31 Januari, 2009

Kemungkinan seorang homoseksual menikah

".... Jika homoseksualitas tidak merupakan penyakit dan tidak pula merupakan kelainan dalam artian keadaan jiwa tidak normal, maka kaum homoseks harus diberi hak yang sama seperti orang lain. Kaum homoseks hanya mempunyai orientasi seksual yang berbeda. Orientasi seksual mereka terarah kepada sesama jenisnya, sama seperti heteroseks memiliki orientasi seksual terarah kepada lawan jenisnya. Sifat yang berbeda itu tidak boleh menjadi alasan untuk mendiskriminasi mereka. Mestinya kaum homoseks diberi semua hak seperti orang lain, termasuk hak untuk menikah. Relasi hidup antara sesama jenis harus disetarafkan dengan lembaga perkawinan yang sampai sekarang dibatasi pada orang yang berbeda jenisnya. Sudah waktunya keadaan diskriminatif itu segera dihapus. Demikianlah pemikiran yang berdasarkan pendekatan hak.

Mereka yang menolak dibukanya lembaga perkawinan bagi kaum gay dan lesbian mempunyai pendekatan moral yang sama sekali lain. Mereka mendasarkan diri atas pemikiran hukum kodrat. Menurut kodratnya - mereka tegaskan - seksualitas mengandaikan polaritas antara pria dan wanita. Membuka lembaga perkawinan untuk kaum sejeins mengandung kontradiksi besar, karena perbedaan jenis kelamin justru termasuk hakikat hubungan perkawinan itu sendiri. Mengakui perkawinan homoseks sama dengan menjungkirbalikkan hukum kotrad dan karena itu mengacaubalaukan tatanan moral.

Sudah dapat diperkirakan bahwa orang beragama tanpa ragu-ragu memihak pada pemikiran hukum kodrat ini. Orang beragama menandaskan bahwa polaritas seksual dimaksudkan dan diciptakan oleh Tuhan untuk menurunkan kehidupan. Dengan demikian, penyatuan suami istri dalam perkawinan merupakan lembaga ciptaan Tuhan, yang tidak bisa diubah manusia. Karena itu tanpa ragu-ragu orang beragama bergabung dengan pihak yang menolak kemungkinan perkawinan homoseks. Ini tentu tidak berarti bahwa agama tidak mau memahami situasi hidup serba sulit yang dialami orang homoseks. Agama bersedia juga mengakui terjadinya banyak perlakuan kurang adil terhadap mereka di masa lampau. Diskriminasi terhadap mereka dalam bentuk apa pun tidak bisa dibenarkan. Tetapi agama akan selalu mempertahankan (dengan pengecualian beberapa teolog dan pemuka agama yang 'dijangkiti' oleh pemikiran hak) bahwa penyatuan suami istri dalam perkawinan direncanakan Tuhan untuk menurunkan kehidupan. Manusi tidak pernah bisa meniadakan rencana Tuhan itu.

Tidak kebetulan, jika upaya untuk mengakui perkawinan homoseks terjadi berbarengan dengan berkurangnya pengaruh agama di bidang moral. Gejala sekularisasi memang merupakan suatu ciri khas yang menandai zaman kita, khususnya di dunia Barat, tapi tidak secara eksklusif di situ. Tata nilai moral semakin dilepaskan dari konteks agama....

Tidak sulit untuk diramalkan bahwa perdebatan tentang status hubungan hidup antara pasangan sejenis akan berlangsung terus dalam dekade-dekade mendatang. Dalam perjuangan ini mungkin pemikiran hak yang radikal tidak akan berhasil dalam mencapai status perkawinan bagi relasi homoseks. Rupanya hal itu tidak mungkin karena akan mengubah sama sekali arti perkawinan. Perkawinan menjadi lembaga lain, kalau dilepaskan dari kemungkinan untuk menurunkan kehidupan. Dalam hal ini pemikiran hukum kodrat mempunyai peluang besar untuk menanf. Akan tetapi, dengan itu masih tinggal kemungkinan lain. Bisa saja, bahwa relasi hidup antara pasangan sejenis mendapat suatu status legal yang resmi tersendiri, secara analog dengan lembaga perkawinan. Status legal itu bisa dikaitkan dengan banyak hak dan privilese yang dimiliki oleh lembaga perkawinan, seperti hak warisan, dan sebagainya. Tetapi segera timbul pertanyaan apakah status legal yang baru itu bisa diterima juga pada taraf internasional. Dalam lembaga perkawinan, orang yang menikah di suatu negara, diakui juga sebagai pasangan suami istri di negara lain. Hal itu tidak mungkin dengan pasangan sejenis. Pluralisme moral seperti itu masih relatif mudah ditampung dan diatur dalam masyarakat yang terbatas, tapi lebih sulit diatur pada taraf internasional.

