30 November, 2008

Hak atas ayah ibu biologis

".... Kembar dari satu ovum sebenarnya mempunyai identitas genetis yang sama. Hanya, kembar mempunyai identitas genetis itu berasal dari zygote (ovum dari yang dibuahi) yang sama dan karena itu seumur. Pada kembar, proses pemisahan sel berlangsung secara alami, tapi proses yang sama disebabkan juga dengan intervensi tehnologis (dan karena itu tetap seumur). Pada pengklonan dari sel dewasa, terdapat identitas genetis tapi antara dua makhluk yang berbeda umurnya. Dolly adalah 'kembar' dari induknya yang berumur lebih tua enam tahun.

Walaupun klon merupakan semacam fenomena alami juga, mengapa pengklonan individu manusia ditolak begitu tegas, bahkan emosional ? Penilaian etis tidak bisa dan tidak perlu bebas emosi, tetapi akhirnya harus didasarkan atas alasan rasional. Saya rasa, dalam pernyataan WHO kita menemukan dua alasan penting. Pengklonan manusia terutama harus ditolak karena (1) bertentangan dengan martabat, dan (2) dengan integritas manusia.

Karena manusia mempunyai martabat khusus, kehidupan manusia selalu harus dihormati dan tidak pernah boleh dipermainkan. Mengklon manusia justru berarti mempermainkan kehidupannya. Berarti pula menggunakannya demi suatu tujuan lain dan tidak menghormatinya demi dirinya sendiri. Padahal, kehidupan manusia adalah inviolable (tidak boleh diganggu gugat). Kehidupan manusia itu suci.

Integritas berarti "keutuhan". Integritas manusia harus kita hormati dan harus kita jamin, sejauh bergantung dari kita, termasuk juga integritas biologis dan genetisnya. Integritas genetis diperoleh seseorang dari orang tuanya. Manusia yang akan lahir melalui prosedur pengklonan tidak akan memiliki integritas yang semestinya. Mengapa? Karena tidak memiliki ibu dan bapak biologis.....

(K. Bertens, Perspektif Etika: Esai-esai tentang masalah Aktual, Yogyakarta, Kanisius, 2001, hlm. 119)

46 komentar:

alberthutama mengatakan...

Kloning manusia jelas memang tidak sesuai dan harus ditentang. Saya setuju dengan alasan 'bertentangan dengan martabat'. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diciptakan untuk berkuasa atas hewan-hewan di bumi (maaf- saya lupa ayatnya di Kitab Kejadian). Setahu saya, kloning hewan dan tumbuhan yang dilakukan manusia itu memang ada terutama untuk kepentingan pekerjaan seperti contohnya agar individu hewan lebih banyak. Jika manusia yang berkuasa atas hewan melakukan kloning atas manusia juga, jadi manusia sama dengan hewan kala begitu. Karena perlakuan yang diberikan juga berlaku sama seperti pada hewan.
Selain itu, saya juga beralasan karena hal ini bisa merugikan. Misalnya, Mr. X di kloning dan kloningnya diberi nama Mr. Y. Di kehidupan, Mr. Y berbuat onar, sehingga bisa mengancam harga diri Mr. X yang asli yang tidak berbuat apa-apa.

A.D.K mengatakan...

kloning adalah suatu hal yang menyalahi agama dan aturan hidup menurut teori yang dikemukakan oleh beberapa profesor terkenal. banyak yang mengerti bahwa kloning merupakan hal lain yang dapat mengantikan keluarga memiliki anak jika tidak dapat membuat keturunan. maka lebih baik digunakan untuk hal lain yang lazim seperti tumbuhan atau hewan agar tidak punah.

davine XIE/12

Unknown mengatakan...

Saya 99% setuju dengan penentangan kloning terhadap manusia. Kloning, terutama terhadap manusia adalah sebuah tindakan pelecehan martabat manusia. Manusia merupakan mahluk yang unuk yang berbeda satu sama lain, bukan mahluk yang bisa seenaknya saja diduplukasi. Proses klon sendiri sebenarnya bisa berarti pembunuhan pada calon manusia. Proses klon misalnya pada Dolly adalah proses yang rentan gagal yang dalam prakteknya saja mengorbankan lebih dari 200 bakal embrio. Tentu bila dilakukan pada manusia, hal ini termasuk dalam pelanggaran hak asasi manusia secara massal.
Tetapi di sisi lain, klon dapat digunakan untuk menyelamatkan manusia. Seperti kultur jaringan pada hewan, seseorang yang akan meninggal dapat diambil sel sehatnya dan dijadikan individu baru. Entah kensep ini benar atau salah tetapi ini adalah salah satu penggunaan klon.
Jadi solusinya? Selama ini, sains memang terkadang bertentangan dengan agama. Lantas, apa solusi yang harus kita ambil? Kita harus dapat melihat situasi dan kondisi secara jelas. Apakah klon perlu dilakukan atau tidak. Selama tidak dibutuhkan sebaiknya klon tidak dilakukan karena menentang martabat manusia.
Dhani.P XI/13

G.A.B.E mengatakan...

