewabah.

sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang beriman, kita dituntut untuk hidup jujur. dalam 10 Perintah Allah pun juga disebutkan agar kita jangan bersaksi dusta. kejujuran adalah segala-galanya. jadi nilai ini harus kita junjung tinggi.

jefta mengatakan...

Kejujuran memang hal yang sangat penting dalam kehidupan kita. Nilai tersebut juga sangat diperjuangkan dalam kehidupan sebagai seorang Kanisian.

Negara Indonesia memang memiliki kekurangan dalam nilai ini. Praktik korupsi sering terjadi dari instansi kecil seperti RT hingga besar seperti DPR. Kejujuran di negara memang benar bila dibilang terhimpit oleh kepentingan-kepentingan pribadi ataupun kelompok tertentu.

Lalu bagaimana agar kejujuran itu bisa ditingkatkan? Salah satu caranya adalah dengan memotivasi setiap tindakan kita bahwa setiap hal yang kita lakukan dengan motivasi yang tulus dan jujur. Bukan yang hanya mementingkan kepentingan kita semata namun merugikan banyak pihak.

Demikian pendapat yang bisa saya ungkapkan.

Jefta Gamaliel
XIE/25

A.D.K mengatakan...

saya sangat setuju bahwa kejujuran adalah suatu dasar dari suatu keberhasilan karena dengan kejujuran maka kita akan semakin dimengerti dan dihargai oleh orang lain. seperti yang dilakukan seorang anggota DPR yang diharapkan menjadi orang yang jujur dan membuatnya diangkat tetapi sekarang ia akan menjadi orang yang tidak dianggap dan tidak dihargai orang lain.

semua orang juga tahu bahwa kejujuran akan membawa kita ke masa depan lebih cerah dengan adanya pengalaman.

pengalaman saya sendiri bahwa dengan mengurus suatu kepanitiaan pada kelas 2 smp saya diberi kepercayaan oleh sekolah sehingga saya mendapat pengalaman dan kepercayaan akibat kejujuran saya,sehingga saya menjadi kepercayaan guru dengan diberi kepercayaan kembali untuk acara selanjutnya dan saya semakin dihargai oleh orang-orang di sekitar saya.

davine XIE/12

WaroengLordz mengatakan...

Saya setuju dengan pendapat dari Bapak Andrean tersebut.
Memang benar banyak terjadi korupsi dan kekerasan di Indonesia ini.
Tapi untuk masalah ketidakjujuran dalam hal korupsi dan masalah pembunuhan saya rasa kurang tepat. Saya rasa faktor iman yang kurang kuat, emosi, dan juga ketidakpedulian serta juga ketamakan adalah hal-hal yang paling mendasar.

Tapi kalau masalah rumah tangga kawin-cerai, saya baru setuju benar bahwa penyebabnya ketidakjujuran yang menyebabkan ketidakharmonisan dalam keluarga!

Untuk hukum di Indonesia itu seperti "main-main" tidak tegas dan tak sesuai dengan keadilan, harus ditegakkan hukum dengan adil. Tidak boleh memihak pihak yang ber"duit" harus adil.

Penanaman kejujuran dan nilai-nilai iman harus ditanamkan sejak dini,bahkan saat balita agar Negara ini memiliki generasi yang dapat merubah kebiasaan buruk Negara Indonesia

Gradiyanto/XI-D/18

cafa mengatakan...

saya sangat setuju dengan pendapat itu.

menurut saya budaya korupsi berasal dari keterpaksaan, misalnya seoraqng pejabat harus membayar hutangnya, tapi karena ia tidak punya uang maka ia "menilep" uag rakyat.

kejujuran memang terasa pahit, kepahitan itu akan berubah saat kejujuran mengeluarkan kebenaran.

para koruptor tepatlah diadili sesuai dengan kasusnya, karena ia telah mengambil hak orang lain secara tidak langusung. Kebenaran tidak dapat dibantah, harus dilaksanakan dengan mutlak.


rizky_kelas 11 A_IPS_CANISIUS

Ricky Kristanda mengatakan...