Suatu pertanyaan penting ialah apakah kepada pasangan sejenis harus diberikan juga hak untuk mengangkat anak. Mayoritas Parlemen Belanda memang mendukung kemungkinan ini (dengan perbandingan suara 83 setuju dan 58 menolak), sebagaimana sebelumnya sudah dilakukan oleh Parlemen Eropa. Tetapi banyak orang yang masih bisa menerima status resmi bagi pasangan sesama jenis mempunyai keberatan untuk memberikan mereka hak mengadopsi anak. Yang menarik ialah bahwa keberatan mereka berasal dari pola pikiran hak. Dalam mempertimbangkan izin bagi pasangan gay atau lesbian untuk mengangkat anak, kita tidak saja harus memperhatikan pasangan tersebut, melainkan juga hak anak yang akan diangkat. Hak anak malah harus diutamakan. Setiap anak memunyai hak untuk dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung perkembangannya. Sebagaimana diketahui, anak yang diadopsi dalam kelurga 'normal' pun sering mengalami kesulitan khusus untuk berkembang secara harmonis. Ia lebih sulit mencapai identitasnya ketimbang anak-anak lain, karena ia dibesarkan terpisah dari asal-usul biologisnya. Untuk anak angkat dari pasangan homoseks, kesulitan ini akan bertampah besar. Bagaimana anak ini dapat menemukan jati dirinya? Bagaimana anak ini dapat mempertahankan diri di tengah teman-temannya di sekolah dan tempat lain? Sejauh dapat kita atur sendiri, anak harus diberikan kesempatan paling optimal untuk berkembang menjadi pribadi yang seimbang......

(Sumber: K. Bertens, Perspektif Etika, Esai-esai tentang masalah aktual, Yogyakarta, Kanisius 2001, hlm. 154-156)

32 komentar:

alberthutama mengatakan...

Saya sendiri tidak bisa mengatakan homoseksual itu benar atau tidak, tetapi, Tuhan memerintahkan kita untuk mengadakan keturunan. Dan secara biologis, keturunan tersebut hanya bisa dilakukan jika spermatozoa (pria) bertemu dan terjadi fertilisasi dengan ovum (wanita). Ini merupakan pernikahan dan perkawinan secara normal.
Jika sperma bertemu dengan sperma atau ovum bertemu dengan ovum, dalam pelajaran biologi yang saya dapat, hal ini tidak dibahas. Saya tidak tahu apa efeknya.
Homoseksual bisa dikatakan sesuatu yang janggal dan aneh karena kita sudah di-doktrin-kan oleh pelajaran biologi dan juga lingkungan sekitar kita. Tetapi, bagaimana menurut kaum homoseksual tentang pernikahan heteroseksual? Apakah mereka akan mengatakan dirinya yang kelainan orientasi seksual?

Unknown mengatakan...

Saya tidak mau berkata homoseksual sebagai sesuatu yang sah maupun sebaliknya. Homoseksual yang menikah, dimana dapat kita katakan perkawinan sesama jenis dengan jenis kelamin sama, dapat diterima oleh mereka dan beberapa kaum di masyarakat. Tetapi, tentu ada sebagian masyarakat lain yang tidak setuju. Di sini, pasangan homoseksual tidak kekurangan cinta, rasa saling toleransi, atau sejenisnya seperti yang dipunyai pasangan heteroseksual. Tetapi kekurangan terbesar mereka adalah ketidakmampuan menghasilkan keturunan yang merupakan salah satu esensi terpenting dalam perkawinan.
Bila kita pandang dari sisi pasangan homoseksual misalnya, mungkin memang aneh bagi kita yang normal untuk menerima keberadaan mereka.Tetapi homoseksual bukanlah keinginan mereka yang dimana mereka memiliki keinginan yang bisa jadi sama besar dengan pasangan heteroseksual untuk menaiki bahtera rumah tangga.
Tetapi bila kita pandang dari sisi anak yang misalnya mereka adopsi, mereka tidak akan mendapatkan hak memiliki salah satu daari ayah atau ibu seperti yang anak lain dari pasangan normal miliki. Dari segi masyarakatpun, mereka bisa saja dicap sebagai "sisi gelap" dari masyarakat walaupun mungkin tidak semua lapisan masyarakat berpendapat demikian.
Dari semua analisa tadi, saya belum dapat berkata mana yang benar maupun salah tetapi satu hal yang pasti adalah kita sebagai manusia tidak boleh langsung menyatakan bahwa pasangan homoseksual harus dikucilkan dari masyarakat. Yang kita harus lakukan sebenarnya adalah tetap memperlakukan mereka sebagai manusia dimana dengan segala keabnormalan mereka, mereka tetap merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna

Dhani P XIC/13

candidate cxx- persevere mengatakan...

Saya rasa saya tidak akan melakukan hal itu, jadi saya jelas menolak akan tetapi saya disini berpihak netral; jadi saya akan membahas menurut cara pandang netral:

1.Gay atau homosex apabila menikah masih diperbolehkan di berbagai negara contoh: Canada.
2.Secara logika ia tidak menentang atau merusak kepentingan orang lain , kalau begitu ia tidak bersalah
3.Tetapi bila ditinjau segi agama Jelas Homosex adalah hal yang salah!!!, apapun agamanya karena menurut agama Katolik penyimpangan perkawinan tabu dilakukan.
4.Agama lain pun berkata seperti itu contoh agama Islam, yang beranggap lebih baik salah satu gay itu melakukan operasi terhadap sex-nya atau kelaminnya misal berganti kelamin, sebagai contoh yang sering sekali kita dengar adalah Dorce Gamalama yang memang dari pria "berubah" menjadi wanita.
5.Gay atau Homosexual tidak sebaiknya dikucilkan dari masyarakat, karena kalau kita tinjau dari awal mula salah satu dari pasangan gay tersebut tidak dapat memilih ia ingin menjadi pria atau wanita, Tuhan langsung saja menjadikan Ia pria/ wanita padahal belum tentu ia ingin menjadi seperti itu.
Karena itu banyak sekali waria berkata bahwa "kita, sih perempuan tapi badannya aja yang dikasih salah".

que sara sara

Daniel Christian mengatakan...