Sejak manusia sudah melakukan hal yang namanya "kloning" manusia sudah "menantang" Tuhan. Dengan kloning manusia sudah mempunyai mainan baru yang namanya "kehidupan". Pernyataan bahwa Tuhan yang menciptakan kehidupan telah ditiadakan dengan adanya teknologi kloning ini. Pada awalnya kegunaan teknologi adalah membantu hidup orang banyak. Memang dengan kloning manusia bisa mencapai hidup yang lebih baik seperti kloning ternak dan tanaman untuk meningkatkan produksi. Tapi dengan kloning tersebut juga mengeliminasikan makhluk hidup yang telah ada sebelumnya. Dalam percobaan kloning tersebut pun hanya diambil embryo yang "paling bagus", sehingga dari banyak hasil kloning hanya sedikit saja embryo yang diambil, lainnya dieliminasikan. Tentu saja tindakan ini tidak jauh berbeda dari melakukan aborsi, dimana seseorang mengeliminasikan kehidupan lain tanpa persetujuan ke-2 pihak.
Meskipun dengan adanya kloning manusia telah melangkah maju ke masa depan, tetapi pengetahuan seperti itu sepertinya belum siap digunakan karena pola pemikiran manusia yang belum maju.

G.A.B.E mengatakan...

By: Gabriel Alexander/XIE/21

K mengatakan...

Sudah cukup lama perdebatan mengenai kloning manusia berlangsung. Hal ini memang cukup menjadi sorotan dunia.

Sebelum menyetujui atau menolak, kita harus tahu terlebih dahulu, untuk apa manusia dikloning? Kalau penggandaan manusia unggul dengan tujuan menciptakan sebuah pasukan militer besar yang hebat, tentu harus ditolak. Manusia bukan boneka yang dapat seenaknya dibuat tiruannya. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mulia dan bermartabat.

Aditya Kristanto
XI-A / 1

Unknown mengatakan...

pertama kali saya mengenal kata kloning di pelajaran biologi, yang ada di dalam benak saya adalah hasil percobaan. jadi, menurut saya menciptakan suatu individu manusia baru dari sebuah kloning adalah tidak baik. ada beberapa alasannya menurut saya. yang pertama adalah karena apabila proses kloning itu gagal, maka itu sama halnya seperti membunuh calon bayi itu sendiri. lagipula kloning merupakan suatu penemuan modern yang belum sempurna sehingga bukan tidak mungkin calon individu baru itu memiliki kelainan yang hanya akan membuatnya merasa tertekan. jadi menurut saya kloning tidaklah baik untuk menciptakan individu baru tetapi alangkah baiknya untuk digunakan bagi inovasi di bidang kedokteran.

Yulius AJ XI-E/41

Leo Nugraha mengatakan...

Leo Nugraha / XIB / 29

Menurut saya kloning manusia memang tak sepatutnya dijalankan, berbeda hal dengan hewan atau tumbuhan. alasannya jelas. Secanggih apapun kloning, tetap saja hasilnya tidak akan sempurna mengingat manusia adalah ciptaan Tuhan dan hanya Tuhan yang dapat membuat manusia. Kenyataan manusia ingin mengloning manusia membuktikan kalau manusia ingin setara dengan Allah. Jadi apapun alasannya kloning manusia tetap akan diterus dilawan Gereja Katholik, mengingat selain memberi citra kalau manusia melawan Allah, juga akan membebani manusia hasil kloning itu nantinya.

kiel mengatakan...

Seperti yang diungkapkan dalam posting ini, saya sangat setuju dengan penolakan kloning manusia. Manusia adalah mahluk yang bermartabat maka sangat salah bila dengan seenaknya saja mempermainkan manusia. Antara satu manusia dengan manusia yang lain sudah diciptakan Tuhan beraneka ragam sehingga saling melengkapi dan bekerjasama. Anak kembar pun pasti memiliki perbedaan, maka bila dilakukan kloning ini berkarti manusia dengan seenaknya merusak keseimbangan dan keaneka ragaman yang Tuhan telah ciptakan.

Yehezkiel Nathanael
XI D / 39

WaroengLordz mengatakan...

Kloning adalah salah satu dari perkembangan ilmu dan teknologi yang sudah semakin jauh. Menurut saya kloning merupakan salah satu teknologi yang dapat membantu manusia dalam suatu hal, itu kalau ditinjau dari kehadirannya bagi orang banyak. Namun apabila kita tinjau dari martabat manusia, tindakan kloning memang sudah melanggar eksistensi manusia sebagai salah satu ciptaan Tuhan yang seharusnya tidak boleh diganggu oleh manusia sendiri. Hal ini juga menyalahi kebebasan hidup manusia.

Walaupun begitu tentunya proses kloning ini mungkin dapat diteliti lebih dalam bukan sebagai salah satu ilmu yang menyalahi kodrat, tetapi bisa berguna untuk kehidupan manusia yang lebih baik di masa yang akan datang

WaroengLordz mengatakan...

Gradiyanto XI-D/18

Ikan Kembung mengatakan...