Kejujuran adalah segalanya

Saya sangat setuju dengan kutipan di atas. Kejujuran sepertinya telah hilang dari kehidupan bangsa kita. Pola hidup
dan sikap masyarakat kita menunjukkan bahwa kejujuran telah terhimpit oleh ketidakjujuran. Ketidakjujuran baik dalam
hal yang sepele bahkan sampai hal yang besar,penting serta kompleks

Moral bangsa kita sudah rusak. Bangsa kita seakan-akan sudah tidak takut lagi akan dosa. Tindak korupsi,kriminalitas,
dan kekerasan dapat kita jumpai di mana-mana. Selain itu seringkali kita pun melakukan ketidakjujuran ini.
Kita terkadang berbohong dan tidak mau mengakui dan mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan dengan sepenuhnya.
Menurut saya diperlukan adanya suatu gerakan dari kita generasi muda
untuk menghentikan hal ini. Hal ini dapat dilakukan dengan reformasi pendidikan kejujuran seperti yang telah diungkapkan
di atas.Kita harus menyelamatkan bangsa kita dari dosa-dosa.

Menurut saya,reformasi pendidikan kejujuran dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan.Untuk anak-anak dapat dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar. Sekolah bertanggung jawab untuk melatih kejujuran anak (seperti apa yang dilakukan Kanisius
yaitu dengan menerapkan sanksi yang berat terhadap tindakan mencontek). Untuk orang dewasa dan dapat pula untuk anak-anak,
dapat dilakukan dalam tempat-tempat ibadah masing-masing yaitu dengan penanaman rasa takut akan Tuhan yang mendalam dan
penanaman bahwa Tuhan itu Maha Tahu dan Ia melihat apa saja yang kita perbuat. Kita semua bersatu hati untuk jangan
pernah mentolelir segala bentuk ketidakjujuran pada hal yang kecil sekalipun.Hal ini akan berhasil sepenuhnya bila
ada kesadaran pula dari pemerintah terhadap pentingnya kejujuran.

Sebagai generasi muda bangsa ini,sebenarnya kita memiliki tanggung jawab yang besar atas bangsa ini. Ketidakjujuran
merupakan suatu tindakan berdosa dan tidak disenangi oleh Allah. Jangan sampai Tuhan menghukum bangsa kita seperti
ketika Tuhan menjatuhkan murkaNya atas bangsa Israel. Jangan sampai hal-hal yang lebih buruk terjadi atas bangsa kita.
Sebenarnya Tuhan telah memberi tanda dan peringatan terhadap bangsa kita,baik itu melalui bencana alam ataupun hal-hal yang lain
Hanya saja,bangsa Indonesia belum menyadari sepenuhnya hal itu.

Kita,generasi muda dapat memulai kejujuran dari diri kita sendiri. Kita mulai berlatih dari hal-hal yang sederhana.
Seperti,janganlah kita mencontek ketika ulangan. Ketika pada masa muda kita,kita terbiasa mencontek,maka ketika kita
dewasa kelak kita akan terbiasa untuk tidak jujur dalam segala hal. Mulailah untuk tidak membohongi orang tua atau guru.
Seringkali,kita sering bilang kepada orang tua kalau kita mau belajar kelompok padahal kita main game online di
warnet. Dan masih banyak hal lain yang dapat kita lakukan. Demikian pula dengan orang-orang dewasa.

Saya yakin bila hal itu dapat dilakukan dengan baik dan benar,maka bangsa kita akan menjadi bangsa yang jujur,bangsa yang
bermoral dan bangsa yang takut akan Tuhan. Saya percaya Tuhan akan memberikan perhatian khusus pada bangsa Indonesia.
Tuhan akan mencurahkan berkat-Nya yang besar itu bagi bangsa kita. Indonesia akan dipenuhi kemuliaanNya.
Mari kita doakan kiranya Tuhan memampukan bangsa ini untuk membuat bukan lagi kejujuran yang terhimpit melainkan
segala dosa dan ketidakjujuran terhimpit oleh segala yang baik yang dilakukan oleh segenap bangsa Indonesia.
God Bless Indonesia.

Amsal 2:7-8

Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya,
sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia.