Saya mengatakan bahwa homoseksual itu jelas salah, dan telah menyimpang dari kodrat manusia yang semestinya, seturut gambar dan rupa Allah. Manusia diciptakan laki-laki dan perempuan, untuk dapat berkembang biak (mengadakan keturunan)dan menguasai bumi ini.
Kaum homoseksual jelas memerlukan suatu perhatian dari orang-orang di sekitarnya, apalagi keluarganya. Homoseksual tidak mungkin dapat menikah, fakta biologis jelas sudah menjelaskannya, ditambah lagi faktor moral dan nilai-nilai dalam masyarakat yang menganggap hal itu adalah hal yang tabu.
Mungkin jika dilihat dari hak mereka (hak asasi) memang hal itu tidak dapat disalahkan. Namun kelak, di kemudian hari anak mereka tidak akan memiliki hak seperti anak-anak yang lain, karena orangtuanya yang homoseksual. Jadi jelaslah di sini, kembali moral dan nilai masyarakat membuat batasan-batasan dalam tingkah laku manusia, bukan hanya homoseksual, namun koruptor, pencuri, penjahat perang, dan lainnya juga diperhadapakan pada benturan-benturan pada batasan moral tersebut.

Lakukannlah hal yang baik di mata orang lain, khususnya di mata Tuhan.

Daniel Christian
XID/09

Melvin mengatakan...

secara perasaan saya, saya tidak mendukung yang namanya homoseks. karena menurut saya, hal itu tidak etis. Tuhan pada awal penciptaan, menciptakan manusia laki- laki dan perempuan. bukan laki- laki dengan laki- laki ataupun sebaliknya. Tuhan mengambil tulang rusuk laki- laki untuk perempuan. tentu itu semua dengan maksud tertentu. dan maksud itu adalah untuk saling melengkapi satu sama lain.

namun apabila terjadi hubungan homoseks, maka terjadi suatu tidak kelengkapan. misalnya saja pasangan tidak bisa melakukan coitus dll. memang dalam hal relasi, tidak kalah dibandingkan pasangan heteroseksual. sekiranya ada sesuatu yang salah sehingga mereka tidak bisa mencintai lawan jenisnya.

mengenai hal pengasuhan anak, walaupun tidak bisa secara alami, namun mereke bisa saja mengadopsi anak dan hal itu tentu lebih terberkati oleh Tuhan. mereka sudah mempertajam hati nurani dan kepeduliannya. artinya saya setuju dengan pengadopsian anak ini.

mengenai kehidupan pribadi si anak nanti di sekolah dan lingkungan ketika diketahui bahwa orang tunya homoseks, memang tidak bisa dilakukan apa- apa. mental anak itu pasti akan tertekan. hanya bisa berharap agar teman- temannya tidak melakukan suatu yg buruk.

ini semua sebuah dilema....

Melvin
XIA / 16

dito mengatakan...

Homoseksual...,sebernya saya juga masih bingung mengungkapkan ini salah atau benar,namun menurut saya hal ini merupakan perbuatan menyimpang dan menyalahi kodrat sebagai manusia yang diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan yang saling berpasangan untuk melengkapi.Namun Tuhan memerintahkan kita untuk mengadakan keturunan,hal ini hanya dapat dilakukan oleh sepasang wanita dan pria.

Jika kita ingin melihat hak asasi dan kewajiban menikah pada setiap umat manusia,namun kita juga tidak boleh memaksakan hal itu dengan menghalalkan segala cara seperti perkawinan homo dan lesbi.Dengan cara ini tidak dapat mengahsilkan keturunan,jika ini dilegalkan,maka akan banyak kejadian seperti ini dan bisa membuat populasi manusia berkurang.

Selain hal itu jika mereka mengadopsi anak dan merawatnya hingga besar,ia mungkin akan berbeda,karena tidak tumbuh dalam lingkungan yang memadai atau wajar,seorang anak juga selalu membutuhkan sosok ibu dan ayah yang tidak bisa digantikan oleh syapa pun itu.

Di dalam kehidupan sosial mereka jugalah manusia biasa,maka kita tak boleh berbuat diskriminatif

Sekarang mulai laah kita berpikir,buka mata hati,tentukan dan hiduplah sewajar nya,sesuai kehendaj-Nya


Anindito Bayhaqie XI E/4

Unknown mengatakan...