Apa gunanya memperbanyak manusia? seakan-akan manusia tidak bisa lagi melakukan reproduksi. seakan-akan manusia menemukan permainan baru.. permainan baru untuk memperbanyak dirinya sendiri.

apakah manusia tidak berpikir sebelum melakukan kloning dirinya sendiri? kalau mereka melakukan kloning, siapakan yang akan merawat mereka. mereka tidak memiliki orang tua biologis, sama saja dengan menjadikan anak tersebut sebagai anak yatim piatu. hal tersebut tentu saja mempermainkan kehidupan anak tersebut.

Bila saja proses kloning pun gagal, dan hanya memilih embryo yang paling bagus.. berarti hal ini pun mempermainkan hak hidup manusia dengan cara membunuhnya.. kemudian menciptakan lagi.. kemudian membunuhanya lagi..

Leon
XIE/30

Unknown mengatakan...

Menurut saya, kloning bukanlah hal yang buruk

Bukankah hal tersebut termasuk dengan pengembangan iptek yang pasti akan berguna suatu hari nanti demi kemajuan bersama.
Tuhan menciptakan manusia yang berakal budi, dan bukankah kita sebagai manusia harus mengembangkan karunia yang telah diberikan kepada kita ?
Sejauh ini kloning juga diteliti berguna bagi hal-hal kedokteran.

Menurut saya, kita tidak bisa menggabungkan pandangan religius dan pandangan sains menjadi satu pandangan,
sama saja seperti membicarakan tentang teori evolusi ataupun tata terbentuknya alam semesta.

Jadi saya tidak berpikir bahwa kloning adalah hal yang buruk

*apabila terdapat larangan agama berkenaan dengan menentang kloning tolong diberi masukan


Antonius Richard/xie/5

Alfred mengatakan...

Manusia sudah memiliki karya keselamatan tersendiri dari Allah dalam rupa alat reproduksi. Alat reproduksi adalah suci sebagaimana alat ini adalah alat yang membuktikan bahwa manusia bekerja bersama dengan Allah menciptakan kehidupan. Akan tetapi, mereka kurang puas dengan hasil karya ini sehingga mereka mencari-cari cara lain untuk melakukan apa yang mereka anggap baik.

Pada hakekatnya, manusia adalah citra Allah. Walaupun manusia mampu menciptakan kehidupan dengan caranya sendiri, kehidupan yang mereka ciptakan tidaklah lebih dari karya manusia. Karya manusia adalah sementara dan karya Allah adalah kekal. Berapa besarkah manfaatnya melakukan kloning dibandingkan dengan nyawa yang harus dikorbankan untuk melakukan percobaan tersebut? Seberapa besarkah hasil karya tersebut dapat sebaik hasil karya Allah?

Sebagai tambahan, apakah tujuan dari ilmu kloning? Apakah itu menciptakan kehidupan semakin baik? Jika memang demikian, apakah memang benar demikian? Mereka yang menganggap ilmu ini baik menekuni ilmu ini untuk pengobatan. Namun, pada sisi pengobatan tersebut, kita haruslah membunuh klon yang telah kita ciptakan. Hal ini sama artinya membunuh orang lain. Dalam hal ini, apakah kehidupan manusia khususnya mereka yang merupakan klonning semakin baik? Apakah kita berbuat adil? Benarkah perbuatan kita kersebut?

Kesejahteraan manusia hendaknya tidak dilihat dari sisi seseorang saja. Kita harus melihat segala sesuatunya dari segala sisi. Seorang pencuri tentunya memiliki motif sehingga membuatnya berbuat demikian. Perbuatan main hakim sendiri akan membuat dunia semakin tidak adil. Demikian pula halnya dengan keputusan sepihak yang kita buat dalam kegiatan klonning.

Maka, perbuatan klonning bukanlah hal yang mulia sebab kesejahteraan tidak hanya dapat dilihat dari sisi kita saja melainkan sisi orang lain demi menciptakan keadilan bagi seluruh umat manusia.

-Alfred S. XIE/3-

Unknown mengatakan...

proses kloning adalah proses yang menyalahi dan mempermainkan aturan kehidupan.Proses kloning saat ini sering diartikan untuk membantu pasangan yang menginginkan anak tetapi tidak dapat memiliki anak. Seharusnya apabila sepasang suami istri tidak mempunyai keturunan mereka tidak melakukan proses kloning,sebaiknya mereka mengambil hak asuh terhadap bayi-bayi atau anak yatim piatu,hal ini lebih baik dilakukan karena selain membantu mereka untuk mempunyai anak mereka juga membantu anak-anak tersebut.
Proses kloning seharusnya dilakukan dalam konteks hewan atau tumbuhan saja sehingga dapat mensejahterakan kehidupan manusia

Benny H/XIE/9

candidate cxx- persevere mengatakan...

Kloning...
adalah cara penentangan apa yang telah dilakukan Allah karena adapun Kehidupan berasal dari Allah dan hanya Allah-lah yang berhak mengatur kehidupan tersebut...

Dengan membuat kloning atau replika citra diri manusia kita sudah melanggar hak-hak Allah, karena sesungguhnya kehidupan adalah di tangan Tuhan..