By : Ricky Kristanda Suwignjo (XID/33)

Ry0_W4t4n4b3 mengatakan...

saya stuju dengan pernyataan di atas karena kejujuran adalah di mana pintu kebenaran terbuka. Di mana sesorang berkata benar, ia pasti berkata jujur. Tapi, bisa kita lihat sekarang banyak faktor-faktor yang menghambat kejujuran seperti iming-iming kebahagiaan, takut, dsb.
Contohnya yang sederhana adalah seorang murid yang menyontek karena takut mendapat nilai jelek dan tidak naik kelas. Dari sana kita bisa melihat bahwa ketidakjujuran juga disebabkan oleh kelalaian, yakni pada contoh di atas adalah kurang belajar.
Saya rasa kejujuran perlu ditegakkan. Kejujuran juga tumbuh atas dasar iman dan keinginan dari diri sendiri.

Marvin XIC/26

Alfred mengatakan...

Memang kejujuran saat ini susah ditemukan. Budaya kejujuran sangat sulit berkembang. Saya sangat setuju tentang mengembangkan kejujuran di dunia pendidikan. Sebab dari pendidikanlah sesosok manusia akan menjadi manusia yang sesungguhnya di masa depan.

Akan tetapi, saya rasa dunia pendidikan jugalah yang menyebabkan budaya jujur sulit berkembang. Pada pendidikan informal maupun pendidikan formal, pada saat seseorang berbuat salah dan berkata jujur, kita cenderung tidak memberinya penghargaan tetapi memberinya sebuah sanksi. Sebagai contoh, saat seorang murid berbuat salah seperti merusak properti sekolah, sekolah akan menuntut dua kali lipat entah sang pelaku berbuat jujur atau tidak. Dengan demikian, budaya kejujuran akan sulit berkembang sebab sang pelaku akan merasa takut untuk mengakui perbuatannya. Jikalau ia mengaku, maka ia akan mendapat sanksi, akan tetapi jika ia tidak mengaku, ia belum tentu mendapat sanksi.

Memang peristiwa di atas adalah salah untuk seorang manusia. Sebagai manusia, kita wajib bertanggung jawab atas perbuatan kita. Akan tetapi, sosok sanksi sendirilah yang dapat menyebabkan kita untuk berbuat tidak jujur.

Maka, saya rasa kita juga perlu memberikan penghargaan kepada seseorang yang berani berbuat jujur. Saya rasa ini akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang untuk berbuat jujur. Kita harus lebih menekankan kepada penghargaan akan kejujuran bukan sanksi dari perbuatan yang salah.

Pendek kata, saya sangat setuju pendapat pater dan sangat mendukung ide pater. Semoga kejujuran dapat terus kita kembangkan.

Alfred Susilodinata
XIE/3

Kevin Dana mengatakan...

Ad benarnya pendapat di atas bahwa posisi kejujuran memang telah terhimpit dalam aspek-aspek kehidupan manusia sekarang ;namun mari kita bercermin pada diri sendiri bahwa hal yang sama sebenarnya jgua sudah menjangkiti kita semua tanpa kita sadari.

Saya beri satu contoh begini :seorang anak diberi tahu oleh bapaknya kira2 seperti ini : "nak,kalau ada tamu datang,katakan bapak tidak ada".Lalu dia pun melakukan hal seperti itu ke para tamu2 yang datang mengunjungi dia.

Contoh di atas adalah bisa dijadikan patokan bahwa kita sebenatnya tak berbeda jauh dengan mereka yang berbuat korupsi,kolusi dan nepotisme tersebut.Pernahkah kita mengorupsi waktu ? Saya yakin kita semua pernah mengorupsi waktu. Saya bilang pergi les tapi malah pergi ke toko buku itu saja sudah mengorupsi waktu.Lalu misalkan saya hanya memilih teman yang sejalan (seagama,seras,sesuku,red.) dengan saya,itu sudah kolusi kecil.

Jangan pernah berpikir bahwa mereformasi pendidikan kejujuran itu mudah,sampai sekarang pelajaran PKN di SD nyatanya hanya dipakai sebagai hafalan belaka,tapi tak pernah memberi standar moril yang utuh bagi para pembelajarnya!