Menurut saya, tindakan homoseksual merupakan tindakan yang tidak benar. Mengapa Allah menciptakan manusia dalam dua jenis, laki-laki dan perempuan? Tentu agar mereka bisa hidup berpasangan dan saling melengkapi satu sama lain. Mengapa kaum homoseksual mencoba berbuat menyimpang dari kehendak Allah?

Jovian J. / XI-D / 22

kevinepe mengatakan...

Ini memang jaman edan. Pria dan pria atau wanita dan wanita bisa saling mengawini. Ini jelas-jelas menyalahi kodrat. Terlepas dari faktor biologis yang membuat mereka berorientasi menyimpang, mereka seharusnya telah tahu bahwa kodrat mereka adalah menikah dengan sesama jenis. Sehingga ketika rasa suka dengan sesama jenis muncul, mereka bisa langsung menjaga diri agar tidak sampai mencintai apalagi mingin mengawini sesama jenis.
Tapi ini adalah realita. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita menyikapi para insan yang berorientasi demikian ini. Kita tak seharusnya mengucilkan mereka dan menganggap mereka hina. Seberapapun menyimpangnya mereka, mereka tetap bagian dari kita. Kita harus menerima mereka bahkan sebisa mungkin mengembalikan mereka ke "jalur" yang benar seperti yang telah dikodratkan Tuhan.

Kevin Eka Putra
XI F / 28

G.A.B.E mengatakan...

Sejujurnya, saya merasa aneh mengapa topik mirip ini sepertinya semakin banyak muncul di kalangan masyarakat sekarang. Tetapi apabila saya perlu berpendapat, tindakan homoseksual tidak saya setujui. Pada awalnya manusia diciptakan 2 jenis, laki-laki dan perempuan. Mereka dibuat sedemikian rupa oleh Tuhan agar bisa mempunyai keturunan dan supaya bisa saling mencintai dan melengkapi satu sama lain. Dan hal tersebut merupakan kehendak-Nya.

Saya sendiri bingung mengapa ada homoseksual, beberapa peneliti berkata bahwa itu merupakan masalah hormon atau pengaruh dari lingkungan. Dan juga perkawinan sesama jenis itu pun tidak akan menghasilkan keturunan. Tapi kalau pernikahan dengan seseorang yang mengalami operasi kelamin...saya tidak tahu juga itu masih perkawinan sesama jenis atau bukan.

Apabila saya coba untuk menduga, dari aspek jasmani tentu saja homoseksual dan heteroseksual berbeda jauh. Tetapi mungkin dari aspek emosional atau rohani, perasaan cinta yang dimiliki pasangan homoseksual mungkin tidak jauh berbeda dengan perasaan cinta yang dimiliki pasangan heteroseksual.

Merupakan suatu hal yang bisa dipertanyakan. Apabila Tuhan menghendaki adanya pasangan heteroseksual dan bukan homoseksual, dan semua hal selalu berjalan sesuai dengan kehendak-Nya, mengapa bisa ada pasangan homoseksual?

Ya dari keseluruhan, saya tidak setuju adanya perkawinan homoseksual. Dunia akan menjadi semakin aneh jika ada.....

Komedi :
"It's Adam & Eve, not Adam & Steve"

By :
Gabriel Alexander XIE 21

Ten No Michi mengatakan...

LEO NUGRAHA / XI-B / 29

Menurut pendapat saya, sekalipun misalnya homoseksual itu bukan kelainan atau gangguan jiwa, tetap saja hal itu tak dapat diterima. Pasalnya bila mengambil patokan Gereja Katholik, Gereja Katholik menegaskan perkawinan itu untuk mereka yang bebeda jenis kelamin (heteroseks) bukan homoseks. Lagipula seharusnya kita sadar sendiri untuk apa Tuhan menciptakan perempuan kalau toh nantinya laki - laki akan "main" dengan laki - laki lagi. Bila melihat dari asal usul, Tuhan menciptakan Adam dan Hawa sebagai pasangan. Tuhan tidak menciptakan pasangan homoseksual, karena itu janganlah kita menyalah artikan homoseksual sebagai suatu hal yang patut diangan - angankan karena bagaimana pun juga, manusia akan "main" dengan lawan jenisnya sesuai kodrat Allah dan bukan "main" dengan sesama jenis.

Tangleons mengatakan...

Homoseksual adalah penyimpangan orientasi seksual. Namun konsep penyimpangan ini dapat bagi kaum yang menyimpang, adalah sebagai hal yang benar sedangkan konsep kita adalah konsep yang salah. Selama kita masih menggunakan konsep "Majority Rule", maka apa yang menyimpang dan apa yang tidak hanyalah pendapat masyarakat terbanyak.

Hukum Agama (Katholik) jelas-jelas melarang perbuatan yang saya anggap menyimpang ini, yakni homoseksualitas, namun kita tidak bisa mengingkari bahwa mereka tetap memiliki hak yang sama dengan kita sebagai manusia. Indonesia sendiri membiarkan tindakan-tindakan homoseksualitas (Kecuali untuk Muslimin di Aceh), tetapi tidak mengakui hubungan atau pernikahan sejenis. Yang lebih mengherankan lagi ada beberapa negara yang membiarkan lesbian, tetapi tidak membiarkan gay(Contohnya, bisa kita lihat negara tetangga kita Singapura). Sedangkan beberapa negara muslim menghukum mati mereka yang homoseksual.