Yang lebih memberatkan kesalahan kloning adalah penghapusan atau pembuangan kloning yang tidak sempurna atau tidak sesempurna yang diciptakan, karena hal itu telah termasuk pengambilan hak hidup si kloning, lantas apa bedanya cara tersebut dengan Aborsi???

que sara sara

Fransiskus Raymond mengatakan...

Permasalahan ayah ibu biologis bukanlah perkara besar dalam proses kloning, sebab ada di antara kita yang tidak punya ayah dan ibu ketika baru lahir. Jika ada sanggahan atas pernyataan di atas berkenaan dengan "tetap adanya orang tua walau sudah tidak ada pada kelahiran normal", hal ini cuma menggambarkan bahwa orang tua dalam hal ini bukan suatu perkara utama.

Kloning memang merupakan suatu ilmu yang dikembangkan untuk pengembangbiakkan makhluk hidup. Kelangkaan merupakan hal yang ingin diatasi melalui proses ini. Dengan jumlah manusia yang sudah begitu banyak, apakah kita perlu mengkloning manusia? Bukankah keanekaragaman adalah kekayaan? Begitulah pentingnya manusia sebagai 1 pribadi 1 individu, jangan sampai berkembang menjadi 1 pribadi 2 individu.

Fransiskus Raymond
XIE/20

Daniel Christian mengatakan...

Kloning terhadap manusia memang harus ditentang. Itu jelas penghinaan kepada Allah yang menciptakan manusia yang secitra dengan diriNya. Kalau manusia yang menciptakan manusia, maka manusia tidak ada lagi yang luhur. Selain itu, akan banyak timbul masalah yang baru berkaitan dengan kloning. Misalnya adanya krisis kepercayaan diri, GAP ekonomi yang semakin besar antara kaya dan miskin, dan masih banyak lainnya

Unknown mengatakan...

Kloning memang merupakan salah satu kemajuan di bidang kedokteran dan dapat dikatakan 'teknologi' masa kini dan sangat mutakhir. Namun, saya tidak setuju dengan kloning manusia. Sesuai dengan Kitab Suci, khususnya Kitab Kejadian dikatakan bahwa manusia diciptakan sesuai dengan citra Allah. Manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Setiap manusia itu diciptakan berbeda-beda oleh Allah (meskipun kembar). Apabila kloning manusia itu dilakukan, maka manusia hasil kloning itu tidak diciptakan sesuai dengan citra Allah. Selain itu juga hidup manusia adalah suci. Setiap manusia itu memiliki kahidupannya masing-masing. Namun pertanyaannya apakah manusia hasil kloning itu 'disetujui' oleh Allah?

James Hidayat
XI-E / 24

Yohanes Wirawan Putranto mengatakan...

Kloning manusia memang sangat salah dan harus ditolak sebab melanggar integritas manusia dan juga melakukan hal yang tidak beradab.
Dengan kloning, kemampuan manusia dapat diatur dan itu sama saja dengan tidak menghargai perjuangan manusia. Buat apa diadakan Olimpiade bila nantinya yang memenangkan adalah manusia kloning. Dengan kloning, lama-lama manusia akan tergusur.

Yohanes Wirawan Putranto
XI C/40

Le0nard mengatakan...

Saya pribadi menolak tentang kloning pada manusia. Memang benar bahwa hal itu sama saja dengan tidak menghormati martabat manusia. Hal tersebut terkesan mempermainkan hidup manusia, yang merupakan karunia dan rahmat dari Tuhan. Tuhan menciptakan kita semua baik adanya dan beraneka ragam (walaupun itu kembar!). Jadi kita tidak perlu memperbanyak diri dengan cara seperti itu.

Selain itu, juga perlu diketahui bahwa dengan dilangsungkannya kloning manusia, manusia hasil kloningan tersebut menjadi tidak jelas statusnya, bukan?

LEONARD
XI-D/25

Erick mengatakan...

menurut saya,kloning adalah suatu hal yang layak dan baik bagi kehidupan umat manusia.
Apakah hal tersebut mempengaruhi integritas kehidupan seseorang, saya tidak peduli sebab menurut saya, kloning membantu manusia untuk memperbaiki kehidupan.
Dengan memperbaiki kehidupan, keutuhan hidup terjaga.
Mengenai keberadaan ayah ibu biologis, saya kira hal itu tidak terlalu penting karena keberadaan orangtua biologis tersebut, belum tentu dapat menunjang kehidupannya sebagai individu yang dapat mengayomi perannya dalam kehidupan.
Yang ia perlukan adalah orangtua (baik biologis atau bukan) yang dapat membantunya tumbuh sebagai individu yang dapat mengayomi hidupnya dengan baik.



Frederick Adhi Putranto
XIC/20

Ricky Kristanda mengatakan...

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi itu baik adanya karena dapat meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Namun, kita harus tetap berhati-hati dengan IPTEK ini, jangan sampai IPTEK merendahkan nilai kehidupan yang sungguh berharga ini. Contoh : kloning. Kloning sebagai suatu hasil dari perkembangan teknologi dapat dikatakan baik adanya. Namun, melihat suatu realita bahwa manusia sebagai penemu teknologi ini merupakan suatu makhluk berdosa yang mampu jatuh ke dalam dosa, maka saya secara pribadi menyatakan sebaiknya kloning tidak dilakukan.