KEVIN DANA XI A/15

Kevin Dana mengatakan...

Ad benarnya pendapat di atas bahwa posisi kejujuran memang telah terhimpit dalam aspek-aspek kehidupan manusia sekarang ;namun mari kita bercermin pada diri sendiri bahwa hal yang sama sebenarnya jgua sudah menjangkiti kita semua tanpa kita sadari.

Saya beri satu contoh begini :seorang anak diberi tahu oleh bapaknya kira2 seperti ini : "nak,kalau ada tamu datang,katakan bapak tidak ada".Lalu dia pun melakukan hal seperti itu ke para tamu2 yang datang mengunjungi dia.

Contoh di atas adalah bisa dijadikan patokan bahwa kita sebenatnya tak berbeda jauh dengan mereka yang berbuat korupsi,kolusi dan nepotisme tersebut.Pernahkah kita mengorupsi waktu ? Saya yakin kita semua pernah mengorupsi waktu. Saya bilang pergi les tapi malah pergi ke toko buku itu saja sudah mengorupsi waktu.Lalu misalkan saya hanya memilih teman yang sejalan (seagama,seras,sesuku,red.) dengan saya,itu sudah kolusi kecil.

Jangan pernah berpikir bahwa mereformasi pendidikan kejujuran itu mudah,sampai sekarang pelajaran PKN di SD nyatanya hanya dipakai sebagai hafalan belaka,tapi tak pernah memberi standar moril yang utuh bagi para pembelajarnya!

KEVIN DANA XI A/15

kiel mengatakan...

Sudah menjadi realita saat ini bahwa orang semakin mementingkan dirinya sendiri. Menurut saya sikap tidak jujur dikarenakan orang tersebut ingin menguntungkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain. Seperti yang dilakukan oleh para koruptor. Mereka dengan ketidakjujuran mengambil hak orang lain.
Cara untuk mengatasinya harus dimulai dari diri masing – masing pribadi dan gerakan ini harus dimulai dari dini terutama generasi muda. Harus ditanamkan nilai – nilai kejujuran di hati setiap anak muda. Memang bila hanya dengan hukuman saja, itu kurang dapat membantu karena itu bersifat memaksa. Yang dibutuhkan adalah sikap dari dalam diri bukan dari luar diri. MARI KITA MULAI HAL INI DARI DIRI KITA SENDIRI!!!


Yehezkiel Nathanael S
XI D / 39

ERIK_XIC/16 mengatakan...

Kejujuran. Kejujuran merupakan hal tersulit yang ada di dunia ini. Memang kejujuran itu penting, tetapi selalu jujur juga bukan hal yang mungkin. semua orang pasti pernah berbohong, tetapi tidak boleh terlalu sering berbohong. belakangan ini kejujuran mulai mengurang karena kurangnya kesadaran dari hati nurani, dan pendidikan dalam kejujuran. dengan berdasar pada "sedalam apapun bangkai dikubur pasti tercium juga busuknya" maka seharusnya orang mulai sadar dan mengurangi kebohongan tersebut.

Unknown mengatakan...

Saya sangat setuju dengan pendapat diatas yang menyatakan bahwa korupsi sudah berada di segala lapisan. Mulai dari masyarakat kelas bawah, masyarakat kelas menengah, sampai masyarakat kelas atas. Korupsi cenderung berada di masyarakat kelas atas, namun bukan berarti tidak banyak masyarakat kelas bawah yang melakukan korupsi. Terkadang, masyarakat kelas bawah 'belajar' dari masyarakat kelas atas untuk melakukan korupsi. Akhirnya, tindakan korupsi meluas dari masyarakat kelas atas sampai bawah.

Korupsi juga sudah memasuki segala lapisan dan dimensi hidup manusia.

Untuk mengatasinya, diperlukan kejujuran. Kejujuran bukanlah suatu hal yang mudah untuk dipraktekkan. Mempraktekkan kejujuran tidaklah semudah mengucapkannya. Bahkan banyak orang yang tidak dapat mendefinisikan apakah kejujuran itu? Banyak sekali makna yang terkandung dalam kejujuran. Tergantung masing-masing pihak yang menerapkannya.