Kita dapat berbicara bebas disini, di Indonesia, tetapi saya tidak yakin kita bisa membahas masalah ini dengan bahasa Belanda atau bahasa Jerman, oleh sebab tidak boleh adanya diskriminasi terhadap kaum homoseksual di uni eropa. Mereka memang memiliki hak, dan kita harus (terpaksa) mengakui hak mereka yang didukung oleh negara mereka berada.

Memang, dunia sudah lepas dari kodratnya.

Arwin XIB/11

Fransiskus Raymond mengatakan...

Homoseksual sangat jelas merupakan penyimpangan dalam kepribadian manusia, sebab kita mengetahui bahwa secara umum orang diciptakan untuk tertarik pada lawan jenis.
Dari sisi hak, kita dapat membaginya menjadi 2 sisi yakni hak pasangan dan hak anak. Pasangan dikatakan memiliki kebebasan untuk menikah (dengan alasan bahwa homoseksual tidak dilihat sebagai kelainan) sedangkan anak juga memiliki hak untuk mengenal orang tuanya (yang tentunya ayah dan ibu). Dalam hal ini, sebagai orang dewasa maka pasangan harus memperhatikan hak anak. Kedewasaan menjadi faktor penting yang membawa kita untuk mendahulukan hak anak yang bahkan masih sangat muda untuk paham akan dirinya sendiri.
Dengan adanya hak, maka timbullah kewajiban yang mendefinisikannya. Salah satu tujuan penting dari perkawinan yaitu untuk mengadakan keturunan dan mendidik mereka. Jika pasangan homoseksual disetujui, bagaimana mereka bisa memenuhi kewajiban memiliki keturunan biologis. Bahkan, walau mengadopsi tetap saja pendidikan anak akan sangat minim, sebab ada suatu kombinasi antara kebapakan dan keibuan yang akan membangun pribadi yang utuh dan seimbang.
Oleh karena itu, homoseksual yang sifatnya tidak global ditambah ketidakmampuannya untuk memenuhi hak dan kewajiban komponen-komponen yang terdapat dalam perkawinan secara menyeluruh tidak dimungkinkan.

Fransiskus Raymond XIE/20

Yohanes Wirawan Putranto mengatakan...

Menurut pendapat saya, gay dan lesbian sangatlah tidak benar dan orang" seperti inilah yang dianggap menyimpang oleh masyarakat.
Dikatakan menyimpang, karena mayoritas mengatakan begitu. Namun, apabila mayoritas mengatakan tidak menyimpang, maka gay atau lesbian akan tidak menyimpang. Jadi, apakah gay atau lesbian salah?

Menurut saya, gay maupun lesbian adalah salah. Ini dapat kita lihat dari 3 sisi.

1. Dari sisi agama, Tuhan memerintahkan kita agar kita berkembang biak dan beranak cucu. Dengan adanya gay, berarti kita melawan Tuhan, dan ini merupakan dosa. Maka, gay maupun lesbian jelaslah salah di pandangan agama.

2. Dari sisi sosial, Mayoritas masyarakat mengatakan bahwa gay maupun lesbian adalah salah karena mereka tidak dapat memenuhi diri satu sama lain. Mungkin dapat dipenuhi melalui perasaan, namun secara biologis sudah pasti tidak terpenuhi. Dan, ini sangatlah tidak benar.

3. Dari sisi keluarga, gay dan lesbian sangatlah tidak benar. Sepandai-pandainya seorang laki-laki bertingkah sebagai wanita, dia tidak mungkin menjadi wanita 100% dan ini dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak yang hendak diadopsi. Oleh sebab itu, sangatlah tidak benar adanya gay maupun lesbian.

Singkat kata, kemungkinan seorang homoseksual menikah sangatlah tidak benar dan saya menentang adanya itu.

Yohanes Wirawan Putranto
XI C / 40

janitra mengatakan...

Dari sisi agama tentunya homoseksual itu merupakan dosa, sebab Tuhan menciptakan manusia laki-laki dan perempuan agar dapat menghasilkan keturunan, dan mengisi alam yang telah Tuhan ciptakan. Dan dri sisi apapun, saya tidak bisa membenarkan homoseksual, karena pada dasarnya, itu telah menyimpang dari aspek moral maupun biologis

Ivanzz mengatakan...

ah, mereka yang homoseksual pasti tidak pernah berpikir akan pemberian Tuhan, mengapa Tuhan menciptakan kita dengan wajah berbeda, kemampuan berbeda, jenis kelamin berbeda, salahsatunya adalah agar kita saling melengkapi, agar hidup kita lebih berwarna-warni, daripada hidup dengan orang-orang yang mukanya 100% sama, maka dari itu hidup berdampingan antar lawan jenis punya sensasi tersediri, itulah mengapa orang berpacaran, orang menikah, dan bagi para kaum homoseks ini pasti pikirannya sudah mendekati kegilaan untuk tertarik pada sesama jenis..
Ivan-XIB/25

K mengatakan...