Selain akan merendahkan nilai kesucian kehidupan manusia sebagai ciptaan manusia yang paling agung, saya takutkan bahwa kloning ini akan menciptakan bentuk-bentuk kejahatan baru. Manusia menggunakan kloning untuk melakukan hal-hal yang hanya akan menguntungkan segelintir kecil orang tetapi di lain pihak akan merugikan banyak orang. Bayi hasil kloning itu akan merasakan suatu penderitaan sepanjang hidupnya. Tidak seperti bayi-bayi lain yang memiliki ibu dan bapak biologis. Tentu hal ini tidak kita harapkan. Maka sebaiknya kloning hanya sebatas sebagai suatu tambahan ilmu pengetahun bagi manusia, tetapi jangan sampai dijadikan sebagai sarana untuk hal-hal yang lain.

By : Ricky Kristanda (XI D/33)

Unknown mengatakan...

Saya tidak setuju dengan kloning manusia. Kloning pada manusia merupakan perbuatan yang menyimpang dari reproduksi manusia. Manusia sudah ditakdirkan oleh Allah untuk bereproduksi dengan suatu cara khusus dengan bertemunya sel kelamin jantan dan betina, bukan dengan cara kloning. Selain itu, akan timbul masalah mengenai orang tua biologis bayi hasil kloning. Maka kloning pada manusia tidak boleh dilakukan. Namun, kloning pada hewan dan tumbuhan bukan merupakan hal yang salah karena hal ini bisa berguna, misalnya untuk melestarikan hewan yang hampir punah dan untuk memajukan ilmu pengetahuan.

Jovian J. / XI-D / 22

Unknown mengatakan...

Karena kloning jelas ditentang sekarang ini. Saya tidak mau membicarakan keabsahan kloning.

Saya hanya bertanya-tanya apa yang akan bisa kita lakukan SEANDAINYA kita memiliki kloning diri kita sendiri atau kloning manusia lain.

Mungkin kita dapat membuat duplikat diri kita sendiri seperti di film-film.

Mungkin kita menghidupkan ilmuwan terkenal seperti Albert Einstein.

Mungkin saja kita bahkan menghidupkan Yesus. (Tentunya kalian tidak akan setuju bukan?)

Saya hanya ingin bertanya masalah-masalah yang masih misterius. Saya akan bertanya mengenai hukuman mati, euthanasia, bahkan kloning pada Yesus.

Yah ini hanya angan-angan saja. Tidak masalah jika tidak setuju.
Saya juga tidak ingin berdebat.

Hanya, berani berangan-angan adalah salah satu kunci kesuksesan seperti saat Einstein berangan-angan dapat mengendarai cahaya. Dan akhirnya menghasilkan E=MC2


Pemanfaatan teknologi amatlah tergantung dari manusia sendiri. Saya harap kesadaran manusia dapat mencegah efek negatif kemajuan teknologi.

Andre mengatakan...

Saya tidak sependapat dengan pengkloningan manusia karena dengan mengklon, maka manusia telah mencoba untuk menjadi "Pencipta" baru. Jelas ini bertentangan dengan kehendak Allah.
Sudah jelas tertulis dalam kitab Kejadian bab 1, bahwa tugas manusia adalah beranak cucu dan memenuhi bumi.
jadi hubungan coitus antara sumai istri itu sendiri merupakan salah satu tugas yang diperintahkan Allah kepada manusia. maka sudah sewajarnya, kalau pengklonan manusia itu menyalahi kehendak Allah karena tidak jelas siapakah orang tua dari hasil kloning tersebut.
selain itu, tidak semua hasil kloning tumbuh menjadi manusia utuh. banyak kasus kloning hewan yang cacat sehingga tidak dapat dikembangkan dan dibuang. dengan kata lain, dengan membuang hasil kloning tersebut, sama saja dengan melakukan pembunuhan.
jadi sudah jelas bahwa kloning manusia tidak sepantasnya dilakukan.

Andre N
XIC/5

Ry0_W4t4n4b3 mengatakan...

kloning manusia tidak dapat dibenarkan, sebab hanya Tuhanlah yang berhak menciptakan manusia. Manusia tidak berhak menciptakan kehidupan, meskipun ia dapat. Kalau manusia ingin menciptakan kehidupan dengan tangannya sendiri, berarti ia ingin menyamai Tuhan dan ini jelas-jelas dosa sperti Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang karena ingin menjadi seperti Allah.

Marvin
XIC/26

Gregory Henrianto mengatakan...

Menurut saya pengkloningan manusia merupakan sebuah tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Allah. Dimana Allah meminta manusia untuk beranak cucu secara biologis bukan secara eksperimental. Dengan adanya aksi kloning manusia, sama saja dengan kita sudah tidak percaya bahwa Allah sendiri adalah pencipta kita dan akan ada pencipta baru yang membuat manusiaakan jauh dan makin jauh dari jalan Allah menuju keselamatan.