Layakkah seorang koruptor dikenakan sanksi yang keras bahkan sampai hukuman mati? Menurut saya, layak seorang koruptor untuk dikenakan sanksi keras dan tegas agar para koruptor itu tidak mengulangi hal yang sama dikemudian hari. Juga agar orang sekitarnya tidak mencontohnya karena mereka merasa takut akan sanksi yang akan dikenakan.

Maka untuk memberantas korupsi hal yang pertama harus dilakukan adalah menegakkan hukum di Indonesia dengan jujur, adil, dan independen.


James Hidayat
XIE/24


26 September 2008

Unknown mengatakan...

kejujuran adalah sebuah hal yang paling penting kita miliki sebagai seorang individu yang bertanggung jawab. baik bertanggung jawab kepada masyarakat ataupun bagi diri kita sendiri.
kejujuran d Indonesia merupakan sebuah hal yang sudah sulit ditemukan dalam oknum pemerintahan. karena, mereka telah dibiasakan untuk memanipulasi data yang mereka miliki demi kepentingan diri mereka semata.
menurut saya, kejujuran ini harus kenbali dibangun mulai dari atas. ( dari pimpinan sebuah instansi tersebut ) barulah diikuti oleh para bawahannya. selain itu, pengawasan yang ketat juga d perlukan agar dapat diketahui apakah mereka sudah berlaku jujur atau belum.

sebagai murid di kolese Kanisius, saya merasa sangat bangga, karena sejak dini kami telah dibiasakan untuk menjadi seorang yang jujur atas segala perbuatan yang telah kami lakukan.

gunawan handoko
XIB / 24

Jose Putra XIA4/22 mengatakan...

Jose Putra XIA4/22
Jadi, saya sangat setuju dengan berita tersebut. terutama dengan judul yang mengatakan bahwa kejujuran itu telah terhimpit. menurut saya Indonesia sekarang ini telah kehilangan jati dirinya sendiri sebagai negara hukum. pada dasarnya sebagai negara hukum kejujuran merupakanlah hal yang paling krusial bagi Indonesia. Namun sekarang, smua orang bertanya dimanakah kejujuran itu berada ? Apakah hilang ?
Mungkin kata yang paling tepat adalah terhimpit. ya, terhimpit oleh paradigma-paradigma masyarakat yang memiliki pandangan yang salah. yang membuat seolah-olah kebohongan adalah cara untuk mengatasi masalah serta untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya.
Dapat kita lihat bahwa sekarang ketidak jujuran telah menyebar dalam segala ranah kehidup seperti politik, sosial, keluarga, dan lain-lain. Menurut saya, kejujuran ini harus kita perjuangkan lagi. Hal ini dikarena masyarakat Indonesia yang semakin miris dengan maraknya ketidakjujuran yang akan menghancurkan negara tercinta ini nantinya. Namun, semua itu tidaklah semudah membalikan telapak tangan. jadi kita bisa mulai dengan diri kita sendiri. kita harus bisa untuk memulai selalu mengutamakan kejujuran. Dengan begitu kita dapat mulai mempengaruhi orang lain untuk mengutamakan kejujuran sedikit demi sedikit MARI PERJUANGKAN KEJUJURAN YANG ADA DI NEGARA INI ! AMDG !

Reyn Santoso mengatakan...

Saya percaya bahwa penting untuk menghargai hak-hak pribadi, namun juga penting untuk mempertimbangkan tanggung jawab sosial dan solidaritas terhadap sesama. Terlalu banyak menekankan hak-hak pribadi dan individualisme yang berlebihan dapat merusak hubungan sosial dan kepentingan umum. Di Indonesia, gotong royong dan solidaritas merupakan nilai yang penting, dan sikap individualisme yang berlebihan dapat bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara hak-hak pribadi dan tanggung jawab sosial agar tidak merugikan orang lain dan membangun masyarakat yang sehat.

Reyn Santoso XI6/28