Cukup sulit menilai kebenaran homoseksualitas. Tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Yang jelas, kaum homoseks tidak dapat menjalankan perkawinan secara penuh karena tidak dapat menurunkan keturunan, dan merupakan perilaku devian. Mungkin perlu ada penyelidikan lebih lanjut mengapa dalam hubungan antarmanusia terdapat homoseksualitas.

Aditya Kristanto
XI-A / 1

kiel mengatakan...

Bila kita melihat hal ini dari kacamata Kekristenan, hal ini tidak dapat dibenarkan karena Tuhan telah menciptakan manusia beragam, seorang laki - laki diharuskan menikah dengan seorang perempuan sesuai dengan kodratnya. Dalam pelajaran agama pun, hal homoseksual ditentang karena tidak sesuai dan tabu.

namun bila kita melihat hal ini dalam kacamata dunia, hal ini sah -sah saja, karena setiap orang memiliki hak, mereka bisa dengan bebas mewujudkan haknya, orang lain tidak bisa melarang. Hal ini sudah dipraktekan diberbagai negara dengan memperbolehkan pasangan homoseksual

Yehezkiel XID /39

Ry0_W4t4n4b3 mengatakan...

perkawinan sesama jenis tidak dapat dibenarkan. Tuhan berkehendak pria berpasangan dengan wanita, bukan dengan sesama pria, begitu pula dengan wanita, wanita dengan pria bukan dengan sesama wanita. Masalah ketertarikan dengan sesama jenis sebenarnya bisa diatasi dengan pendoaan terhadap orang tersebut atau terapi mental. Namun, tidak banyak yang berpikiran untuk itu. Sehingga timbul pelegalan perkawinan sesama jenis. Tidak semua orang ingin untuk didoakan dan juga tidak semua orang punya biaya untuk terapi mental atau psychoteraphy sehingga itu terjadi.

Marvin
XIC/26

Unknown mengatakan...

Homoseksual secara gereja katolik jelas sangat dilarang. Menurut Gaudium et Spes artikel 50, tujuan perkawinan diarahkan untuk mengadakan dan mendidik keturunan. Selain itu, perkawinan memiliki sifat-sifat pokok, salah satunya yaitu heteroseksualitas dimana yang menikah adalah pria dan wanita.

Meskipun kaum homoseks dapat mengadopsi anak, anak itu bukanlah keturunan mereka. Karena memang mustahil kamu homoseks dapat menghasilkan keturunan. Selain itu, apa yang terjadi apabila anak itu telah tumbuh dewasa dan mengetahui bahwa 'orang tua'nya adalah kaum homoseks. Kemungkinan besar ia sulit diterima di masyarakat, menjadi bahan ejekan, dan lama kelamaan akan dikucilkan.

James Hidayat
XI-E / 24

Unknown mengatakan...

Saya lebih senang untuk mengkategorikan homoseksual dan kroni-kroninya sebagai sebuat "penyakit" daripada sebagai "keinginan dari dalam diri sendiri" - sehingga mengarah ke dosa dsb.

Karena,seorang penderita homoseksual itu sendiri tidak mempunyai peluang yang jelas (setidaknya menurut sepengetahuan saya) untuk dapat kembali menjadi normal,ataukah mereka ditakdirkan sebagai seorang homoseks seumur hidupnya,atau lagi itu hanyalah keinginan belaka,hal inilah yang belum dapat diungkap oleh peneliti manapun hingga sekarang.

Kita di satu sisi sebagai pihak normal,dapat mengatakan bahwa mereka salah,namun jika kita diposisikan di pihak mereka?

Dari sini muncul pertanyaan bagaimana kemungkinan homoseks dapat menikah,mempunyai anak,dsb.

Ricky Kristanda mengatakan...

“Bahwasanya dunia ini akan semakin sulit dan semakin jahat adanya”. Pernyataan itulah yang menurut saya sesuai dengan realita yang dapat kita lihat dalam kehidupan kita saat ini. Dalam Alkitab dikatakan, bahwa mendekati hari kedatangan Tuhan akan terjadi banyak hal-hal yang seolah-olah benar, tetapi sebenarnya bertentangan dengan kehendak Allah. Hal ini sejalan dengan munculnya berbagai pendapat, khususnya di negara-negara Eropa, yang melegalkan adanya homoseksual (gay ataupun lesbian).

Pada awal penciptaan manusia, Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan. Pasangan manusia pertama ditetapkan oleh Allah adalah laki-laki dan perempuan (yaitu Adam dan Hawa). Tokoh-tokoh Alkitab yang menikah, selalu heteroseksual tidak disebutkan dalam Alkitab adanya homoseksualitas. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kehendak Allah adalah suatu perkawinan yang heteroseksual yang mampu menghasilkan keturunan (sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam kitab Kejadian bahwa manusia harus beranak cucu dan penuhilah bumi dan taklukkan bumi).

Suatu pendapat yang menggunakan dasar hak asasi terhadap kaum homoseksual dapat disebut sebagai sebuah pendapat yang menyesatkan (ajaran-ajaran palsu). Ingat bahwa mendekati hari kedatangan Tuhan yang mendekat, Alkitab mengatakan bahwa akan timbul banyak sekali pengajaran-pengajaran yang mempertentangkan hukum Allah. Nampaknya secara logika, memang mereka benar. Tetapi semua itu akan menggoyahkan iman kita akan Yesus Kristus serta pemahaman kita akan ajaran-ajaran serta perintahNya.