Gregory Mathian H.
XIA3/18

Antonius Sebastian mengatakan...

Saya tidak setuju dengan kloning. Dengan melakukan cloning , manusia dapat memilih gen-gen unggul untuk membuat manusia yang unggul, dan dengan itu manusia unggul dapat diproduksi secara beragam dan banyak. Artinya tidak akan ada perbedaan, semuanya sama memiliki gen yang unggul. Hal ini sudah mematikan ke khasan manusia yang membuat dirinya “manusia”. Manusia itu memang tidak sempurna, banyak kesalahan , dan berbeda satu sama lain, sehingga kita perlu manusia-manusia lain dalam hidup kita agar saling melengkapi satu sama lain.

Antonius Sebastian/XI-A3/06

Derrick Kumulia mengatakan...

Saya setuju bahwa kloning manusia harus ditentang. Kloning adalah sebuah metode untuk menduplikasi sebuah makhluk hidup dengan menggunakan sel punca dari makhluk hidup. Metode ini memang dapat digunakan untuk pekerjaan seperti melakukan kloning hewan dan tumbuhan, namun beda jika melakukan kloning manusia. Kita manusia diciptakan spesial oleh Tuhan dan kita beda dengan makhluk hidup lain di bumi. Jika kita melakukan kloning manusia, berarti kita derajatnya sama dengan hewan? Oleh karena itu, saya rasa kloning manusia harusnya dilarang karena jika kita melakukan kloning manusia, kita tidak menghargai pemberian Tuhan. Kloning juga dapat merugikan orang. Jika A melakukan kloning manusia membuat B, si B dapat merusak harga diri A yang tidak melakukan apa-apa. Oleh karena itu, kloning manusia harusnya dilarang.

Derrick Kumulia XIA3/13 CC' 21

Raden mengatakan...

Saya sangat setuju bahwa pengkloningan manusia harus di tentang sebab menurut teori yang dikemukakan oleh Para ilmuwan sendiri,kloning adalah Usaha yang dilakukan untuk mengambil Gen-Gen yang unggul dalam makhluk hidup,termasuk manusia,hewan,bahkan tumbukan. Manusia sendiri merupakan makhluk yang tidak luput dari kesalahan dan manusia sendiri bukan makhluk yang sempurna,sehingga dari kesalahan-kesalahan tersebut manusia dapat belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selain alasan bahwa manusia tidak luput dari kesalahan, Tuhan sendiri berkehendak bahwa manusia membutuhkan Hak untuk hidup dan kasih sayang dari sesama sehingga menumbuhkan rasa hormat dan dapat menerima kesalahan satu sama lain

Raden D XIA1/24

Michael Evan mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Xaverius Victor mengatakan...

Menurut saya kloning harus ditentang, karena artinya mengambil hak hidup orang lain. Jika seseorang mengambil alih kehidupan orang, maka ia merampas hak asasi orang. Selain itu kloning ini belum tentu memiliki sifat yang sama dengan orang sebelumnya. Jika yang dihasilkan malah bersifat buruk, maka itu bisa berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Kemudian hidup itu milik Tuhan, kita tidak boleh bermain-main dengan kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita. Jika kloning tidak memiliki genetik dari orang tua, maka lama kelamaan orang akan hidup individual karena menganggap tidak memiliki hubungan biologis dengan orang lain. Maka dari itu, kloning perlu ditentang sehingga kita dapat menghargai hidup kita sendiri dan tidak menyia-nyiakan kehidupan kita.

Xaverius Victor C. XIA6/31
CC'21

Michael Evan mengatakan...

Menurut saya klonan yang dilakukan oleh manusia sendiri ini tentu melarang bahwa manusia tidak boleh dipermainkan. Tujuan pengklonan salah satunya adalah untuk menjaga kepribadian manusia itu. Pribadi manusia itu seharusnya dihargai karena Tuhan yang membuat masing-masing manusia memiliki pribadi yang beda. Walaupun dalam kloning manusia bisa lebih unggul dan meningkat. Pribadi kita sebagai manusia bersifat natural yaitu dari awal kita lahir kita sudah memiliki pribadi dengan mengkloning merubah pribadi akan mengartikan tidak menghargai. Sebagai manusia, akan selalu diajak untuk tetap menjadi diri kita dengan jati diri kita dari awal.

Michael Evan S XIA6/19
CC 21

Aswandatu Putra Inderajao mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Aswandatu Putra Inderajao mengatakan...

Keberadaan ide/pemikiran untuk pengkloningan manusia sendiri hadir dari ketidakpuasan manusia terhadap keadaan biologis/fisik manusia sebagai ciptaan Tuhan, dan oleh karena tujuan itu sendiri pengkloningan merupakan suatu hal yang amat sangat salah secara moral maupun agamis menurut saya.

Sebagaimana telah dikatakan pada artikel, pengkloningan untuk seorang individu manusia menentang martabat manusia itu sendiri. Perlu kita ingat bahwa dalam status quo dunia sekarang, belum ada perusahaan, laboratorium ataupun instansi manapun yang benar-benar telah "berhasil" melakukan pengkloningan manusia, dalam artian bahwa manusia hasil pengklonan tersebut merupakan seorang individu yang dilengkapi dengan organ yang utuh dan akal budi. Berarti, untuk dapat mencapai pengkloningan sempurna, perlu dilakukan beberapa percobaan yang tak dapat dipungkiri akan membutuhkan "tubuh" seorang individu yang sehat jasmani. Dalam buku Youcat artikel 390 sendiri, gereja telah menyatakan bahwa percobaan ilmiah, psikologi atau medis pada manusia hidup hanya diperbolehkan jika hasil yang diharapkan penting bagi kebaikan dan bukan sebaliknya. Apabila hasil percobaan pengkloningan adalah seorang individu yang kemudian mengalami mutasi atau bahkan meninggal, apakah hasil tersebut sesuai dengan yang diharapkan? Dengan keadaan sekarang, tak ada yang dapat menjamin keselamatan jiwa manusia dalam percobaan pengkloningan, sehingga pengkloningan amat perlu ditentang.

Hal pelanggaran terhadap integritas dapat kita tinjau dari sudut pandang manusia yang adalah "hasil pengkloningan" yang berhasil. Oke, kita andaikan bahwa teknologi yang kita milikki sudah sebegitu canggihnya sehingga pengkloningan berhasil dan hasilnya adalah seorang manusia "baru" yang adalah suatu "cetakan ulang dari seorang manusia yang lain. "Cetakan ulang," dari terminologi tersebut masalahnya sudah amat jelas. Integritas seorang manusia hasil pengkloningan ada pada posisi yang amat abstrak. Apakah ayah ibu biologis dari manusia yang asli merupakan ayah ibu pula bagi manusia pengkloningan? Apakah jaminan hak mereka dalam masyarakat? Apakah mereka dikategorikan sebagai seorang anggota masyarakat atau merupakan properti sebuah perusahaan/laboratorium? Pengkloningan menciptakan objektifikasi terhadap kebutuhan manusia, yang amat disalahkan oleh gereja. Agar tak terjadi ketidakseimbangan penempatan manusia kloning dalam sistem masyarakat, sebaiknya pengkloningan itu sendiri tidak sama sekali dijalankan.

Jadi, langkah apa yang harus kita ambil? Bagaiamana agar kita dapat menciptakan individu lain yang "sempurna" secara biologis? Kesempurnaan hanya ada pada Tuhan, dalam aspek apapun. Apabila kesempurnaan biologis tersebut kita inginkan dengan tujuan membantu umat manusia, caranya adalah bukan dengan bermain peran sebagai Tuhan. Boleh kita menciptakan robot ataupun kecerdasan buatan untuk membantu keseharian kita. Namun, apabila kita menciptakan individu baru dengan identitas yang semu dan kerentanan untuk dipandang bukan sebagai seorang manusia, hal tersebut amat disalahkan. Maka, hendaklah kita jalani hidup dengan penuh syukur dan menghargai segala yang Tuhan telah berikan kepada kita.

Aswandatu Putra Inderajao XIA5/7
CC '21

Bonifacio Amadeo mengatakan...

Setuju dengan artikel di atas. Selain menjadi penyimpangan bagi manusia, kesalahan pada saat kloning juga dapat menimbulkan masalah jika tidak dilakukan dengan teratur atau baik.

Bonifacio Amadeo Togu Situmorang XI5/3

Matthew XI5/21 mengatakan...

Memang sudah sepantasnya, bahwa kebidupan manusia merupakan suatu hal yang suci dan tidak dapat dipermainkan. Terkait permasalahan kloning, saya dengan tegas setuju untuk menolak hal tersebut, dengan satu fakta penting dimana manusia merupakan makhluk yang diciptakan menjadi manhluk sosial, memiliki banyak kelebihan dibanding spesies lain, namun bersamaan juga memiliki banyak keterbatasan. Tuhan juga mengajarkan kepada kita bahwa Ia ingin kita untuk memenuhi dan menaklukkan bumi dengan memperbanyak manusia, dengan beranak dan bercucu, bukan dengan hasil campur tangan manusia dengan kloning.
Matthew Gilchrist XI5/21 CC 25

Maximillian Calisto mengatakan...

Menurut saya, pengklonan manusia itu salah dan harus dilarang, karena melanggar martabat dan integritas manusia. Klon itu bukan manusia sejati, tapi hanya salinan dari orang lain. Klon itu tidak punya orang tua, keluarga, identitas, dan kebebasan yang sebenarnya. Klon itu menurunkan nilai dan tujuan hidup manusia. Kita tidak perlu mengklon diri kita atau orang lain, karena kita sudah unik dan berharga.

Martabat itu artinya harga diri. Manusia itu punya harga diri yang tinggi, karena manusia itu ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia itu harus dihormati dan dilindungi, karena manusia itu punya nilai yang tidak ternilai. Manusia itu tidak boleh diperlakukan sebagai benda, atau sebagai alat, atau sebagai mainan.