Menurut saya, tidak dapat dilegalkan suatu pernikahan homoseksual.

RICKY KRISTANDA XI D/33

alexlekleks mengatakan...

kita harus menyadari bahwa kasus homoseksualitas tidak lagi dikategorikan sebagai kelainan jiwa/penyakit psikis
menjadi homoseksual ataupun heteroseksual yang berbeda hanyalah masalah orientasi seksual
hal pernikahan yang harusnya diatur oleh negara adalah bertujuan untuk memenuhi hak hak warganegaranya
melihat bahwa kaum homoseksual juga memiliki kebutuhan untuk menikah, seharusnya lembaga2 masyarakat dapat mengakomodasi kebutuhan mereka

alexlekleks mengatakan...

alexander daulat XI-D/2

cafa mengatakan...

Saya tidak setuju apabila kemungkinan itu terjadi, dan saya sangat prihatin apabila ada kaum homoseksual/lesbian menikah.

Karena dari awal pun kita sudah mengetahui, kalau Yahwe menciptakan manusia, Hawa(Perempuan) dan Adam ( Laki-laki). Dan berfirman Beranak Cuculah (Kejadian 1:28). Dan juga pada Kejadian 9:1; Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.


Kalau sesama Jenis, Bagaimana Firman itu tergenapi??

Rizky, 11A-17. Terimakasih

Unknown mengatakan...

jaman semakin maju,permasalahan pun semakin kompleks.
Banyak tanggapan pro dan kontra dari masyarakat tentang homoseksual ataupun lesbian.Dapat disimpulkan orang yang pro terhadap hal ini memiliki anggapan bahwa sikap itu bukan mereka yang inginkan,mereka tidak menggangu orang lain dan perkawinan merupakan hak mereka, sehingga demi mempertahankan hak seseorang perkawinan sejenis ini sah-sah saja.
Namun orang yang kontra memiliki berbagai alasan juga antara lain Tuhan menginginkan manusia untuk beranakcucu, dan menghasilkan keturunan itu sudah merupakan kodrat dari perkawinan yang tidak boleh dilanggar,apabila mengadopsi anak dilihat dari sisi anak-anak hal tersebut tidak baik.

secara pribadi saya tidak dapat menilai atau mengecap homoseks atau lesbian itu buruk atau baik. Namun sejujurnya saya menolak perkawinan ini, karena menghasilkan keturunan adalah salah satu firman yang diberikan oleh Tuhan yang harus ditaati.
Apabila sepasang perkawinan sejenis mengadopsi anak, kasihan anak tersebut karena pada dasarnya seorang anak dalam masa tumbuh kembangnya memerlukan didikan dari seorang sosok ayah dan kasih sayang dari seorang sosok ibu.
Selain itu apabila si anak sudah cukup besar dan mulai mengerti mengenai perkawinan sejenis, anak tersebut akan merasa tidak enak terhadap orang lain, dan ia akan merasa dikucilkan sehingga akan menimbulkan berbagai tekanan-tekanan dalam diri anak yang nantinya akan menjadikan kelainan pada anak tersebut.

BennyH/XIE/9

Unknown mengatakan...

Menurut saya pasangan homoseksual tidak boleh diijinkan untuk menikah, karena bagi saya homoseksual adalah penyakit psikologis yang harusnya disembuhkan. Tetapi jika kita memberi ijin untuk menikah kepada pasangan homoseksual, maka hal itu akan membuat banyak pasangan homoseksual yang akan pasrah kepada keadaan dirinya. Selain itu Allah tidak menghendaki pasangan hoseksual untuk menikah karena , pasangan homoseksual tidak akan bisa mempunyai keturunan yang selama ini menjadi tujuan pernikahan.

Saya juga tidak setuju jika pasangan homoseksual diberi ijin untuk mengadopsi anak, karena keluarga lah yang pertama kali membimbing dan membentuk kepribadian seorang anak. Jika orangtuanya saja sudah memiliki perilaku seks menyimpang bisa-bisa cara pandang yang diajarkan kepada anak yang diadopsi salah.

Yohanes Rico / XI-C / 38

steve edpin mengatakan...

Steve Edpin XI-A / 19

Ini merupakan masalah yang sering dibahas, namun tidak pernah disentuh lebih mendalam.

Jujur saja, saya tidak mengerti mengapa hal-hal seperti ini dapat terjadi. Saya tidak setuju atas homoseksual. Saya pun tidak hidup di dalam keadaan-keadaan yang memiliki masalah seperti ini. Saya katakan tidak setuju karena di dalam Injil, Tuhan menciptakan makhluk yang paling sempurna, yakni manusia atas dua jenis. Pria dan wanita.
Di dalam Injil juga Tuhan bersabda bahwa Ia menginginkan adanya keturunan yang banyaknya seperti bintang di langit dan lainnya.

Jika kita lihat apa yang dinamakan homoseksual, maka kita dapat mengerti bahwa ini merupakan hubungan antara makhluk hidup (manusia yang dibahas di sini), yang terdiri dari jenis kelamin yang sama.