Klon itu justru menurunkan martabat manusia. Klon itu menjadikan manusia sebagai benda, yang bisa dibuat dan dihapus sesuka hati. Klon itu menjadikan manusia sebagai alat, yang bisa digunakan untuk tujuan tertentu. Klon itu menjadikan manusia sebagai mainan, yang bisa dicoba-coba tanpa memikirkan akibatnya.

Kev mengatakan...

Menurut saya, kloning manusia harus ditolak. Kehidupan bukanlah suatu mainan yang dapat diatur oleh manusia. Kehidupan adalah hadiah dari Allah dan kita semua merupakan ciptaan Tuhan. Kloning manusia juga dapat mengakibatkan kelainan biologi dan fisika terhadap orang. Semua orang seharusnya memiliki hak untuk hidup dengan nyaman.

Kevin Nicholas Santoso XI4-22

Y. Adibrata P. mengatakan...

Bagi saya, proses pengklonan sendiri itu kurang benar, namun ketika menyangkut permasalahan makhluk hidup hasil pengklonan itu sendiri. Mereka tetaplah makhluk hidup yang mampu hidup dengan integritas, utamanya jika menyangkut manusia hasil pengklonan itu sendiri. Cara penulisan tulisan/rangkuman ini menganggap manusia hasil pengklonan bukanlah manusia yang dari saya dapatkan, di sini saya tidak setuju. Menurut saya mereka tetaplah manusia yang layak, walau tercipta berbeda.
Yohanes Adibrata Primadarma XI-5/33

Andaru9015 mengatakan...

Yohanes Andaru Raditya Hapsoro / XI - 6 / 32 / CC 25

Menurut saya sang penulis sangat menyoroti perspektif utama dimana hal tersebut dapat dilihat dari segi perspektif etika. Jika kita melihatnya dari segi perpektif etika yang diutarakan penulis, yaitu dengan adanya pelanggaran terhadap martabat dan integritas manusia. Saya sendiri setuju atas pendapat sang penulis dimana mengklon manusia dianggap sebagai pemainan terhadap kehidupan dan melanggar integritas genetis yang diperoleh dari orang tua. Dimana menurut saya, argumentasi ini menekankan kita akan pentingnya menghormati dan menjaga keutuhan kehidupan serta integritas manusia sendiri.

Farrell.P mengatakan...

Menurut saya kloning manusia tidak baik karena membutuhkan DNA dari beberapa orang dan untuk kloning sendiri ada beberapa konsekuensi. Konsekuensi ini bisa saja klone tersebut menjadi cacat seumur hidup dan tidak sesempurana seperti manusia-manusia yang lain. Selain itu dengan mengambil banyak DNA scientist tersebut juga membutuhkan banyak peserta yang mau ikut dalam project tersebut. Maka saya tidak setuju dengan cara kloning ini karena dalam melakukan hal tersebut termasuk tidak menghormati Tuhan Yesus sendiri yang menciptakan manusia. Kalau kita dapat katakan kloning ini seperti "membuat subtances yang illegal". sehingga saya tidak setuju dengan kloning yang mau dibuat oleh para scientist tersebut.

Gregorios Farrell Purnomo/ XI-2/13/CC 25

Anara Roesli mengatakan...

Menurut saya, kloning merupakan hal yang kueang etis karena dianggap melibatkan intervensi manusia dalam proses penciptaan kehidupan, yang seharusnya merupakan kehendak Tuhan. Beberapa aliran agama mengajarkan bahwa kehidupan adalah anugerah ilahi, dan menciptakan makhluk hidup seharusnya merupakan hak prerogatif Tuhan semata. Kloning, yang melibatkan manipulasi genetik dan reproduksi buatan, dianggap sebagai tindakan manusia yang menggantikan peran penciptaan Tuhan. Selain itu, beberapa keyakinan agama mengutuk tindakan yang dianggap sebagai campur tangan manusia terhadap "rahasia" atau "kehendak" Tuhan dalam menciptakan kehidupan. Dalam agama hidup adalah sesuatu yang suci, sehingga membuat kehidupan dari hendak sendiri merupakan pelanggaran kesucian itu.



Anara Roesli mengatakan...

-Anara Adhyasa Roesli/XI2/2/CC25

Stip mengatakan...

-Stevenson Christopher Hudiono/ XI-4/33/ CC'25
Menurut saya, kloning merupakan hal yang kurang etis dalam konteks membuat pribadi yang baru dengan gen yang sama persis.
Hal ini dikarenakan pada awalnya susunan gen tersebut yang membuat seorang tokoh bernama A berwujud A, bersifat seperti "A". Hal tersebut ada, dipilih dari antara banyaknya kemungkinan gen yang diturunkan dari ayah dan ibunya. Susunan genetik yang unik tersebut itulah yang membuat A "A". Karena itulah, kloning merupakan praktik yang kurang etis, karena dengan adanya hal ini , selain terlalu jauh mengintervensi dalam pembuatan kehidupan baru, sebuah pribadi jadi kehilangan keunikannya. Hal ini dapat membuat seorang identitas mengalami krisis.