Jenis kelamin sama saling berhubungan, lalu kita kaitkan dengan Injil yang bercerita tentang keturunan. Jenis kelamin sama yang saling berhubungan, sampai nanti pun mereka tidak akan menghasilkan keturunan. Dengan demikian, satu masalah bahwa homoseksual dikatakan salah ialah benar!

Tuhan menciptakan Adam dan Hawa. Tuhan menginginkan mereka hidup dari dua tubuh yang bersatu dalam satu tubuh, saling berbagi, daam cinta kasih. Yang dimaksudkan di sini ialah memang Tuhan menciptakan pria dan wanita di dalam kehidupan manusia pertama, untuk mengajarkan kepada kita supaya bisa hidup saling memenuhi walaupun berbeda jenis. Di sini, dapat kita lihat bahwa homoseksual juga bisa dikatakan sebagai sesuatu yang salah. Dengan demikian, masalah homoseksual yang berkaitan dengan Injil bisa dikatakan salah dalam kehidupan kita.

Oleh karena itu, walaupun saya tidak mengerti mengapa proses homoseksual bisa terjadi, namun jika saya hubungkan dengan Injil, maka homoseksual bisa saja dikatakan bahwa itu ialah perbuatan yang tidak bermoral, itu tindakan yang menyimpang, itu tindakan yang tidak patut untuk dilakukan, itu tindakan yang tidak wajar, dan tentunya itu ialah tindakan yang salah.

Unknown mengatakan...

Pasangan homoseksual tidaklah dapat dibenarkan apabila kita melihatnya dari berbagai macam aspek kehidupan. Meskipun ada yang berkata bahwa pelarangan perkawinan homoseksual ini merugikan bagi kaum 'homo' tersebut, tetapi tetap saja kita tahu bahwa tindakan mereka itu salah. Tujuan mulia dari sebuah perkawinan adalah mendapatkan keturunan, tetapi apabila ada perkawinan homoseksual apa akan ada keturunan yang dihasilkan??
Poin penting dari tulisan ini adalah bagaimana perkembangan hidup dari si anak yang diangkat dari pasangan homoseksual ini setelah mengetahui bahwa ia hanya punya ayah ataupun ibu..

Yulius AJ
XIE/41

Unknown mengatakan...

maaf,nama dan nomor urut di bawah :

Kevin Dana XI A/15

Mr. Mix mengatakan...

Homoseksual sebenarnya tidak diijinkan oleh Gereja. Tuhan sendiri menghendaki, agar manusia saling melengkapi satu sama lain. Tidak ada laki-laki sefeminin perempuan dan mempunyai sifat keibuan. Juga tidak ada perempuan segagah laki-laki dan mempunyai sifat kebapakan. Jika pasangan homo tersebut hendak memiliki anak, maka anak tersebut tidak akan merasakan kehangatan sebagaimana layaknya kehangatan orang tua, dan mereka pun harus mengadopsi anaknya. Pada intinya banyak sekali orang-orang yang tidak setuju terhadap pandangan ini, karena manusia diciptakan Tuhan sebagai pasangan (laki dan perempuan) bukan antara sesama jenis (laki dan laki atau perempuan dan perempuan).

ADRIANUS STEFFAN (XI-E/1)

Stephan Sonny mengatakan...

Apapun alasannya, homoseksual adalah suatu hal abnormal yang tidak boleh diijinkan untuk melakukan pernikahan. Pada hakekatnya, pernikahan yang dikehendaki oleh Tuhan adalah pernikahan dari sepasang insan manusia, laki-laki dan perempuan. Hubungan intim yang dikehendaki Tuhan adalah hubungan yang dilakukan untuk meneruskan keturunan. Sedangkan pada homoseksual, bagaimanakah mereka meneruskan keturunan? Tentu berarti mereka tidak mengindahkan kehendak Tuhan, dan sekaligus menyeleweng dari kodrat pernikahan itu sendiri.

Ms. Grey mengatakan...

Hi, salam kenal.

Sebagai seorang Homosex, saya sangat senang masih ada orang yang memperhatikan kami.

Dulu sewaktu saya masih berpura-pura menjadi seorang "heterosex" saya adalah orang yg sangat tidak mendukung pernikahan sesama jenis.
Tapi setelah saya mulai menerima diri, saya melihat pernikahan itu memang sangat penting.

Alasan-alasan saya :
1. Pasangan yg tidak mempunyai ujung pangkal dari hubungan mereka lebih mudah terjerumus dalam sex bebas. Dan ini merupakan dosa juga kan??

2. Tanpa adanya ikatan, hubungan pasangan itu menjadi sangat rapuh. Karena untuk pasangan homosex, perceraian hanya cukup di ucapkan dan semuanya berakhir.

3. Sebagai perlindungan hukum. Kalau terjadi sesuatu dengan salah satu dari mereka, pasanganya tidak akan bisa mendapatkan haknya sebagai pasangan. Dan kalau terjadi KDRT, biasanya pasangan ini tidak akan berani melapor krn tidak adanya perlindungan hukum bagi pasangan Homosex.


Sekian comment saya....